Wednesday, October 10, 2012

Tips Traveling di Jepang - Menyusun Itinerary dan Menentukan Moda Transportasi

Sangat penting untuk menyusun rencana perjalanan atau itinerary yang jelas dan detail jika hendak melancong ke Jepang. Dengan itinerary yang lebih detail, kita bisa mengatur dan menekan biaya yang mesti dikeluarkan, karena Jepang termasuk negara dengan biaya akomodasi dan transportasi yang mahal. Mengatur agar bandara kedatangan dan pulangnya berbeda adalah salah satu cara tambahan untuk berhemat waktu dan biaya transportasi. Untuk akomodasi hostel saya kira bisa dianggarkan 2500 yen per malam. Sangat mungkin mendapatkan yang lebih murah dari itu jika anda bisa memesan jauh hari, tapi harga standar hostel di seluruh Jepang memang sekitar 2500 yen atau 300ribu rupiah.

Menentukan kapan waktu berkunjung ke Jepang, silakan baca postingan sebelumnya.

Akihabara Electric Town



Itinerary yang umum digunakan oleh turis luar negeri dan juga sering ditawarkan oleh travel agen adalah dengan tiba di Tokyo dan pulangnya lewat Kansai (Osaka) atau sebaliknya. Di Tokyo juga ada 2 bandara, Narita dan Haneda. Saya lebih merekomendasikan yang lewat Haneda karena relatif lebih dekat ke pusat kota Tokyo dan sedikit lebih murah biaya transportasi dari/ke bandaranya. Tujuan paling populer di Jepang biasanya adalah Tokyo, Kawaguchiko dengan Gunung Fuji-nya, Kyoto, Nara, Osaka, dan Kobe dengan kastil Himejinya.

Tokyo Tower
Stasiun JR Tokyo (Marunouchi central gate)
 
Itinerary yang sederhana kira-kira seperti berikut. Berkeliling kota Tokyo saja selama 2 hari. Lokasi yang ramai dikunjungi seperti Harajuku, Meiji Jingu, area pertokoan Shibuya dan Ginza, Electric Town Akihabara, Imperial Palace, Tokyo Tower, Asakusa, Odaiba dan yang lainnya. Berkeliling di Tokyo bisa dengan menggunakan 1-day pass untuk kereta JR seharga 730 yen. Sedangkan yang sedikit jauh di luar kota Tokyo seperti Yokohama (ongkos sekitar 500 yen sekali jalan) dan Kamakura (ongkos sekitar 800 yen sekali jalan) atau ke Nikko yang memiliki situs warisan budaya dunia (Nikko Pass untuk 2 hari seharga 3600 yen, beli di stasiun Tobu Asakusa).

Ke Gunung Fuji diluar musim pendakian (Juli-Agustus) hanya dibolehkan hingga ke Kawaguchiko 5th Station. Atau sebaiknya ke area Danau Kawaguchiko yang dekat dengan Gunung Fuji. Perjalanan dari Tokyo dengan kereta lokal sekitar 3 jam, dengan biaya sekitar 2500 sekali jalan. Kalau untuk sekedar  melihat-lihat pemandangan Gunung Fuji dari dekat, sehari cukup.

Dari Tokyo dengan bus malam Willer Express menuju ke Kyoto. Sekitar 7-8 jam perjalanan dengan biaya sekitar 5000~6000 Yen. Di Kyoto 2-3 hari sudah cukup untuk mengunjungi beberapa lokasi yang populer seperti Kinkaku-ji, Kyomizudera, Futarasan Jingu dan banyak lagi. Dari Kyoto juga bisa menuju Nara sekitar 45 menit dengan kereta lokal. Seharian di Nara kemudian malamnya pulang ke Kyoto.

Dari Kyoto ke Osaka hanya sekitar 30 menit dengan kereta lokal (540 yen sekali jalan). Dan dari Osaka ke Kobe juga sekitar 30 menit (350 yen sekali jalan). Mungkin bisa mengatur agar menginapnya di Osaka saja. Sehari berkeliling kota Osaka dan sehari lagi berkunjung ke Kastil Himeji di Kobe. Kemudian pulang melalui Bandara Kansai di Osaka. Itinerary di atas bisa diatur sebaliknya jika berencana tiba di Kansai dan pulangnya dari Tokyo.
 
Jika akan mengunjungi beberapa kota tujuan lain yang lebih jauh di luar jalur itineray di atas, maka mungkin perlu mempertimbangkan untuk membeli Japan Rail (JR) Pass. JR Pass disediakan khusus untuk turis dan hanya bisa dibeli vouchernya di luar Jepang. Silakan baca ketentuan mengenai JR pass di link ini. JR Pass berlaku untuk semua jaringan kereta JR di Jepang, termasuk kereta Shinkansen Hikari dan Kodama, serta beberapa jaringan JR bus dan kapal ferry. Kedua jenis Shinkansen ini sama saja dengan Nozomi, dengan sedikit lebih banyak stasiun berhentinya. Tetapi sudah cukup cepat untuk bisa menghemat waktu perjalanan. Dengan JR pass ini, strategi mengatur itinerarinya sedikit beda. Karena yang termurah saja sekitar  28.300 Yen atau sekitar 3.5 juta rupiah dan hanya valid untuk 7 hari. Manfaatkan masa valid 7 hari JR pass semaksimal mungkin.

Dengan JR pass anda bisa mengatur agar mengunjungi semua lokasi yang jauh terlebih dahulu, yang di jangkau oleh Shinkansen, pada 7 hari pertama. Misalnya hari pertama berkunjung ke Hiroshima dari Tokyo dan sore atau malamnya kembali ke Tokyo. Sebagai gambaran, bahwa tiket Shinkansen untuk Tokyo-Hiroshima itu sekitar 18000 yen. Pergi dan baliknya sudah 36000 yen. Di hari pertama saja JR pass anda sudah termanfaatkan dengan maksimal. Hari Kedua hingga hari ketujuh serasa naik Shinkansen gratis saja, bisa di gunakan untuk mengunjungi kota-kota jauh lainnya sesuai rencana itinerary anda tanpa perlu menginap, seperti Nagoya, Nagano, Niigata, Sapporo, Sendai, Fukuoka, Nagasaki, dan lainnya. Dengan cara seperti itu kita bisa menghemat waktu perjalanan dan tidak perlu pindah-pindah hostel, karena sore atau malamnya bisa balik lagi ke Tokyo, menghemat waktu berkeliling hanya untuk mencari penginapan jika mesti pindah-pindah hostel, dan tentunya hemat tenaga. Setelah hari ketujuh atau hari ke delapan baru menggunakan itinerary seperti yang di atas, keliling Tokyo, Yokohama, Kyoto, Osaka dan sekitarnya tanpa perlu menggunakan JR Pass.
Traveling hemat di Jepang menurut saya sangat cocok buat para pelancong yang sangat mobile alias gesit dan kuat berjalan kaki. Gaya traveling anda juga menentukan besar pengeluaran anda. Melihat sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan biaya semurah-murahnya.

Pemandangan malam kota Tokyo dari Odaiba


Salam,
Takbir

Tuesday, October 9, 2012

Tips Traveling di Jepang - Memilih waktu berkunjung ke Jepang

Mengenai pilihan waktu jika anda ingin melancong ke Jepang. Saya hanya sedikit merangkum dari link berikut: http://www.japan-guide.com/e/e2273.html dan berdasarkan pengamatan saya di Jepang.

Memilih waktu kapan rencana jalan-jalan ke Jepang akan sedikit menentukan juga apa yang akan bisa kita saksikan atau lihat di Jepang. Selain lokasi-lokasi wisata umum yang bisa kita kunjungi kapan saja di Jepang.

Desember-Maret: Musim dingin. Biasanya turis terutama dari wilayah tropis yang ingin lihat salju. Salju biasanya baru mulai turun pada akhir desember hingga akhir februari. Wilayah yg paling tebal saljunya tentunya wilayah utara Jepang. Atau daerah pegunungan di tengah-tengah pulau Honshu (pulau utama Jepang). Resort atau tempat bermain ski yang ramai ada di daerah Nagano yang pernah menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin 1998. Pilihan lain adalah ke ski resort di Niigata.

Maret-Mei: di berbagai wilayah di Jepang ramai mengadakan perayaan atau Matsuuri. Perayaan dengan arak-arakan benda-benda yang dianggap suci atau keramat dalam kepercayaan Shinto Jepang. Acara arak-arakan banyak di waktu ini karena cuacanya memang sejuk, makin berkeringat  makin segar rasanya.
April: Awal musim semi. Jika ingin melihat sakura, biasanya pada bulan ini. Minggu pertama dan kedua bulan april waktu ketika bunga sakura bermekaran. Waktu yang paling ramai dikunjungi oleh turis mancanegara dalam setahun kalender sepengamatan saya. Orang-orang Jepang ramai merayakannya dengan acara Hanami. Piknik dan bermalam di bawah pohon Sakura yang lagi mekar. Di beberapa taman malah ada tempatnya yang dibooking oleh perusahaan untuk para karyawannya merayakan hanami bersama. Yang juga menarik pada bulan april, yaitu dibukanya jalur alpine route di Tateyama (http://www.japan-guide.com/e/e7550.html). Jalanan yg tertutup salju tebal selama musim dingin, di potong secara presisi hingga kita bisa berjalan diantara tumpukan salju dengan ketebalan hingga 17 meter dikenal sebagai koridor salju Murodo.

*Gambar koridor salju Murodo diambil dari Internet. Sumber silakan klik di sini
Juni-Agustus: Musim panas. Orang-orang jepang dan juga turis mancanegara berbondong-bondong mendaki gunung Fuji yang memang hanya dibuka jalurnya pada musim panas (Juli-Agustus). Selain itu pada awal bulan agustus yang menjadi puncak musim panas (38 ~ 40 Celcius, gerahnya minta ampun) di berbagai kota mengadakan hanabi atau acara kembang api. Saat acara hanabi, para muda-mudi Jepang banyak yang mengenakan Yukata atau pakaian ala kimono yang lebih simpel. Kalau di Tokyo itu di dekat asakusa tepatnya di sungai sumida. Acara hanabi ternyata sangat-sangat ramai hingga berdesak-desakan. Kembang api mulai sekitar 19.00 hingga 21.00 tapi orang-orang sudah datang dari jam 3 sore untuk ambil posisi spot yg terbaik. 

September-November: Musim gugur. Yang menarik dari musim gugur bagi saya adalah, cuaca mulai sejuk lagi, dan daun-daun mulai berubah warna menjadi kuning dan merah sebelum akhirnya benar-benar rontok berguguran. Berkeliling jalan kaki sangat menyenangkan pada musim gugur.
Adapun waktu-waktu tertentu di mana waktu libur orang Jepang yang mungkin perlu diketahui, karena akan berpengaruh dengan ketersediaan akomodasi hostel dan transportasi bus yang murah. Orang Jepang (terutama muda-mudi) juga banyak yang memilih nginap di hostel dan naik bus yang lebih murah dibandingkan dengan kereta. Sehingga kemungkinan akan sedikit sulit mendapatkan akomodasi pada waktu-waktu ini.

Minggu pertama hingga kedua Januari: Orang-orang Jepang merayakan tahun baru dengan pulang kampung mengunjungi orang tua dan keluarganya. Kalau di Indonesia mungkin mirip acara mudik lebaran. Mereka juga sama seperti kita di Indonesia, booking penginapan dan tiket transportasi jauh-jauh hari. 
Akhir April hingga minggu Pertama Mei : Golden week atau rentetan hari libur nasional di Jepang. Lokasi wisata dan penginapan dipadati oleh turis domestik Jepang.



Salam,
Takbir

Danau Kawaguchiko

Danau Kawaguchi-ko terletak dekat dari Gunung Fuji. Terdapat 5 danau, tapi yang pengelolaannya sudah teratur dan tertata hanya Danau Kawaguchi-ko ini. Banyak hotel dan resort yang tersedia di sekitar danau ini. Satu danau lagi yang sedikit di tata adalah Danau Saiko, umumnya dikunjungi oleh orang yang ingin memancing dan berkemah di tepi danau.

Kami berlima menuju Kawaguchiko dari arah Yokohama. Berangkat sekitar pukul 7.30 dengan kereta Yokohama Line menuju stasiun Hachioji. Untuk hari biasa, dari Hachioji harus pindah kereta Chuo Line menuju Otsuki. Dan dari Otsuki pindah kereta lagi dengan Fujikyu Railway. Tetapi pada hari libur, JR menyediakan kereta ekspress dari Shinjuku langsung ke Kawaguchiko. Hanya satu kali perjalanan pada hari libur. Berangkat dari Shinjuku pukul 08.14 pagi. Kereta ini berhenti di Hachioji pukul 08.53, dengan kereta inilah kami langsung menuju Kawaguchiko. Total biaya satu kali perjalanan dengan kereta dari Yokohama atau dari Tokyo sekitar 2500 yen. Pilihan lain untuk menuju ke sana adalah dengan Highway Bus dari Shinjuku yang lebih murah, seharga 1700 yen. Perjalanan dengan kereta lebih menyenangkan menurut saya karena lebih banyak pemandangan yang bisa dilihat. Total waktu perjalanan dengan kereta sekitar 3 jam dari Yokohama atau area Tokyo dan sekitar 2.5 jam dengan naik bus. Berikut link untuk akses dan transportasi menuju Kawaguchiko: http://www.japan-guide.com/e/e6905.html
Dari Stasiun Kawaguchiko menuju Danau Kawaguchi-ko, bisa dengan jalan kaki sekitar 15 menit. Tidak begitu jauh menurut saya. Tapi untuk menghemat waktu dan tenaga untuk berkeliling di sekitar Danau Kawaguchi-ko sebaiknya dengan naik Retro Bus. Pemberhentian bus nomor satu persis di depan pintu keluar dari Stasiun Kawaguchiko. Pass yang berlaku 2 hari bisa dibeli di atas bus kepada supirnya seharga 1000 yen untuk jalur Danau Kawaguchi-ko saja. Serta 1300 yen untuk keliling Danau Kawaguchi-ko dan Danau Saiko yang sedikit lebih jauh.
Kami berlima tanpa tanya-tanya lagi langsung naik bus retro setelah membeli pass yang seharga 1300 yen. Tujuan kami sebenarnya keliling Danau Kawaguchi-ko, tapi ternyata kami salah naik bus. Bus yang kami naiki untuk jalur Danau Saiko. Beberapa halte awal masih sama dengan halte jalur Danau Kawaguchi-ko, baru sadar salah jurusan setelah melihat nomor pemberhentian halte nomor 56. Lah kok sudah nomor 56? Bukannya paling jauh nomor 21? Segera buka peta jalur bus yang saya minta di pusat informasi, ternyata benar kami salah naik bus. Karena alasan untuk menghemat waktu dan tidak mau berkeliling terlalu jauh di sekitar Danau Saiko. Kami pun berhenti di halte nomor 78. Mumpung di situ, kami manfaatkan berfoto-foto di tepi Danau Saiko. Dan menemukan tempat yang lapang di tepi danau untuk sekalian sholat saja, biar rasanya lebih lega untuk kelilingnya nanti.

Boyband lawas, 'Wrong Direction' dengan single teranyar 'Salah Jurusan'. 
Dari Danau Saiko kami kembali naik bus retro arah sebaliknya menuju Danau Kawaguchi-ko. Di Danau Kawaguchi-ko, yang ramai dikunjungi pelancong adalah kapal ferry yang berkeliling danau dan kereta gantung. Letak sandaran kapal ferry dan wahana kereta gantung tersebut saling berdekatan. Tapi tujuan kami sekedar berkeliling mengambil gambar di sekitar tepi danau. Hanya saja sayang sekali hari ini saat kami berkunjung, paginya hujan, dan puncak Gunung Fuji tertutup awan jadi rasanya kurang puas saja.

Sandaran ferry dengan latar kereta gantung yang tidak jauh dari situ
Pemandangan Danau Kawaguchi-ko dengan latar Gunung Fuji yang berawan
Di hari dengan langit yang lebih cerah, biasanya pada musim dingin, seharusnya tampilan seperti ini yang kami harapkan. *Gambar dari Internet



Wassalam,
Takbir