Saya sudah menyisihkan dana untuk membeli mobil sebelum saya berangkat ke US. Teman yang sudah lebih dulu di sini juga telah memberi tahu, bahwa memiliki kendaraan di sini sangat penting. Kalau tidak, maka mobilitas kita akan sangat terbatas. Saya sendiri memang sudah punya rencana untuk berkeliling US dengan menyetir mobil sendiri, sebelum nanti saya memutuskan pulang, meninggalkan US.
Sarana transportasi umum di US bukannya tidak ada atau tidak
bagus. Di kota-kota besar, seperti San Francisco (SF), sarana tranportasi
umumnya sangat bagus, banyak, dan menjangkau setiap sudut kota. Namun sebagian
besar orang memilih tinggal di luar kota, karena harga jual maupun sewa property
di kota sangatlah mahal. Untuk menjangkau area luar kota, tersedia juga bus
umum, namun jadwalnya bisa sejam sekali, dan tidak menjangkau semua tempat.
Sebagian besar orang yang bekerja di SF, memarkir mobil di stasiun, kemudian
naik kereta (BART) menuju SF. Hemat waktu, tenaga dan juga uang. Tarif parkir
di SF sangat mahal.
Kantor-kantor perusahaan juga tidak semuanya ada di SF,
tetapi tersebar di banyak wilayah. Kantor
saya sendiri saat ini berjarak 16 KM dari tempat tinggal saya. Dan klien kami
kantornya di tempat lain yang berjarak kurang lebih 25 KM. Mau tidak mau,
memang harus punya kendaraan sendiri. Bukan cuma untuk keperluan pergi ke
kantor, tetapi juga untuk pergi belanja keperluan sehari-hari.
Setiap negara bagian punya aturan berkendara masing-masing.
Di sini saya mau menceritakan bagaimana mendapatkan Driver License di
California. Singkatnya kita harus lulus ujian online dan tes berkendara. Materi
ujian online bisa diunduh di sini https://www.dmv.ca.gov/web/eng_pdf/dl600.pdf
Simulasi tes juga bisa kita lakukan dari banyak apps yang
tersedia buat pengguna Android maupun iOS apple. Saya sendiri butuh satu bulan
untuk membaca materi dan melakukan simulasi tes, hingga merasa lebih percaya
diri untuk melakukan ujian online.
Ujian online bisa dilakukan di kantor DMV terdekat. Jika
tidak ingin antri terlalu lama, bisa mendaftar dengan appointment melalui situs
web dmv.ca.gov. Atau bisa juga langsung datang dan mengantri. Biaya tes untuk
mendapatkan SIM adalah 33 USD. Jika tidak bisa lulus setelah tiga kali
percobaan, maka akan dikenakan lagi biaya yang sama untuk tiga kali lagi
kesempatan berikutnya. Jumlah soal ada sekitar 50-60 dengan maksimal kesalahan
adalah 6. Kita akan langsung tahu jawaban kita salah atau benar setiap kali
kita tekan tombol next. Saya langsung lulus dipercobaan yang pertama. Wajar,
karena belajar dan latihan soal selama sebulan.
Setelah lulus ujian tulis, kita akan dapat SIM sementara
yang berlaku selama 6 bulan. Dalam jangka waktu 6 bulan, kita harus melakukan
tes berkendara (behind the wheel). SIM sementara ini membolehkan kita
berkendara dengan pengawasan orang lain yang sudah mempunyai SIM yang valid.
Dengan SIM sementara ini, saya kemudian memutuskan untuk membeli mobil.
Harga mobil di US hampir sama dengan harga mobil di
Indonesia, terutama mobil buatan Jepang dan Korea. Untuk mobil buatan Amerika
atau Eropa, harga di sini jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia. Di
Indonesia, termasuk barang mewah karena pajak impor yang tinggi. Jika ingin
beli dengan cara kredit, kita harus punya credit history sebelumnya. Karena
saya masih baru, jadi tidak punya credit history. Saya terbantu untuk
mendapatkan kredit karena saya bisa membayar uang muka lebih tinggi. Jika bisa
membayar tunai tentunya akan lebih gampang. Memiliki kendaraan bermotor di sini,
kita juga diwajibkan untuk memiliki asuransi. Adapun pajak kendaraan tahunan kurang lebih
sama dengan Indonesia, sekitar 250$ per tahun.
Di US, kita menyetir di sebelah kiri. Awalnya saya sedikit
gugup, apalagi mobil yang saya beli itu matic. Belum pernah bawa mobil matic
sebelumnya. Pengendara di sini juga bawa mobilnya sangat laju. Untungnya di
sini rambu lalu lintas sangat jelas, dan pengendara lainnya patuh pada rambu.
Setelah dua tiga hari, saya mulai terbiasa menyetir kiri. Bahkan merasa lebih
nyaman dengan mobil transmisi automatic. Butuh waktu agak lama menyesuaikan
dengan kecepatan tinggi pengendara lain, terutama jika masuk ke freeway.
Setelah terbiasa menyetir, saya pun daftar untuk tes berkendara. Petugas akan menguji kita akan penguasaan kendaraan, seperti lampu belok, rem, emergency, lampu jauh, dan penggunaan sinyal dengan tangan jika lampu tersebut tidak berfungsi. Petugas kemudian akan duduk disamping kita dan mengarahkan ke mana kita berkeliling selama tes berkendara ini. Beberapa kesalahan diberitahukan petugas setelah ujian selesai, tetapi saya dinyatakan lulus.
Berkendaraan dengan roda dua atau empat, sudah menjadi budaya masyarakat lokal Amerika Serikat. Banyak warga lanjut usia yang masih mengemudi. Kita bisa berkendara dari pantai barat di Samudra Pasifik ke pantai timur yang menghadap Samudra Atlantik dalam waktu seminggu. Kota-kota terhubung dengan jalan bebas hambatan yang lebar. Perjalanan terjauh saya baru ke Los Angeles yang berjarak sekitar 600 KM yang saya tempuh dalam waktu 6 jam. Itu juga sudah pakai berhenti dua kali. Ada banyak tempat peristirahatan sepanjang perjalanan, untuk isi bensin ataupun sekedar istirahat meluruskan badan.
Ketika pulang berlibur ke Indonesia, kembali menyetir sebelah kanan dengan transmisi manual, saya masih sering salah jalur atau lupa injak kopling ketika berhenti di perempatan. Dan yang paling sering itu terbalik antara wiper dan sinyal belok. Tiba-tiba kaget, tidak ada hujan tapi tidak sengaja mengaktifkan wiper padahal mau belok. Di US saya berkendara menaati rambu-rambu, di Indonesia ketika saya berusaha mengikuti rambu lalu lintas, tetapi pengendara lain yang beringas melanggar lalulintas, saya pun jadi ikut terbawa berkendara dengan brutal. Sering membunyikan klakson. Di sini jika lampu merah mati, maka pengendara akan bergantian melintas satu per satu berlawanan arah jarum jam. Kondisi yang sama di Indonesia, tentunya tidak ada yang mau mengalah dan akhirnya jadi macet sendiri.
Mudah-mudahan nanti sebelum akhirnya selesai dari sini, saya berkesempatan berkeliling melakukan road trip di US. Tentunya akan lebih banyak lagi cerita yang bisa saya tuliskan di sini nanti.
Salam,
Takbir