Wednesday, June 25, 2008

5 Waktu

Setiap orang punya waktu yang sama yang harus dimanfaatkan. 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, dan 12 bulan dalam setahun. Waktu tersebut dimanfaatkan berbeda-beda oleh setiap orang, yang pemanfaatannya terutama ditentukan oleh profesi atau pekerjaan orang tersebut dalam mencari nafkah. Petani banyak menghabiskan waktu bekerja di ladang, pedagang banyak menghabiskan waktu di pasar, pegawai banyak menghabiskan waktu di kantor, pelajar banyak menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu, pengangguran banyak menghabiskan waktu mencari lowongan, mengirim lamaran, menunggu panggilan, dan akan lebih parah jika meratapi diri karena wawancara kerja gagal terus. Tapi yang paling parah lagi narapidana, menghabiskan semua waktunya di dalam penjara sambil meratapi kekeliruannya.

Di sepanjang waktu yang digunakan tersebut, setiap orang pasti pernah mengalami suatu waktu di mana dia berada di titik terendah. Titik terendah di mana kita merasa tidak bisa apa-apa, tidak tahu apa-apa, tidak punya apa-apa, tidak ada apa-apanya, atau yang paling gawat merasa tidak berguna sama sekali. Nah, pada titik inilah setiap orang kemudian akan menyisihkan waktunya untuk bertanya pada dirinya sendiri, bertanya atau curhat kepada orang lain, atau bahkan kepada “sesuatu yang lain” yang dia anggap bisa menghilangkan kegundahannya. Untuk hal-hal yang bersifat keduniaan mungkin kita bisa menanyakannya kepada orang lain. Tapi untuk hal-hal yang sifatnya ghaib? mungkin kita mesti nanya kepada “sesuatu yang lain” tersebut. Untuk yang terakhir ini, dari zaman dulu, setiap orang atau setiap kaum, punya cara tersendiri untuk bertanya atau berkomunikasi dengan “sesuatu yang lain” tersebut. Dari cara yang paling purba dengan menyendiri di gua-gua berharap dapat wangsit atau dengan cara yang paling canggih sekarang dengan cukup mengirimkan SMS yang akan dibalas oleh orang-orang tertentu yang merasa banyak tahu tentang hal-hal ghaib.

Supaya bisa lebih dekat berkomunikasi atau mungkin ingin lebih disenangi oleh sesuatu yang lain tersebut, setiap kaum juga punya cara dan kebiasaan yang berbeda-beda. Ada kaum yang mencoba berkomunikasi dengan sesuatu yang lain tersebut dengan membawa sesembahan sambil berharap “sesuatu yang lain” tersebut mau menjawab dan memberi apa yang mereka harapkan. Ada juga kaum yang mengorbankan dan mengharamkan hal-hal yang sebenarnya dia butuhkan dan inginkan untuk menarik perhatian “sesuatu yang lain” tersebut. Misalnya tidak mau makan daging atau tidak mau menikah padahal keduanya sangat dia butuhkan dan sangat enak tentunya. Ada juga yang tidak mau memotong bulu-bulu yang tumbuh ditubuhnya, mulai dari rambut, kumis, janggut, bulu hidung, ampe bulu ketek, yang terasa sangat tidak enak dan sangat jorok tentunya. Semuanya itu mereka lakukan setelah ‘merasa’ mendapatkan wangsit atau petunjuk dari sesuatu yang lain tersebut.

Umat muslim diajari oleh sesuatu yang lain tersebut bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan-Nya melalui perantaraan rangkaian para Nabi dan Rasul yang ditutup oleh Muhammad SAW. Muhammad sebelum mendapatkan wahyu dan perintah dari-Nya, juga sering berusaha untuk mencari tahu hal-hal yang meresahkan hatinya setelah melihat kelakuan dan kebiasaan kaumnya yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Beliau juga kemudian banyak menghabiskan waktunya dengan merenung di sebuah gua untuk menghilangkan kegundahannya. Yang kemudian sesuatu yang lain tersebut memilihnya untuk Dia ajarkan bagaimana caranya untuk bisa berkomunikasi dengan-Nya, untuk kemudian Dia perintahkan kepada Muhammad SAW supaya mengajarkannya kepada kaumnya dan seluruh umat manusia. Cara Muhammad SAW itulah yang kemudian diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh umat Islam sedunia. Cara berkomunikasi itu disebut sholat. Sholat yang berupa rangkaian doa dan gerakan penyembahan tersebut diwajibkan kepada setiap muslim untuk mengerjakannya minimal lima kali sehari pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Rangkaian tata cara sholat atau yang biasa disebut rukun sholat tersebut adalah sama dan seragam di bagian bumi manapun muslim berada. Orang-orang muslim harus bersyukur karena kemanapun mereka bepergian, dan bertemu dengan kaum muslim dari bangsa yang berbeda, yang menggunakan bahasa keseharian yang berbeda, akan tetap bisa melaksanakan sholat secara bersama-sama. Jika di Indonesia kita sholat menghadap ke arah barat, maka muslim yang di benua eropa atau afrika sholat menghadap ke timur atau selatan. Jika dalam waktu yang bersamaan muslim sholat semuanya akan menghadap pada satu titik yang sama, yaitu Ka’bah yang ada di dalam Masjidil Haram di Makkah. Semua itu setidaknya bisa menjadi pegangan dan fakta yang penting yang bisa menjelaskan bahwa Islam itu benar-benar ajaran buat semua manusia. Dalam Islam, sholat adalah tiangnya agama. Jika tidak mengerjakan sholat, maka segala amal kebaikan yang telah dilakukan oleh orang tersebut tidak akan dihitung diakhirat nanti. Segala amal kebaikannya cuma akan dibalas didunia saja.

Sholat wajib dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan yaitu 5 kali sehari. Melaksanakan sholat bukan cuma berarti wajib lapor kepada Allah swt tetapi juga sebagai sebuah kesempatan yang diberikan oleh-Nya untuk kita mencurahkan segala persoalan dan permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sholat juga bisa menjadi semacam pengingat buat kita untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik yang dilarang oleh Allah swt. Baru saja kita menghadap Allah, kok sudah berani untuk melanggar perintah-Nya lagi? Kalau ada orang yang seperti itu berarti dia belum mendirikan sholat tetapi baru sebatas melaksanakan saja.
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ (Al-Ankaabut : 45)

Sholat itu penyerahan diri
Sholat itu meditasi
Sholat itu refleksi
Sholat itu introspeksi
Sholat itu interaksi
Sholat itu mengungkapkan isi hati
Sholat itu pemberi motivasi
Sholat itu pembersih jasmani dan rohani
Sholat itu pembuka dan penutup hari
Sholat itu menghidupkan jiwa yang mati
Sholat itu bercengkrama dengan Ilahi

Sebuah pertanyaan enteng bagi kita, tapi lebih bermakna teguran bagi yang wajib mendirikannya.
Sudahkah Anda Sholat ?
-Wassalam-

Takbir

Di suatu subuh di Masjid Al-Anwar Buncit 8 Mampang XI Jakarta Selatan