Republik Kalmykia adalah satu-satunya republik di Negara Federasi Rusia dan
Eropa, yang mayoritas penduduknya beragama Budha. Penduduk Kalmyk berbeda dengan
mayoritas penduduk Rusia, mereka adalah keturunan suku nomaden Oyrats Mongol
yang beremigrasi dari wilayah asal mereka di Mongolia Barat untuk mencari
padang rumput yang baru dan untuk menghindari pertikaian internal antar suku
Mongol yang terpecah setelah Kekaisaran Mongol yang dibentuk oleh Jengis Khan
dan keturunannya runtuh. Ketika mereka beremigrasi ke wilayah padang rumput
ini, area ini sudah menjadi bagian Kekaisaran Rusia, oleh karena itu, pemimpin
suku Oyrats menyatakan kesetiaannya dan menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia.
Untuk membedakannya dengan keturunan suku Oyrats lain yang berada di Mongol,
Cina dan Kazahktan, mereka sering disebut sebagai orang Kalmyk.
Kota Elista tidaklah besar dan saya memutuskan untuk sekedar transit dan berkeliling kota dalam sehari. Walaupun berstatus sebagai Ibukota Republik Kalmykia, tetapi bagi saya Elista tidaklah lebih besar dari Ibukota sebuah Provinsi baru di Indonesia. Angkutan dalam kotanya hanya Marshruta alias angkot kuning dan putih dengan kondektur perempuan yang membuka dan menutup pintu serta mengumpulkan ongkos dari penumpang. Di pusat kotanya tidak banyak bangunan tinggi ataupun bangunan modern. Wilayah Kalmykia yang berupa stepa dan sebagian besar padang rumput membuat temperatur saat ini sangat panas pada siang hari.
Sebagai kota yang Mayoritas penduduknya orang Kalmyk yang beragama Budha, di Elista terdapat kuil Budha yang megah yang disebut Khurul. Agama Budha yang dianut mengikuti aliran Budha Tibet dan mengakui Dalai Lama sebagai pemimpin tertinggi mereka. Di dalam Khurul, yang dilarang memotret, dipajang juga foto Dalai Lama di samping patung besar sang Budha. Kita di bolehkan memasuki Khurul dengan tanpa biaya. Saya menemui banyak anak-anak pelajar Rusia yang mungkin sedang berdarma wisata, mendengarkan penjelasan mengenai apa itu ajaran Budha dan bagaimana umat Budha di Kalmykia melakukan ibadah. Ketika keluar dari ruangan besar di mana Patung Budha berada saya lihat anak-anak tersebut diinstruksikan, mungkin oleh gurunya atau tour guidenya, untuk berjalan mundur keluar dari pintu. Saya memang pernah mendengar bahwa umat Budha dilarang untuk berdiri memunggungi Patung Budha. Maka, ketika saya keluar dari ruangan itu saya pun melakukan hal yang sama, berjalan mundur keluar dari pintu. Untuk menunjukkan penghormatan kepada penganut ajaran Budha di tempat itu.
Elista saat ini juga merupakan ibukota permainan Catur sedunia. Mantan Presiden Republik Kalmykia juga merupakan Ketua Federasi Catur sedunia. Di alun-alun kota terdapat papan catur besar dimana saat sore hari para warga berkumpul untuk menghabiskan waktu dengan menonton dan bermain catur. Saya juga menghabiskan sore di situ menonton permainan catur. Dari anak-anak hingga orang tua bergantian bertanding. Di tempat itu juga menjadi semacam taman bermain untuk anak-anak. Sedikit unik menyaksikan bahwa lebih banyak orang dari etnik Kalmyk yang mongoloid bermata sipit dibandingkan etnik Rusia yang berambut pirang dan bermata biru. Juga tidak jarang saya lihat pasangan campuran Rusia dan Kalmyk. Sangat menyenangkan melihat mereka berbaur dan sangat akrab dengan mengesampingkan fakta bahwa ras dan agama mereka berbeda. Tetapi mereka semua warga Negara Federasi Rusia tentu saja.
Menjelang malam dari alun-alun kota Elista saya kembali menuju ke Terminal Bus. Kota Elista merupakan tempat transit bus yang akan menuju ke area selatan seperti Makhachkala, Grozniy, Nalchik, Vladikavkaz, Sochi, Krasnodar atau kota-kota lain di wilayah Kaukasus yang merupakan daerah perbatasan selatan negara Rusia. Jadi untuk menuju Nalchik saya harus menunggu bus yang dari Volgograd datang dan singgah di sini, saya bisa berangkat jika masih ada kursi yang kosong. Jika tidak ada, maka saya harus menunggu bus berikutnya dari Astrakhan yang akan menuju Nalchik. Ketika pertama kali tiba di Terminal Bus Elista dan selama menunggu bus untuk menuju Nalchik, saya sampai tiga kali di panggil petugas polisi terminal untuk di tanya, di catat dan diperiksa bawaan saya. Setiap pergantian shift petugas jaga di kantor polisi terminal, petugas polisi yang baru bertugas langsung menghampiri saya, bertanya dari mana mau ke mana, kemudian meminta passport dan menyuruh saya masuk ke kantor mereka untuk ditanya, diperiksa dan dicatat. Bukan hanya saya yang memang orang asing, tetapi juga warga Rusia sendiri yang mungkin menurut mereka mencurigakan, terutama warga Rusia yang berasal dari wilayah Kaukasus yang saat ini memang masih sering terjadi teror bom dan sebagainya. Di dinding dalam kantor polisi sangat banyak foto-foto yang mungkin orang-orang yang masuk daftar pencarian orang. Sempat terlintas dibenak saya, jangan sampai foto itu ada yang mukanya mirip dengan saya, bisa makin repot nantinya.
Ketika pukul 23.30, untungnya bus pertama dariVolgograd
masih banyak kursi yang kosong dan saat tengah malam bus berangkat menuju Nalchik , ibukota Republik
Kabardino-Balkariya. Dan saya tidak perlu bermalam di Terminal bus untuk
kemudian dipanggil lagi oleh petugas Polisi saat pergantian shift jaga mereka
di pagi hari.. Hahaha..
Kota Elista tidaklah besar dan saya memutuskan untuk sekedar transit dan berkeliling kota dalam sehari. Walaupun berstatus sebagai Ibukota Republik Kalmykia, tetapi bagi saya Elista tidaklah lebih besar dari Ibukota sebuah Provinsi baru di Indonesia. Angkutan dalam kotanya hanya Marshruta alias angkot kuning dan putih dengan kondektur perempuan yang membuka dan menutup pintu serta mengumpulkan ongkos dari penumpang. Di pusat kotanya tidak banyak bangunan tinggi ataupun bangunan modern. Wilayah Kalmykia yang berupa stepa dan sebagian besar padang rumput membuat temperatur saat ini sangat panas pada siang hari.
Sebagai kota yang Mayoritas penduduknya orang Kalmyk yang beragama Budha, di Elista terdapat kuil Budha yang megah yang disebut Khurul. Agama Budha yang dianut mengikuti aliran Budha Tibet dan mengakui Dalai Lama sebagai pemimpin tertinggi mereka. Di dalam Khurul, yang dilarang memotret, dipajang juga foto Dalai Lama di samping patung besar sang Budha. Kita di bolehkan memasuki Khurul dengan tanpa biaya. Saya menemui banyak anak-anak pelajar Rusia yang mungkin sedang berdarma wisata, mendengarkan penjelasan mengenai apa itu ajaran Budha dan bagaimana umat Budha di Kalmykia melakukan ibadah. Ketika keluar dari ruangan besar di mana Patung Budha berada saya lihat anak-anak tersebut diinstruksikan, mungkin oleh gurunya atau tour guidenya, untuk berjalan mundur keluar dari pintu. Saya memang pernah mendengar bahwa umat Budha dilarang untuk berdiri memunggungi Patung Budha. Maka, ketika saya keluar dari ruangan itu saya pun melakukan hal yang sama, berjalan mundur keluar dari pintu. Untuk menunjukkan penghormatan kepada penganut ajaran Budha di tempat itu.
Elista saat ini juga merupakan ibukota permainan Catur sedunia. Mantan Presiden Republik Kalmykia juga merupakan Ketua Federasi Catur sedunia. Di alun-alun kota terdapat papan catur besar dimana saat sore hari para warga berkumpul untuk menghabiskan waktu dengan menonton dan bermain catur. Saya juga menghabiskan sore di situ menonton permainan catur. Dari anak-anak hingga orang tua bergantian bertanding. Di tempat itu juga menjadi semacam taman bermain untuk anak-anak. Sedikit unik menyaksikan bahwa lebih banyak orang dari etnik Kalmyk yang mongoloid bermata sipit dibandingkan etnik Rusia yang berambut pirang dan bermata biru. Juga tidak jarang saya lihat pasangan campuran Rusia dan Kalmyk. Sangat menyenangkan melihat mereka berbaur dan sangat akrab dengan mengesampingkan fakta bahwa ras dan agama mereka berbeda. Tetapi mereka semua warga Negara Federasi Rusia tentu saja.
Menjelang malam dari alun-alun kota Elista saya kembali menuju ke Terminal Bus. Kota Elista merupakan tempat transit bus yang akan menuju ke area selatan seperti Makhachkala, Grozniy, Nalchik, Vladikavkaz, Sochi, Krasnodar atau kota-kota lain di wilayah Kaukasus yang merupakan daerah perbatasan selatan negara Rusia. Jadi untuk menuju Nalchik saya harus menunggu bus yang dari Volgograd datang dan singgah di sini, saya bisa berangkat jika masih ada kursi yang kosong. Jika tidak ada, maka saya harus menunggu bus berikutnya dari Astrakhan yang akan menuju Nalchik. Ketika pertama kali tiba di Terminal Bus Elista dan selama menunggu bus untuk menuju Nalchik, saya sampai tiga kali di panggil petugas polisi terminal untuk di tanya, di catat dan diperiksa bawaan saya. Setiap pergantian shift petugas jaga di kantor polisi terminal, petugas polisi yang baru bertugas langsung menghampiri saya, bertanya dari mana mau ke mana, kemudian meminta passport dan menyuruh saya masuk ke kantor mereka untuk ditanya, diperiksa dan dicatat. Bukan hanya saya yang memang orang asing, tetapi juga warga Rusia sendiri yang mungkin menurut mereka mencurigakan, terutama warga Rusia yang berasal dari wilayah Kaukasus yang saat ini memang masih sering terjadi teror bom dan sebagainya. Di dinding dalam kantor polisi sangat banyak foto-foto yang mungkin orang-orang yang masuk daftar pencarian orang. Sempat terlintas dibenak saya, jangan sampai foto itu ada yang mukanya mirip dengan saya, bisa makin repot nantinya.
Ketika pukul 23.30, untungnya bus pertama dari
Wassalam,
Takbir
1 comment:
Menarik. Trims.
Post a Comment