Hong Kong bukan menjadi tujuan utama traveling kali ini, tetapi hanya transit. Dan saya mengatur jadwal agar setidaknya bisa sehari melihat kota Hong Kong. Pesawat tiba tengah malam dengan antrian imigrasi yang sangat padat hingga akhirnya saya keluar dari imigrasi sudah pukul 01.30. Kondisi di luar hujan deras, saya putuskan istirahat di dalam bandara saja menunggu pagi. Paginya dengan bus bertingkat khas Hong Kong, saya menuju Hostel yang sudah saya pesan sebelumnya. Hostel ini berlokasi di area Causeway Bay. Tidak jauh dari stasiun MTR (subway) dengan nama area yang sama.
Puas dengan panorama kota Hong Kong dari The Peak. Saya kembali ke pusat kota dan berjalan di sekitar Central Stasiun sekedar melihat situasi pada malam hari. Dari situ menuju ke beberapa street market di sekitar Stasiun Jordan. Melihat pasar-pasar di Hong Kong yang menjual barang-barang, pakaian dan aksesories hingga peralatan elektronik murah dari Cina, membuat saya jadi berpikir apa yang menjadi daya tarik hingga banyak orang Indonesia yang datang jauh-jauh belanja di Hong Kong. Semua barang-barang di sini ada di Indonesia, dan saya lihat tidak kalah bersaing dalam harga. Atau mungkin saya yang tidak tahu dan tidak mengerti tempat-tempat menarik di Hong Kong.
Hong Kong secara keseluruhan seperti bayangan saya sebelumnya. Padat dan sumpek. Seperti gambaran di film-film produksi Hong Kong yang dibintangi oleh Chow Yun Fat atau Andy Lau, yang sering saya nonton di Layar Emas RCTI ketika masih SMP dulu.
Hong Kong MTR
Setelah beristirahat sebentar di Hostel, kemudian berkeliling di beberapa spot yang ramai di Hong Kong. Paling nyaman dan mudah dengan menggunakan MTR. Saya beli one day pass 55 HKD. Tujuan pertama adalah pasar jalanan alias street market di sekitar stasiun Mongkok. Ladies Market dan sekitar Fa Yuen street yang dikenal juga sebagai Sneaker street. Yang saya lihat adalah kumpulan pedagang kaki lima di tengah jalan. Seperti Blok-M Jakarta dalam skala yang lebih besar. Tidak ada yang menarik di sini bagi saya. Berjalan di sini sekedar melihat banyaknya orang yang berlalu lalang, jalanan sempit dan macet oleh manusia. Saya merasa berada di Mangga Dua.
Setelah beristirahat sebentar di Hostel, kemudian berkeliling di beberapa spot yang ramai di Hong Kong. Paling nyaman dan mudah dengan menggunakan MTR. Saya beli one day pass 55 HKD. Tujuan pertama adalah pasar jalanan alias street market di sekitar stasiun Mongkok. Ladies Market dan sekitar Fa Yuen street yang dikenal juga sebagai Sneaker street. Yang saya lihat adalah kumpulan pedagang kaki lima di tengah jalan. Seperti Blok-M Jakarta dalam skala yang lebih besar. Tidak ada yang menarik di sini bagi saya. Berjalan di sini sekedar melihat banyaknya orang yang berlalu lalang, jalanan sempit dan macet oleh manusia. Saya merasa berada di Mangga Dua.
Lokasi utama yang ingin saya lihat dalam kunjungan singkat ini adalah The Peak. Hong Kong dalam bahasa asalnya berarti 'Pelabuhan yang Cantik'. Hongkong adalah pulau kecil dengan banyak bukit. Walau di tengah kotanya sudah sangat-sangat padat dengan bangunan, ternyata masih banyak juga area hijau. Terutama bukit-bukitnya. Tempat yang paling bagus untuk melihat panorama kota Hong Kong adalah dari atas The Peak. Untuk menuju ke atas, sarana yang paling populer adalah dengan tram (28 HKD) atau dengan bus dari central stasiun 10 HKD. Karena akhir pekan, antrian tram sangat panjang, saya pun memilih naik bus saja. Saya menunggu hingga malam di The Peak untuk menyaksikan panorama kota Hong Kong pada malam hari.
Puas dengan panorama kota Hong Kong dari The Peak. Saya kembali ke pusat kota dan berjalan di sekitar Central Stasiun sekedar melihat situasi pada malam hari. Dari situ menuju ke beberapa street market di sekitar Stasiun Jordan. Melihat pasar-pasar di Hong Kong yang menjual barang-barang, pakaian dan aksesories hingga peralatan elektronik murah dari Cina, membuat saya jadi berpikir apa yang menjadi daya tarik hingga banyak orang Indonesia yang datang jauh-jauh belanja di Hong Kong. Semua barang-barang di sini ada di Indonesia, dan saya lihat tidak kalah bersaing dalam harga. Atau mungkin saya yang tidak tahu dan tidak mengerti tempat-tempat menarik di Hong Kong.
Hong Kong secara keseluruhan seperti bayangan saya sebelumnya. Padat dan sumpek. Seperti gambaran di film-film produksi Hong Kong yang dibintangi oleh Chow Yun Fat atau Andy Lau, yang sering saya nonton di Layar Emas RCTI ketika masih SMP dulu.
Setelah berkeliling hingga tengah malam, MTR akan tutup sekitar pukul 01.00, saya balik ke Hostel dan Istirahat. Paginya saya akan berangkat untuk memulai petualangan yang sebenarnya.
Wassalam,
Takbir
No comments:
Post a Comment