Berangkat sabtu pagi dari Yokohama dengan kereta supercepat Shinkansen saya tiba di Kyoto hanya dalam waktu 2 jam. Dengan bus sekitar tujuh setengah jam. Begitu tiba di Stasiun Kyoto, saya langsung menuju kantor informasi turis. Di sini saya dapat peta Kyoto, peta lokasi sight seeing dan tempat yang paling banyak dikunjungi, dan yang penting juga peta jalur bus dalam kota Kyoto, semuanya gratis. Semua lokasi kuil dan istana, serta tempat lainnya dilalui oleh bus kota. Peta jalur bus benar-benar membantu dalam hal menentukan bus mana yang akan kita ambil dan berhenti di halte yang mana. Ongkos bus 220 JPY jauh dekat sekali naik, tapi sangat direkomendasikan buat kita yang memang hendak muter-muter Kyoto untuk beli tiket bus 1 day pass 500JPY.
Tujuan pertama adalah Kuil Kinkaku-Ji atau Rokuan-ji lebih dikenal luas sebagai kuil paviliun emas. Awalnya adalah sebuah Villa yang dibangun oleh Kintsune Saionji , seorang pejabat tinggi pada tahun 1220-an. Dan dinamakan Kitayamaden. Kuil ini kemudian dibeli oleh Shogun Ashikaga yang ketiga, Yoshimitsu, pada 1397. Tiga tahun setelah Yoshimitsu berkuasa. Atas perintah Yoshimitsu, Kitayamaden ditata dan diperbaiki, dan dinding luarnya dilapisi dengan emas, kemudian dikenal dengan nama Kinkaku. Kinkaku menjadi tempat peristirahatan Yoshimitsu hingga akhir hayatnya, dan atas pesannya, Kinkaku diubah menjadi kuil Buddha Zen setelah kematiannya. Pada dinihari, 2 juli 1950, kuil ini dibakar oleh seorang biksu yang katanya kurang waras, yang berusaha bunuh diri setelah membakar kuil. Kuil ini kemudian dibangun ulang dan patung Yoshimitsu yang ada di dalam kuil juga berhasil di restorasi.
Saya kemudian berjalan kaki sekitar satu setengah kilometer dari Kinkaku-Ji, menuju kuil lainnya, Ryoanji. Kuil ini dikenal dengan Rock Garden-nya atau yang saya terjemahkan Taman Batu kerikil-nya. Sebuah taman persegi panjang tanpa tanaman. Hanya kerikil dan onggokan beberapa batu. Dibuat oleh seorang biksu Zen yang sangat di hormati, Tokuha Zenketsu, pada periode Muromachi, sekitar tahun 1500-an.
Kuri, Bangunan utama kuil Ryoanji. Rock garden ada di dalam kuil ini.
Kolam luas yang berada di depan kuil. Disebut juga kuilnya bebek mandarin, karena banyaknya bebek jenis ini di kolam ini.
Keluar dari Ryoanji, tidak terasa sudah pukul 4 sore. Padahal baru dua dari sekian banyak kuil di Kyoto yang ingin saya kunjungi. Kyoto mempunyai setidaknya 17 situs yang masuk dalam daftar warisan kebudayaan dunia di UNESCO. Dari Ryoanji, saya hendak menuju Hostel yang tidak jauh dari Stasiun Kyoto, tapi karena masih terlalu awal saya rasa, akhirnya saya pun turun di tengah jalan, di kawasan pertokoan Kawaramachi-dori. Mungkin karena akhir pekan dan sekarang malam minggu, makanya ramai. Kawasan belanja ini mirip Blok-M di Jakarta, menurut saya.
Capek muter-muter di Karawamachi-dori, saya berjalan menuju Kyoto Stasiun dan menyempatkan mengambil gambar Kyoto Tower yang berada di depan stasiun.
Wassalam,
タクビール
No comments:
Post a Comment