Takayama adalah kota kecil yang terletak di area pegunungan dalam wilayah Prefecture Gifu, ke arah barat dari Nagoya. Sesuai namanya, Takayama yang berarti Gunung Tinggi. Untuk menuju ke Takayama saya berangkat dari Nagoya dengan JR bus, dengan tiket pergi dan baliknya seharga 5000 Yen. Lama perjalanan sekitar dua setengah jam.
Lokasi yang menjadi tujuan wisatawan asing maupun lokal di Takayama adalah Hida No Sato Folk Village, berupa Museum terbuka yang berisi berbagai rumah tradisional penduduk di sekitar Wilayah Hida di masa lampau. Untuk menuju ke sana, kita bisa membeli tiket bus pergi dan balik serta tiket masuknya di loket bus dekat stasiun JR Takayama, harganya 900 Yen. Di sini kita bisa melihat bagaimana penduduk masa lalu hidup di wilayah pegunungan yang mempunyai curah hujan salju yang sangat tebal setiap musim dingin. Rumah-rumah penduduk yang mempunyai desain atap dengan sudut kemiringan yang sedemikian rupa hingga salju yang tebal tidak tertahan di atap. Ketebalan salju rata-rata di wilayah ini setiap tahunnya bisa mencapai ketinggian 5 meter. Di dalam setiap rumah juga setidaknya terdapat satu tungku perapian dimana penghuninya berkumpul disekitarnya untuk melawan hawa dingin.
Kota tua Takayama tidak jauh dari stasiun JR dan terminal bis Nohi. Peta jalur jalan kaki bisa kita minta di sebuah kantor kecil pusat informasi turis di depan stasiun. Deretan bangunan kayu khas Jepang masih banyak terdapat di sekitar area kota tua. Bangunan tersebut rata-rata dijadikan toko souvenir atau restoran. Ada juga yang dijadikan penginapan ala Jepang atau ryokan.
Jika sudah berada di Takayama, sayang juga kalau tidak berkunjung ke Shirakawa-go. Daerah yang pada jaman dulu terisolasi, karena lokasinya yang dikelilingi pegunungan dan sulit dijangkau. Dan benar-benar terisolasi ketika musim dingin tiba, akses ke desa ini tertutup oleh salju yang ketebalannya mencapai 5 meter. Namun kini, jalan toll atau highway sudah menghubungkan Shirakawa-go dengan kota-kota di sekitarnya. Jalan menuju ke sana melewati pegunungan, tapi jalannya tidak dengan mengitari gunung seperti layaknya di puncak Bogor yang jalannya berliku-liku, tetapi jalan toll-nya menembus pegunungan. Gunung-gunung dibobol dan dibuat tunnel atau terowongan untuk jalan raya. Sepanjang perjalanan, kita lebih lama di dalam tunnel yang rata-rata panjangnya 2 kilometer dibandingkan diluar. Tiket pergi dan baliknya seharga 4300 Yen, beli di terminal bis Takayama. Waktu tempuh dari Takayama ke Shirakawa-go sekitar 50 menit.
Desa Ogimachi adalah desa yang terbesar di Shirawaka-go area dan paling banyak rumah-rumah tradisionalnya yang sebenarnya mirip dengan yang ada di Hida No Sato. Bedanya di sini masih ada penghuninya. Desa ini terletak ditengah lembah yang dikelilingi pegunungan. Berkeliling desa dengan berjalan kaki kira-kira cukup sejam saja. Spot yang paling bagus untuk melihat desa adalah Shiroyama viewpoint. Sayangnya ketika berkunjung ke Shirakawa, cuaca lagi kurang bagus, dari pagi hujan gerimis terus di tambah angin yang kencang, kondisi desa juga jadi agak berkabut.
Pemandangan desa dari Shiroyama viewpoint
Beberapa bangunan tradisional yang dimasukkan ke dalam museum terbuka Shirakawa-go
Wassalam,
Takbir
Lokasi yang menjadi tujuan wisatawan asing maupun lokal di Takayama adalah Hida No Sato Folk Village, berupa Museum terbuka yang berisi berbagai rumah tradisional penduduk di sekitar Wilayah Hida di masa lampau. Untuk menuju ke sana, kita bisa membeli tiket bus pergi dan balik serta tiket masuknya di loket bus dekat stasiun JR Takayama, harganya 900 Yen. Di sini kita bisa melihat bagaimana penduduk masa lalu hidup di wilayah pegunungan yang mempunyai curah hujan salju yang sangat tebal setiap musim dingin. Rumah-rumah penduduk yang mempunyai desain atap dengan sudut kemiringan yang sedemikian rupa hingga salju yang tebal tidak tertahan di atap. Ketebalan salju rata-rata di wilayah ini setiap tahunnya bisa mencapai ketinggian 5 meter. Di dalam setiap rumah juga setidaknya terdapat satu tungku perapian dimana penghuninya berkumpul disekitarnya untuk melawan hawa dingin.
Kota tua Takayama tidak jauh dari stasiun JR dan terminal bis Nohi. Peta jalur jalan kaki bisa kita minta di sebuah kantor kecil pusat informasi turis di depan stasiun. Deretan bangunan kayu khas Jepang masih banyak terdapat di sekitar area kota tua. Bangunan tersebut rata-rata dijadikan toko souvenir atau restoran. Ada juga yang dijadikan penginapan ala Jepang atau ryokan.
Jika sudah berada di Takayama, sayang juga kalau tidak berkunjung ke Shirakawa-go. Daerah yang pada jaman dulu terisolasi, karena lokasinya yang dikelilingi pegunungan dan sulit dijangkau. Dan benar-benar terisolasi ketika musim dingin tiba, akses ke desa ini tertutup oleh salju yang ketebalannya mencapai 5 meter. Namun kini, jalan toll atau highway sudah menghubungkan Shirakawa-go dengan kota-kota di sekitarnya. Jalan menuju ke sana melewati pegunungan, tapi jalannya tidak dengan mengitari gunung seperti layaknya di puncak Bogor yang jalannya berliku-liku, tetapi jalan toll-nya menembus pegunungan. Gunung-gunung dibobol dan dibuat tunnel atau terowongan untuk jalan raya. Sepanjang perjalanan, kita lebih lama di dalam tunnel yang rata-rata panjangnya 2 kilometer dibandingkan diluar. Tiket pergi dan baliknya seharga 4300 Yen, beli di terminal bis Takayama. Waktu tempuh dari Takayama ke Shirakawa-go sekitar 50 menit.
Desa Ogimachi adalah desa yang terbesar di Shirawaka-go area dan paling banyak rumah-rumah tradisionalnya yang sebenarnya mirip dengan yang ada di Hida No Sato. Bedanya di sini masih ada penghuninya. Desa ini terletak ditengah lembah yang dikelilingi pegunungan. Berkeliling desa dengan berjalan kaki kira-kira cukup sejam saja. Spot yang paling bagus untuk melihat desa adalah Shiroyama viewpoint. Sayangnya ketika berkunjung ke Shirakawa, cuaca lagi kurang bagus, dari pagi hujan gerimis terus di tambah angin yang kencang, kondisi desa juga jadi agak berkabut.
Pemandangan desa dari Shiroyama viewpoint
Beberapa bangunan tradisional yang dimasukkan ke dalam museum terbuka Shirakawa-go
Wassalam,
Takbir
2 comments:
Keren
Pagi pak.
Sy jupiter ingin bertanya. Sy mau ke jepang des tgl 24 - 2 jan. Rencn sy mau ke gala yuzawa. Kanazawa. Shirakawago. Mgkn butuh jr pass. Kr2 ad masukan utk sisa wktny utk tmpt wisata yg mengunakan jr pass spy maksimal. Terima kasih
Post a Comment