Bab al Bahrain, Manama Souq
Bahrain negara pulau kecil yang berada di
Teluk Arab (menurut orang Arab) atau di Teluk Persia (menurut orang Iran).
Mungkin dengan alasan itu pula namanya Bahrain yang artinya dua laut dalam
bahasa Arab. Terletak di sebelah timur Saudi Arabia dan terhubung dengan
daratan Arabia melalui causeway. Saya pertama kali mengunjungi negara ini tahun
2011 yang lalu. Ceritanya saya tulis di sini.
Pedagang rempah-rempah di Manama Souq
Kali ini saya menetap lebih lama di
Bahrain. Sekitar 9 bulan. Tapi tidak banyak tulisan yang bisa dihasilkan.
Negara ini bisa dikelilingi cukup sehari. Waktu yang paling tepat berkunjung ke
sini adalah bulan november hingga maret di mana udara terasa sejuk. Sedangkan
pada Mei hingga Oktober musim panas khas wilayah gurun Arab, membuat kita tidak
leluasa berkeliling.
Bocah-bocah Bahrain, anak pulau mesti jago
berenang.
Mayoritas penduduk Bahrain menetap di
bagian utara pulau yang memang terlihat lebih banyak pohon dibandingkan selatan
yang gersang. Bahkan pantai utara juga direklamasi untuk dataran baru, padahal
area selatan masih banyak yang kosong. Pikir saya mungkin karena akses air
bersih yang sulit didapatkan di selatan makanya jarang penduduk. Adapun sumber
air bersih mereka berasal dari air laut yang disuling. Wilayah gurun di selatan
menjadi pangkalan pasukan bersenjata Bahrain. Lokasinya dekat dengan Tree of Life atau
Shajarat-al-Hayat yang terkenal, dan kadang menjadi ikon pariwisata di Bahrain.
Reklamasi pantai di Utara Bahrain (foto
dari atas gedung Zain)
Untuk menuju ke Tree of Life dari Manama mungkin butuh sekitar 45
menit. Tidak ada kendaraan umum untuk menuju ke sana, jadi paling bagus mesti
sewa mobil dan menyetir sendiri. Sewa mobil kisaran 8-10 Dinar Bahrain (BHD)
atau sekitar 300ribu per hari. Bensin masih murah, 100 fills atau 3300 per
liternya. Sepertinya kurang lengkap berkunjung ke Bahrain jika belum melihat
sendiri yang namanya Tree of Life. Rasa penasaran yang besar yang membawa saya
bersama beberapa teman ke sana.
Lokasinya begitu terpencil, tapi meski
begitu pemerintah Bahrain menempatkan petugas keamanan untuk menjaga pohon itu.
Kasian juga petugas yang ditempatkan di situ. Ada fasilitas toilet yang
disediakan juga di dekat situ. Jujur saja, ini hanyalah pohon biasa yang bisa
kita lihat di kota Manama, yang membuatnya unik adalah karena menjadi pohon
satu-satunya di area itu. Menurut artikel yang saya baca, pohon itu
diperkirakan sudah berumur 500 tahun. Ketika berkunjung di sana akhir musim
dingin, terlihat semak semak gurun di sekitarnya, mungkin pada puncak musim
panas, pohon ini adalah satu-satunya tanaman hidup di situ di tambah satu
makhluk hidup yaitu petugas keamanan yang menjaganya.
Seperti kata seorang teman, semua tempat
menarik di Bahrain itu buatan manusia modern. Seperti mall dan tempat hiburan
lainnya. Akhir pekan, mall penuh oleh warga yang tidak punya pilihan lain untuk
jalan-jalan. Tapi bukan berarti tidak ada tempat bersejarah yang tersisa di
sini. Beberapa tempat bersejarah yang sempat saya kunjungi antara lain, Bahrain
Fort, Al Jasra House dan Mesjid Khamis.
Bahrain Fort atau Qal'at al-Bahrain
terletak di utara Pulau Bahrain salah satu peninggalan arkeologi di Bahrain
yang patut dikunjungi. Dibangun dari batu yang dipahat dan direkatkan dengan
tanah liat. Benteng ini selain untuk tujuan militer, di dalamnya juga diperuntukkan
untuk kegiatan lain di masanya yang merupakan pusat perdagangan di pulau ini.
Situs arkeologi dekat Bahrain Fort dengan
latar Museum Bahrain
Ada juga Arad Fort di area Muharraq
Beit al-Jasra (Al Jasra House) adalah
salah satu contoh rumah tradisional yang tetap dijaga kelestariannya di
Bahrain. Merupakan tempat lahirnya mendiang Raja Bahrain, Shaikh Isa bin Salman
al Khalifa. Bangunan yang terbuat dari batu karang dan batang pohon korma.
Terdiri dari beberapa ruang kecil untuk menerima tamu, ruang pria, ruang
wanita, dapur dan kamar tidur.
Masuk ke ruangan-ruangan yang ada di sini
lumayan buat ngadem dari hawa panas
Tidak jauh dari Al Jasra House ada tempat
yang disediakan bagi seniman kerajinan tangan Bahrain.
Lukisan potret tradisional warga lokal Bahrain
Masjid Khamis dipercaya sebagai mesjid
pertama yang dibangun di Bahrain, pada masa Dinasti Umayyah. Abad pertama
hijriyah. Lokasinya sekarang dikelilingi oleh pemukiman penduduk.
Saat ini sudah direstorasi sebagian, dan pengerjaannya terlihat masih berlanjut
ketika berkunjung ke sini.
Beberapa makam kuno yang berada di
dekat bangunan masjid
Masjid Al Fatih, yang terbesar di Bahrain
Perpustakaan dalam kompleks Masjid Al Fatih
Kota Manama akan terlihat indah di malam
hari dengan kelap-kelip lampu digedung-gedung tinggi. Siangnya sangat jauh
berbeda, karena panas dan terlihat gersang.
Di beberapa titik di Kota Manama, terdapat
perahu tradisional Bahrain yang sengaja di tempatkan di taman-taman atau dekat
pusat perbelanjaan.
Bahrain juga punya gedung World Trade
Center yang ikonik di Manama
Deretan pohon dan gedung dihiasi lampu-lampu
bewarna putih dan merah dengan corak bendera negara Bahrain ketika perayaan
hari nasional di Bahrain.
Pusat perayaan dengan mengadakan pesta
rakyat di area BIC (Bahrain International Circuit) yang juga merupakan lokasi
ajang balap Formula 1. Jalan menuju BIC begitu macet sehingga kami butuh
sekitar 3 jam untuk mencapainya
Selama menetap di Bahrain menjadi lebih
betah dan menyenangkan adalah keakraban warga Indonesia yang ada di sana. Baik
itu dengan pegawai KBRI maupun saudara sebangsa yang lain yang bekerja di
Bahrain. Semua berbaur dan setidaknya sekali seminggu pasti ada saja acara
kumpul-kumpul sekedar untuk memelihara keakraban dan kekompakan sesama WNI.
Baik itu acara yang diadakan oleh pihak KBRI maupun oleh sesama WNI. Komunitas
warga Bahrain membentuk Perkibar yang
bisa kita lihat kegiatannya di situs web Perkibar.
Berfoto bersama setelah pertandingan
sepakbola melawan komunitas warga Malaysia di Bahrain.
Nonton bareng ke stadion, menyaksikan laga
ujicoba timnas Bahrain dengan Kolombia. Lumayan bisa melihat aksi Radamel
Falcao dari dekat. Juga menyaksikan kehebohan penonton warga Bahrain yang suka
norak lari menerobos ke lapangan bahkan ketika pertandingan sedang berlangsung.
Acara bakar-bakar atau istilah kerennya
barbeque, lesehan berlindung dari badai pasir yang menjadikan latar belakang
langit Manama berpendar warna kemerahan.
Wassalam,
Takbir
8 comments:
Salam kenal pak takbur
Saya Diah
Saya rencananya akhir mei 2016 akan backpackeran di jepang selama 5 hari...kamu pulang pergi dari Narita
Ini merupakan pengalaman pertama kami ke Jepang..
Selama di Jepang, kami ingin melihat salju, ke tokyo,kyoto dan isaka..
Apakah 5 hari cukup untuk melakukan perjalanan tsb? Kami dari Indonesia nalam dan sampai Narita pagi...
Apabila kami ingin ke temmpat muslim di JPG juga memungkinkan?
Mohon bantuan info ittenary dan transpirtasinya ya pak...
Terimakasi sebelumnya
Salam Diah,
5 Hari kurang lama dan akan terburu-buru dengan itinerary nya.
Karena tiba dan pulang di narita, sebaiknya begitu tiba, kamu langsung menuju ke Osaka. Jadi H1 di Osaka, kemudian H2 di Kyoto, H3 setengah hari di Nara dan setengah hari di Kyoto, malamnya ke Tokyo. H4-5 Keliling Tokyo.
Kalau bisa tambah 2 hari lagi kamu bisa juga ke Hiroshima dari Osaka.
Untuk transportasi bisa beli JR Pass. Itu sudah cover semua itinerary kamu di sana.
Pada akhir bulan mei sudah tidak bisa melihat salju kecuali kamu ke Hokkaido di Utara, itupun sudah sulit. Kalau lihat salju itu sekitar bulan januari-februari.
Bp msh simpan no hp tmnxx indonesia yg bs d hub? Krn sy nih lg d saar pak.
Bp msh simpan no hp tmnxx indonesia yg bs d hub? Krn sy nih lg d saar pak.
Mas Yanto punya email atau whatsapp ga? nanti saya kirim ke situ
another nice post bro...di tunggu posting selanjutnya dari US hehehe
Salam kenal mas tak but
Saya rencana Mau liburan ke jepang 7 hari,turun Dr Osaka pulang nya lewat Tokyo.saya Mau tanya,utk tiket kereta API,lebih baik saya beli jrpass atau beli go show distasiun ya?lebih murah mana ya?bisa dibantu perjalanan 7 hari bisa ke Hiroshima tidak?
Terima kasih sebelum nya mas takbir
Mas Youhan,
Kalau itinerarynya tidak ke Hiroshima, tidak usah beli JR Pass. Tapi kalau mau ke Hiroshima sebaiknya beli JR pass.
Silakan baca komentar di postingan: http://ahmadtakbir.blogspot.com/2012/10/tips-traveling-di-jepang-menyusun.html
Banyak contoh itinerary di situ.
Post a Comment