Saturday, May 21, 2011

Iran Trip - Itinerary dan budget


Berikut itinerary dan biaya yang saya keluarkan selama trip 14 Hari di Iran. Shiraz-Yazd-Isfahan-Tehran.

Visa:
Untuk passport Indonesia, kita bisa mendapatkan visa on arrival begitu tiba di salah satu bandara International di Iran. Antara lain di kota Tehran, Shiraz, Isfahan, Tabriz, dan Mashhad. Saya ke Iran masuk lewat Shiraz via Bahrain. Untuk visa single entry 15 hari, kita cuma perlu isi formulir yang diberikan petugas dan bayar 50 Euro.

Akomodasi dan Makanan:
1. Shiraz. Saya menginap di Hotel Niayesh. Dekat dengan pasar kota Shiraz dan beberapa spot turis yang lain. Biaya single room USD35 atau double room USD55 per malam. Hotel ini juga menyediakan dormitory USD12 per orang. Untuk reservasi bisa langsung http://en.niayeshhotels.com/home. Tanpa downpayment, dan anda akan dijemput oleh pihak hotel dari bandara atau terminal bis atau stasiun kereta. Waktu itu saya dijemput dibandara, saya cuma informasikan lewat email nomor penerbangan dan jadwal kedatangan. Hati-hati begitu tiba di bandara, karena tanpa kita minta bagasi kita udah dibawain duluan oleh porter bandara, dan waktu itu dia mintanya IRR 100 ribu, nganterin bagasi ke tempat parkir yang dekat banget. Untung saya udah dijemput oleh orang hotel dan setelah sedikit debat, akhirnya saya cuma bayar IRR 20 ribu. Hotel juga menyediakan makan siang dan makan malam yang murah menurut saya. Untuk 3 hari, porsi 2 orang saya bayar sekitar IRR 200 ribu. Di Shiraz kami juga sempat makan siang di sebuah restoran yang direkomendasikan Nafiseh (gadis lokal yang jadi free guide kami selama di Shiraz), Soufi restoran. Bertiga sekitar IRR 250 ribu. Worth it lah buat nyoba menu masakan lokal Iran. Tapi menunya gak jauh-jauh dengan kebab.

2. Yazd.Rekomendasi saya buat teman-teman budget traveler, adalah Silk Road Hotel. http://silkroadhotel.ir/. Pemiliknya Ali, orang yang sangat ramah. Dan staf-staf hostelnya yang lain juga sangat ramah. Single room USD20 dan double room USD40, ada juga dormitory 6 beds dengan tariff USD8 dengan sarapan atau USD5 tanpa sarapan per orang. Yang spesial menurut saya adalah masakannya, Enak tapi mahal, kisaran IRR 45 ribu - IRR 80 ribu per porsi. Ada free wifi.


3. Isfahan. Saya nginap di Hotel Totia. Alamatnya di Masjed-e Sayyed street (Tlp 2237525). Tarifnya USD25 udah double bed. Sangat nyaman dibanding dua hotel sebelumnya. Thanks to Arul yang sudah nelponin semua hotel di Isfahan. Tapi mesti naik taksi atau mustakim (taksi sharing) buat ke komplek Naqhs-e Jahan. Sempat makan disebuah restoran yang lumayan bagus, IRR 75 ribu per porsi. Untuk pizza atau hotdog lokal, banyak restoran kecil dipinggir jalan, dengan harga sekitar IRR 25-50 ribu.

4. Tehran. Hotel Central (Markazi). Di Zavareian & Lalehsar street (Telp. 33914798). Single room IRR 320 ribu. Untuk makan saya lebih sering makan di restoran hotel, sekitar IRR 30-40 ribu per porsi. Perlu diketahui juga, porsi makan orang Iran sama ama tetangganya, Saudi. Porsi jumbo bagi orang Indonesia. Jangan lupa kalau berkunjung ke Bazaar Bozor Tehran, sempatkan mampir makan di restaurant Sharafol eslam, yang katanya selalu rame. Karena makanannya emang enak dan pelayanannya cepat.

5. Qazvin. Saya tidak menginap di Qazvin, karena jarak dari Tehran cuma 2 jam perjalanan. Ongkos bus IRR 25 ribu.


Transportasi antar kota, saya memilih bus. Bus antar kota Iran sudah bagus ditunjang dengan sarana jalan raya yang lebar dan mulus. Dari Hotel Niayesh ke terminal bus Shiraz, taksi IRR 20 ribu. Ongkos bus Shiraz ke Yazd, IRR 60 ribu per orang. Jarak tempuh sekitar 6 jam. Dari terminal bus ke Hotel Silk Road IRR 50 ribu. Tapi waktu itu saya dan Arul naik bis dari Shiraz tujuan Mashhad via Yazd. Kami diturunkan di jalan raya di luar kota Yazd. Sebelumnya kami sudah mengontak Ali pemilik hotel di Yazd supaya memesan taksi buat menjemput kami. Tepat ditempat kami turun dari bus, taksi itu sudah menunggu. Harganya harusnya cuma IRR 50 ribu, jadi bayar IRR 100 ribu, karena taksinya sampai nunggu disitu sejam katanya. Arul sempat pengen ngotot, tapi ya sudahlah, lagian jarak dari situ ke hotel juga lumayan jauh memang dan malam itu dingin banget. Buat hargain bapak supir taksi yang udah nungguin kami juga. Ongkos bis Yazd ke Isfahan IRR 60 ribu untuk perjalanan kurang lebih 6 jam juga. dari terminal ke hotel Totia, naik taksi IRR 40 ribu. Dari Isfahan ke Tehran dengan perjalan sekitar 5 jam, ongkos bisnya IRR 75 ribu. Bis Isfahan-Tehran ini lebih nyaman dari sebelumnya. Perusahaan bis ini juga melayani jalur perjalanan hingga ke Ankara, Turki. Untuk transportasi dalam kota, lebih sering naik mustakim atau istilah buat taksi sharing. Ongkos bergantung jarak juga dan nego dengan supirnya. Bayar kisaran IRR 3-10 ribu per orang. Disinilah saya merasa sangat terbantu oleh Arul yang bisa bahasa Farsi dan Nafiseh yang memang orang Iran, buat nego dengan supir mustakim. Di Yazd kami, sering naik bus umum dengan ongkos IRR 500 perak saja. Bus di kota Tehran IRR 1000 atau ada option lain yaitu Metro alias subway, IRR 2000 one way. Jadi iri dengan Tehran, negaranya yang diembargo saja, bisa punya subway. Jakarta kapan ya?

Admission fee untuk setiap tempat wisata di Iran hampir sama IRR 5000. Kecuali Eram Garden di Shiraz, IRR 40 ribu buat orang asing. Dan saya perhatikan karcisnya seragam untuk semua tempat yang kami masuki di Shiraz, Yazd, Isfahan, dan Tehran. Pengelolaan tempat wisata di Iran sudah terpusat sepertinya. Untuk kunjungan ke Persepolis, sangat saya rekomendasikan untuk ambil tour aja. Karena jaraknya lumayan jauh diluar kota Shiraz dan dengan tour itu kita ditemani Guide yang menceritakan banyak hal tentang sejarah Persepolis dan dinasti Achaemenid Persia. Harga tour USD25, minta ke Hotelnya aja untuk hubungi jasa tournya. Untuk di Yazd juga direkomendasikan ambil tour seharga USD28 per orang untuk tour di luar kota Yazd, sampai ke Chak-chak dan Kharanak. Dua tur itu sangat worth it menurut saya. Waktu itu kami juga diantar ke salah satu Tower of Silence atau tempat penguburan orang Zoroaster jaman dulu, di luar kota Yazd. Untuk di kota Isfahan dan Tehran tidak perlu tur, karena semua lokasi wisata masih di dalam kota.

Di Yazd, liat peta dulu, jangan sampai tersesat

Di Kharanak, makan bubur aneh rame-rame

Kota-kota yang saya kunjungi di Iran, saya perhatikan sangat terjaga kebersihannya. Jarang saya liat sampah berserakan dipinggir jalan



Wassalam,
Takbir

Thursday, May 5, 2011

Kisah Abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? 3. Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (105:1-5)

Masyarakat Arab pra-Islam adalah masyarakat yang hidup secara berkelompok-kelompok (suku), umumnya berdasarkan pada hubungan kekeluargaan. Ada yang menetap dan ada juga yang berpindah-pindah. Wilayah Jazirah Arab, adalah wilayah kering dan gersang. Bertahan hidup di daerah keras seperti ini, tentunya bukan hal yang mudah. Suku Arab yang nomadic (berpindah-pindah) kadang menjadi perompak yang merampas barang-barang kafilah pedagang yang mereka temui. Saling serang antar suku-suku tersebut adalah hal yang biasa. Bahkan merompak kafilah pedagang, tidak mereka anggap sebagai kejahatan. Dengan alasan demi bertahan hidup. Ketika Raja Persia merespon surat dari Umar bin Khattab, yang berisi ajakan memeluk Islam, menyebut bangsa Arab, sebagai manusia pemakan kadal gurun. Bisa kita bayangkan susahnya bertahan hidup di daerah ini, di masa itu. Untuk menjamin keamanan sukunya, mereka juga mesti menjalin kerja sama dengan suku-suku Arab yang lain. Secara tidak langsung terjalin ikatan persaudaraan diantara mereka. Jika suku kawan diserang, wajib hukumnya bagi sekutunya untuk membela dan membalas serangan.

Selain itu, masyarakat Arab, punya kesamaan keyakinan, bahwa Ka’bah di Makkah adalah rumah Tuhan (Allah). Walaupun dalam praktiknya setiap suku menyembah tuhannya masing-masing, yang diwujudkan dalam bentuk patung, yang mereka anggap sebagai tuhan pelindung suku mereka. Allah waktu itu mereka akui sebagai Tuhan yang paling tinggi pemilik Ka’bah. Kedudukan Allah begitu tinggi sehingga mereka menganggap perlu perantara untuk menyampaikan permohonan mereka kepada-Nya. Ka’bah waktu itu berisi sekitar 360 patung berhala dari masing-masing suku. Setiap tahun suku-suku Arab ini berkumpul di Makkah untuk berziarah sekaligus sebagai ajang untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka. Ziarah tahunan mereka waktu itu, ritual-ritualnya tidak ditujukan buat Allah (walau Allah mereka akui sebagai Tuhan tertinggi), tetapi buat tuhan-tuhan mereka masing-masing.

Abrahah, seorang pemeluk agama Kristen, penguasa kerajaan Sheba di negeri Yaman, membangun sebuah Gereja yang megah dan Indah. Yang diberi nama Al-Qullays. Bahkan, penguasa Byzantine (pusat kekuasaan Kristen Romawi saat itu) pun memujinya. Abrahah berkeinginan, dengan membangun gereja yang megah itu dia dapat menarik perhatian masyarakat Arab yang mayoritas masih Pagan (penyembah berhala) dan supaya para peziarah Arab beralih mengunjungi gerejanya dibandingkan mengunjungi Ka’bah di Mekah. Yang menurut dia, tidak ada apa-apanya dibandingkan gereja megah yang dia bangun. Tapi, kenyataannya masyarakat Arab masih memilih Ka’bah sebagai tujuan utama ziarah mereka. Abrahah mengirim utusan (misionaris) kepada suku-suku Arab, untuk mengajak mereka berziarah ke Al-Qullays. Mengetahui tujuan para utusan itu, suku banu Kinana yang dikunjungi para utusan tersebut, merasa bahwa tuhan-tuhan mereka telah dilecehkan dengan menyebutkan bahwa Al-Qullays jauh lebih baik dari Ka’bah. Utusan itupun mereka bunuh. Berita bahwa utusannya dibunuh, membuat Abrahah sangat marah dan bersiap mengirimkan pasukannya menghancurkan suku Kinana. Dan bersumpah untuk ikut menghancurkan Ka’bah di Makkah. Mendengar rencana Abrahah tersebut, seorang dari suku Quraysh (suku yang tinggal di Mekkah) yang marah, pergi menuju Sana’a dan secara diam-diam memasuki Al-Qullays dan mengotorinya. Ada yang mengatakan, orang Quraysh ini, buang hajat di dalam Al-Qullays. Abrahah yang sangat marah, akhirnya memimpin langsung sekitar 40.000 pasukan dengan diantaranya adalah pasukan bergajah.

Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah sebagai pembalasan atas penghinaan yang dilakukan terhadap gereja miliknya. Tapi benarkah demikian? Di ayat kedua surah Al-Fill, Allah menyebutkan “Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?”. Tipu daya bisa berarti sesuatu yang didalamnya berbeda dengan apa yang kelihatan diluarnya. Mengatur agar niat jahatnya tidak kelihatan dan menyiasati seolah-olah tindakan yang dilakukannya dapat dibenarkan. Jadi, tipu daya itu mempunyai konotasi yang negatif. Bagaimana jika, Abrahah sendiri yang mengatur, utusannya dibunuh dan gerejanya dinodai. Sehingga orang-orang dan rakyatnya mendukungnya untuk menuntut balas dendam, dan membenarkan usahanya menyerang Makkah untuk menghancurkan Ka’bah? Tetapi yang terjadi, seperti yang kita ketahui, Abrahah mengerahkan pasukannya menuju Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Sepanjang perjalanan menuju Makkah, beberapa suku Arab berusaha memberikan perlawanan, tetapi tidak mampu menghadang pasukan Abrahah. Hingga akhirnya Abrahah mencapai perbatasan kota Makkah. Ada riwayat yang mengatakan, ketika akan memasuki batas wilayah kota Makkah, gajah-gajah yang dibawa Abrahah tiba-tiba berhenti dan duduk berlutut, menolak untuk melanjutkan perjalanan memasuki kota Makkah. Tetapi jika gajah tersebut diarahkan ke arah yang lain, mereka tidak menolak untuk terus berjalan.

Abdul Muthalib, pemimpin yang ditunjuk oleh suku Quraysh untuk berbicara dengan Abrahah. Sebelumnya, Abdul Muthalib melepas unta-untanya diperbatasan kota, yang kemudian ditangkapi oleh pasukan Abrahah. Abdul Muthalib pun datang menghadap Abrahah, meminta supaya unta-untanya dikembalikan. Abrahah bertanya kepada Abdul Muthalib, “kenapa kamu datang dengan berani meminta unta-untamu, sementara kamu tahu bahwa aku dan pasukanku akan datang untuk menghancurkan Ka’bah. Kenapa kamu tidak bersiap-siap untuk melindungi Ka’bah?” Abdul Muthalib pun menjawab, “unta-unta itu adalah milikku, aku berhak untuk melindunginya. Sedangkan Ka’bah itu adalah milik Tuhan, Dia yang paling berhak untuk membelanya. aku dan kaumku tidak mampu untuk membelanya dari serangan pasukanmu.” Sekembalinya dari tempat Abrahah, Abdul Muthalib memerintahkan kaumnya untuk mengungsi, bersembunyi di bukit-bukit sekitar Makkah. Pagi harinya, ketika Abrahah bersiap memasuki kota Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Terjadilah seperti apa yang disebutkan pada ayat 3-5 surah Al-Fiil di atas. Allah mengirim serombongan burung yang membawa batu api yang terbakar dan membombardir Abrahah dan pasukannya, dan membuat mereka panik kocar-kacir. Banyak pasukannya yang mati termasuk gajah-gajahnya. Abrahah sendiri terluka sangat parah dan meninggal dalam perjalanan pulang ke Sana’a. Masyarakat Makkah yang menyaksikan kejadian itupun menyebut tahun itu sebagai tahun gajah. Masyarakat Arab waktu itu belum menerapkan perhitungan tahun, dan menandainya dengan kejadian besar yang terjadi dalam tahun tersebut. Tidak berapa lama setelah itu, anak pertama yang lahir di Makkah setelah kejadian pasukan bergajah, adalah cucu Abdul Muthalib. Dia membawa cucunya yang baru lahir itu ke hadapan Ka’bah dan memberinya nama Muhammad. Kejadian itu menurut mayoritas sejarawan, terjadi pada tahun 570 Masehi.


Wallahu alam,
Takbir

Tuesday, May 3, 2011

Backpacker Semurah-murahnya? Vs Traveling ala Saya


Berawal dari milis, ada yang melempar topik mengenai backpacker semurah-murahnya?? Berhubung saya orangnya ga kuat nahan ga ngasih komen, nah berikut komen saya dengan sedikit modifikasi plus pendapat beberapa anggota milis yang saya masukin di blog ini.

Backpacker itu, ke mana-mana bawa backpack, so anak sekolahan juga backpacker? Dari tanya-tanya ke mba Wikipedia, Backpaking atau backpacker sebagai subjek adalah istilah umum yang diberikan pada wisatawan yang berpergian dengan menggunakan backpack, tas yang di gendong di punggung atau ransel. Turis backpacker umumnya mempunyai ciri-ciri yang membedakan turis jenis ini dengan turis lainnya. Salah satu nya adalah backpacker umumnya didominasi oleh kaum muda dengan mobilitas yang tinggi yaitu sering berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu daerah ke daerah lain. Karena kebiasaan berpindah-pindah ini maka ransel menjadi pilihan yang sangat praktis. Selain itu Backpacker juga selalu menggunakan hostel atau penginapan yang sederhana dan mereka berwisata ke suatu tempat umumnya tanpa menggunakan jasa Travel Agent atau biro perjalanan wisata. Flashpacking adalah kata baru yang digunakan untuk merujuk ke backpacker makmur. Sedangkan backpacking secara tradisional dikaitkan dengan anggaran dan tujuan perjalanan yang relatif murah, flashpacking didefinisikan sebagai backpacking dengan anggaran yang lebih besar.

Di benak saya, backpacker itu (selain ditandain dengan backpack-nya), adalah petualang dengan budget ketat, plus modal nekat, untuk bepergian jarak jauh maupun dekat. Bukan mengunjungi suatu tempat untuk sekedar lihat-lihat. Tapi juga berbaur ditempat baru dengan masyarakat. Mengamati, belajar, dan semua hal baru patut dicatat.

Saya tidak pernah menyebut diri sebagai backpacker, walaupun pas jalan saya bawa backpack. Saya lebih senang menyebut diri traveler alias musafir atau flashpacker bisa juga. Mengunjungi suatu tempat bukan cuma sekedar untuk memenuhi lapar mata, melihat tempat2 keren dan terkenal yang selama ini cuma sering diliat di kalender dinding. Tapi juga untuk memenuhi rasa ingin tau, mempelajari hal baru, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan cerita2 dari tempat yang saya kunjungi. Saya tidak terlalu tertarik mengunjungi tempat wisata untuk tujuan berleha-leha. Bukan saya tdk suka loh ya, tapi tidak terlalu tertarik. Hingga hari ini belum pernah ke Bali.

Sebelum jalan, saya sudah menyusun rencana, berapa lama perjalanan, menyiapkan list site yg akan saya kunjungi. Dan berusaha, menggunakan waktu yang tersedia se-efektif mungkin. Serta menyiapkan alokasi dana selama perjalanan. Keasyikan pertama ketika traveling adalah menyusun itinerary. Mengenai alokasi dana, saya menyiapkannya tdk dengan budget yg super ketat. Tdk mau mengambil resiko kehabisan dana di jalan. Yg utama itu,
1. Tempat nginap, ambil harga tengah antara Hostel dan Hotel Bintang 2-3. Hotel bintang 4-5 ga kelirik ma kantong saya. Dari pengalaman, biaya penginapan akan saling menutupi di tempat yg berbeda. Misalnya di A kita bayar lebih dari budget, tapi di B kita dapat yg lebih murah dari budget kita.
2. Transportasi antar kota saya selalu pilih yg nyaman, soalnya perjalanan darat yg paling menguras tenaga, duduk lama, so harus pilih yang nyaman. Untuk dalam kota, saya siapin sewa taksi, sambil cari tau dan pelajari jalur-jalur bus dlm kota. Klo tau jalur bus/subway dlm kota, akan sangat menghemat budget perjalanan kita.
3. Untuk budget makanan, saya ambil basic harga fastfood di negara tujuan.
4. Biaya pesawat (klo misalnya naik pesawat), sudah diluar itung2an karena udah fix dan dikeluarkan di awal sebelum berangkat.

Selama perjalanan, saya bukan hanya mempertimbangkan kenyamanan tapi juga keamanan dan kebersihan. Jangan sampai jatuh sakit di negeri antah berantah. Mending ada temen, klo pas lagi sendiri? Udah kebayang serem duluan. Superhemat bukan berarti pelit kepada diri sendiri, superhemat diperlukan kalau memang keadaan sudah kepepet banget. Makanya diperlukan perhitungan budget yg baik plus spare dana cadangan sebelum berangkat, jika misalnya perhitungan dana awal kita meleset jauh.

So, Backpacker semurah-murahnya?? Kalo anda menyebut diri seorang backpacker, Budget semurah-murahnya adalah termasuk pertimbangan utama. Tapi bagi saya bukan itu tujuan saya traveling, efektif dlm memanfaatkan waktu traveling dan menyesuaikan dgn dana yang ada. Mempelajari hal yang baru adalah keharusan. Udah capek-capek jalan jauh, habisin dana lumayan, tapi ga bermakna?? Mending nebeng ama saudara yang anggota DPR (klo punya), jalan-jalan eh studi banding dibayarin. Ga ada makna juga ga pa2, wong ga ngeluarin duit sepeserpun kok.

Tapi suatu kebanggaan dan kesenangan tersendiri, jika kita bisa mengunjungi suatu tempat dengan budget yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang lain yang mengunjungi tempat yg sama. Tidak susah mencari kenyamanan di tempat tujuan selama mau ngeluarin dana lebih, tapi mendapatkan tempat yang nyaman dengan harga yang miring, itu menjadi kesenangan tersendiri ketika traveling.

Mumpung lutut masih kuat melangkah, punggung masih kuat manggul backpack, dana mepet tapi memungkinkan, spare waktu luang masih ada, banyakin jalan aja dari sekarang. Penuhi hasrat petualangmu, puaskan rasa ingin tahumu, jangan biarkan ngegantung di awang-awang. Di saat kita ga kuat lagi, kita bisa tersenyum senang dan batinpun tenang. Aneka perjalanan yang sudah kita lewati akan terus kita kenang. Menjelang akhir hidup kita termasuk golongan pemenang. Dunia sudah kita taklukkan dan bisa kita tinggalkan dengan hati yang lapang.


Wassalam,
Takbir

13 Alasan Belum Punya Account FaceBook


Terkait dengan penggunaan FaceBook (FB): Teknologi ibarat pisau tajam bermata 2 (atau bersisi 2 ya?? pokoknya itulah). Sangat bermanfaat sekaligus bisa sangat berbahaya.

Berikut 13 alasan, kenapa hingga hari ini saya belum punya account FaceBook. Saya pilih 13, karena angka 13 itu angka keramat, ga dikit2 amat tapi juga ga banyak2 amat. Ditulis dengan gaya gaul dikit, agar gampang dicerna dan difahami oleh pembaca yang juga pengguna FB (Jangan lupa dikomen ya):

1. Gw bukan anti FB, cuma belum merasa perlu aja punya Account FB. Gw perlunya FB yg lain, alias Fulus Bas, Fonsel Baru, Facar Baru, Fakaian Baru, Ferrari Baru, etc

2. Ga punya FB aja, fans gw dah banyak, apalagi punya FB? bisa2 jam kerja gw sibuk balas2in komen Fans2 gw... Takut digodain fans di FB, fans yg lain pada cemburu... Atau sebaliknya, buang2 waktu sibuk ngegodain fans..

3. Celoteh-celoteh, balas2an komen di FB, rawan salah paham. Niatnya silaturahmi, malah bisa bertengkar, merusak silaturahmi. Aktif make FB, berarti secara tdk langsung banyak privasi kita yg jadi konsumsi publik. Gw ga suka nyampurin urusan orang lain. FB user cenderung suka broadcast kegiatan/pikiran dia skrg, trus ngarep di komen ama teman2nya... Semakin banyak komen semakin senang. kadang komennya muji, kadang juga ngejek... Klo menurut gw sih, mau dipuji mau diejek, salah sendiri koar-koar di internet. Secara gw ga tahan ga ngasih komen klo ada info baru, so mending gw ga punya FB sekalian. Gw juga ga terlalu tertarik tau apa yg org lain/teman gw sdg kerjakan skrg... Klo emang lu mau gw tau, Please deh, You can directly inform me... Ada yang bilang, persahabatan akan lebih langgeng justru jika jarang atau lama tdk bertemu.

4. Gw ga mau gara2 FB kredibilitas gw ancur. Dngn punya FB, kita membuka ruang bagi org lain, buat muji, ngritik, bahkan ngejekin kita. Baik dari org yg udah kita kenal maupun org yg denger namanya aja belum. Org yg kgak kenal ini nih yg suka jahat. Klo gw dikasih pujian, lgsg gw apdet status lagi, apdet foto lg, supaya yg muji makin muji, dan yg baca pujian2 bwt gw ikut2an muji gw… huhuhu prikitiuw.. Tp klo ada yg ngritik apalagi ngejekin gw?? Beuuh, emosilah gw. Secara gw ga tau ini siapa yg komen jelek2in gw, tambah esmosi jadinya. Meski kenyataannya gw emang jelek, gw emang bejat, gw emang tukang korup, diwarteg suka ngutang, kos2an 3 bulan nunggak, udah berkali2 ditolak cewek, seminggu ga gosok gigi, dikantor kena omel mulu, abis ketangkep basah ngintip cewek mandi, yah ga perlulah disebar2in ke orang lain… Atau sebaliknya, bisa jd gw ikut2an ngejelek2in org lewat FB. Mending ga punya FB sekalian, ga ada yg bisa jelek2in gw, dan gw terhindar dari dosa ngejelek2in dan fitnahin orang…

5. Hape gw dulu ga support FB. Walau skrg udah punya Hape yg super duper Canggih banget alias sophisticated high end Gadget, bagi gw buang2 duit buat langganan service Internet Mobile... Wong tiap hari masih naik Metro mini. Bingung kan??? gw aja bingung...

6. Ga takut kurang gaul, klo ga punya FB. Ga punya FB, bukan berarti gw anti sosial. Gw berjiwa sosial kok, suka sedekah kalo mood lagi baik. Dan ada receh dikantong..

7. Kaum kapitalis awalnya nyerang remaja2 dengan 4F atau F4, bukan Fantastic Four, tapi Food, Fashion, Film, and Fun. Trus nambah jadi 5F yaitu, Football. Semuanya itu melenakan remaja2 kita, termasuk gw waktu masih remaja. Sekarang jadi 6F, FaceBook. Gw udah kena ampe 5F, masak kena lagi jadi 6F???

8. Mau tau info baru dan unik, gw lebih suka nyimak di kaskus, detik, kompas, atau nanya ke Wiki dan mbah Google. Lewat milis juga udah lumayan banyak. Tiap hari kerjaan gw pertama kali tiba dikantor, sortir dan nge-delete email yg kurang penting dari milis.

9. FB user suka lupa waktu klo udah FB-an apalagi tambah BB-an.. Jadi lupa Gawean.. Semangat gawe pas udah Gajian... abis itu balik lagi, FB-an...

10. Ga punya FB, sulit dapat Jodoh?? Ga pa2, biar sulit asalkan dapat yg mantep di hati, jangan sampai nasib kayak si Umar, dibohongin si Icha alias Rahmat Sulistyo.. wakakakaka (piss)

11. FB bisa jadi sarana untuk mengumpulkan massa. Melalui FB lah, revolusi di Tunis, Mesir dimulai. Saya bukannya anti revolusi, Gw cuma ga mau di ajak2in demo.. Udah diajak lewat FB tapi ga datang, ntar dianggap ga solider... padahal, sebenarnya gw takut ama soldier....

12. Klo nanya pak Ustadz, pasti bilangnya, "lebih baik baca Al-Qur'an daripada FB-an, buang-buang waktu, tenaga, dan uang". Ga usah jauh2 bandingin FB ama Al-Qur'an. Baca Koran Lampu Hijau terbitan tahun lalu bekas bungkus gorengan, jauh lebih bermanfaat dari pada baca komen2, celoteh2 ga jelas di FB.....

13. Gw khawatir bahasa Indonesia gw makin ga bener. Syukur bgt dulu pas Ebtanas nilai bahasa Indonesia gw masih item, dapat enam koma nol nol. Org yg sering berkicau di FB, biasanya bahasa yg dipake suka alay bin lebay… yah itu tadi, pengen narik perhatian followers-nya.. makin narsis komennya, makin banyak yg tertarik liat page dia… gw yg blum punya FB aja, udah ngaco bahasanya. Lu pasti ngerti klo udah baca tulisan gw ini.

Ini cuma pendapat pribadi, buat sobat-sobit yang belum kesambit FB, supaya mikir 2 kali eh 13 kali deh sebelum bikin account FB. Buat sobat-sobit yang udah kesambit, ambil manfaat yg positif aja dari FB, dan mudah2an tetap berada diatas jalan yang lurus… Amin

******* Ngaciiiirrrrr...... takut di bata FB'ers******