Saint Peterburg dianggap sebagai Kota di Rusia yang paling Eropa. Sering pula disebut sebagai Venice-nya Rusia, karena banyaknya kanal. Saint Peterburg dibangun oleh Peter the Great atau Peter I, Kaisar Rusia yang katanya adalah yang pertama kali belajar ke beberapa kota di Eropa Barat. Awalnya dia hendak mencari koalisi atau sekutu dari kerajaan-kerajaan Kristen di Eropa Barat untuk menghadapi Kerajaan Turki Usmani. Di Eropa barat terutama di Amsterdam dia tertarik belajar tentang maritim dan perkapalan. Kembali ke Rusia dia ingin Rusia juga punya angkatan laut yang tangguh, tapi Rusia tidak punya akses ke laut pada masa itu selain ke arah Kutub Utara. Sedangkan Laut Hitam dan Kaspia di kuasai oleh Kerajaan Turki Usmani. Peter I akhirnya menyerang Benteng Kerajaan Swedia di Sungai Neva yang punya akses ke Laut Baltik dan berhasil merebutnya. Di sinilah kemudian kota Saint Peterburg dibangun dengan visi Peter I, yang pernah melihat kota-kota Eropa Barat, sebagai ibukota kekaisaran Rusia selama 200 tahun sekaligus pelabuhan angkatan laut kekaisaran.
Katedral Kazan, didedikasikan untuk Icon atau semacam gambar yang disucikan, gambar Bunda Maria dengan bayi Jesus yang disucikan oleh umat Kristen Orthodoks Rusia. Gambar tersebut ditemukan oleh seorang anak perempuan di bawah tanah di Kazan, Tatarstan, pada 1579. Yang terdapat di Katedral Kazan Saint Peterburg hanyalah copy-nya. Icon yang aslinya sendiri yang sebelumnya disimpan di Monasteri Theotokos di Kazan, telah hilang dicuri pada 1904 menjelang revolusi Bolshevik.
Gereja Savior on Spilled Blood atau dalam bahasa Rusianya Храм Спаса на Крови, dibangun di tempat di mana Tsar Alexander ke-2 mati terbunuh. Gereja ini
dibangun pada 1883 oleh Tsar Alexander ke-3 untuk mengenang ayahnya yang terbunuh dilokasi tersebut.
Palace square tempat lokasi Istana Musim dingin yang sekarang menjadi museum
dan lebih dikenal sebagai The Hermitage. Di tengah-tengah lapangan terdapat sebuah tiang sebagai tugu peringatan kemenangan Kekaisaran Rusia atas Napoleon. Tiang Alexander, sesuai nama Tsar yang berkuasa saat itu, Alexander pertama. Setelah
Tsar Alexander ke-2 terbunuh, keluarga Tsar tidak lagi menempati Istana musim
dingin ini dengan alasan keamanan.
Karena
masih kelelahan dan jetlag perjalanan jauh, akhirnya saya memutuskan kembali ke
Hostel untuk beristirahat. Saking capeknya, saya tertidur dari pukul 4 sore
hingga 3 pagi! Benar-benar tepar, kalau bukan karena lapar, mungkin saya lanjut
tidurnya.
Hari
kedua, pukul 6 pagi saat yang lain masih tidur, ditengah udara yang sangat
dingin, saya sudah mulai keliling mencari makanan, dan untungnya di sekitar
Nevskiy Prospek sangat banyak kafe dan restoran makanan cepat saji yang buka 24
jam. Setelah tenaga pulih, saya berjalan menuju Katedral Saint Isaac. Gereja ini adalah yang terbesar di Saint Peterburg, dibangun pada masa Tsar Alexander pertama. Didedikasikan untuk Saint Isaac, seorang penyebar ajaran Kristen yang dimuliakan oleh Kristen Katolik dan Orthodoks sebagai orang suci atau Santo. Beliau hidup pada tahun 300-an, saat Kristen belum terpecah jadi Latin atau Barat (Katolik) dan Yunani atau Timur (Othodoks).
Berkeliling di pagi hari saat
jalanan masih sepi lebih menyenangkan. Lokasi atraksi utama belum terlalu
dipadati pengunjung. Setelah
dari Katedral Saint Isaac saya berjalan
menyeberangi Sungai Neva menuju Benteng
Peter dan Paul. Benteng ini merupakan bangunan permanen pertama yang dibangun oleh Peter the Great untuk mengantisipasi serangan dan ancaman dari Kerajaan Swedia.
Katedral yang ada di dalam benteng
Tidak jauh dari pintu masuk Benteng Peter dan Paul dari sisi yang lain, adalah lokasi Mesjid Jami Saint Peterburg. Ukurannya juga lumayan besar. Dari situ saya berjalan kembali menuju Nevskiy Prospek dari arah yang berbeda dengan jalur yang saya tempuh ketika menuju Benteng Peter dan Paul. Ada beberapa jembatan yang menghubungkan sisi Benteng Peter dan Paul. Saya melewati Gereja Spilled Blood menuju Nevskiy Prospek yang ternyata sedang diblok oleh barisan polisi dan tentara.
Hari ini tanggal 1 Mei yang merupakan hari buruh sedunia dan merupakan hari libur nasional di Rusia. Pantas saja ketika berkeliling dari pagi, saya melihat sangat banyak polisi dan tentara yang berjaga di mana-mana, sampai Helikopter juga berputar-putar di atas kota. Nevskiy Prospek dijadikan jalur pawai untuk merayakan hari buruh.
Tidak jauh dari pintu masuk Benteng Peter dan Paul dari sisi yang lain, adalah lokasi Mesjid Jami Saint Peterburg. Ukurannya juga lumayan besar. Dari situ saya berjalan kembali menuju Nevskiy Prospek dari arah yang berbeda dengan jalur yang saya tempuh ketika menuju Benteng Peter dan Paul. Ada beberapa jembatan yang menghubungkan sisi Benteng Peter dan Paul. Saya melewati Gereja Spilled Blood menuju Nevskiy Prospek yang ternyata sedang diblok oleh barisan polisi dan tentara.
Hari ini tanggal 1 Mei yang merupakan hari buruh sedunia dan merupakan hari libur nasional di Rusia. Pantas saja ketika berkeliling dari pagi, saya melihat sangat banyak polisi dan tentara yang berjaga di mana-mana, sampai Helikopter juga berputar-putar di atas kota. Nevskiy Prospek dijadikan jalur pawai untuk merayakan hari buruh.
Kembali
ke Apple Hostel, saya diberitahu bahwa untuk malam selanjutnya saya harus
pindah karena tidak ada bed yang available. Mereka membantu memesan tempat di
Alpha Hostel yang tidak jauh dari situ. Setelah berkemas dan pindah ke Alpha
Hostel, saya memilih untuk istirahat sebentar. Saya ingin mencoba keliling pada
malam hari. Yang ternyata hari baru benar-benar gelap alias malam sekitar pukul
22.00. Berkeliling untuk memotret beberapa lokasi dan kanal pada malam hari.
Keesokan
paginya, saya menuju stasiun Moskovskiy untuk membeli tiket kereta ke Moscow.
Selanjutnya check out dan menitipkan barang di Alpha Hostel. Untuk menunggu
waktu yang masih lama, saya menuju ke Museum Rusia. Admission fee 350 ruble. Di
sini sangat banyak lukisan yang sangat menarik. Ada juga bagian yang
memperlihatkan kerajinan dan pakaian tradisional Rusia. Tapi yang paling
menarik bagi saya adalah lukisan-lukisannya. Tidak terasa 2 jam saya di Museum.
Selanjutnya saya bergegas menuju Hermitage. Belum sah yang namanya ke Saint
Peterburg kalau belum masuk ke Hermitage. Kemarin hanya sempat berkeliling
diluarnya saja. Admission fee 600 rubel + 200 rubel untuk kamera di bawa masuk.
Hermitage bangunannya sangat luas dan terdiri dari 3 lantai. Bagi penikmat seni
lukis, Hermitage adalah tempat yang harus dikunjungi. Saya yang awam tentang
lukisan, terkagum-kagum melihat keindahan dan kerumitan lukisannya.
Lukisan-lukisan dengan kanvas ukuran besar sangat banyak di sini. Bukan hanya
karya pelukis Rusia yang dipajang disini tetapi juga karya pelukis Eropa
lainnya, sampai ruangan-ruangannya dibagi sesuai asal pelukis, Jerman, Italia
dan Perancis. Yang mengagumkan bukan hanya lukisan, karya seni lainnya atau
benda-benda bersejarah yang dipajang di sini, tapi juga dekorasi ruangannya
sendiri. Seberapa kayanya Kekaisaran Rusia dulu bisa kita saksikan di sini.
Saya keluar dari Hermitage pukul 18.00 itu karena memang sudah akan tutup dan
saya yakin belum semua bagian gedung sempat saya lihat.
Di
lapangan depan Hermitage, militer Rusia sedang mengadakan semacam gladi resik
untuk persiapan upacara peringatan hari kemenangan mereka pada Perang Dunia
kedua, yaitu tanggal 9 Mei. Menarik juga melihat semua angkatan militer Rusia
berbaris.
Dari situ saya berjalan menuju ke Masjid Jami untuk menjamak sholat
Dhuhur dan Ashar, yang saat itu pukul 20.00 dan masih terang benderang. Stasiun
Metro terdekat dari Masjid adalah Gorkovskaya. Pulangnya, saya memilih naik
Metro dan keluar di Nevskiy prospek, karena sudah capek jalan kaki. Kembali ke
Alpha Hostel untuk ambil backpack dan kemudian jalan kaki menuju Stasiun
Moskovskiy untuk menuju Moscow.
Wassalam,
Takbir
No comments:
Post a Comment