Thursday, December 25, 2008

Nizhny Novgorod, Russia (3)

Tidak terasa sudah sebulan saya di kota Nizhniy, Russia. Sekarang suhu sudah mencapai -10 derajat celcius, tapi salju tak kunjung turun. Padahal suhu segitu sudah bikin ujung jari saya sakit jika berlama-lama di luar di udara terbuka, sakitnya seperti abis kejepit pintu, belum lagi telinga yang ikut-ikutan sakit hingga seperti sudah mati rasa. Selama di sini baru sekali salju turun. Kata teman-teman, biasanya salju turun dari bulan November hingga bulan Maret dan tingginya bisa mencapai sepinggang. Makanya mereka sendiri juga heran kenapa salju gak turun-turun, sambil bercanda, mereka bilang mungkin gara-gara kedatangan saya salju jadi gak mau turun... Hehehe.. Kota Nizhniy dulunya adalah kota yang tertutup bagi orang asing, soalnya di kota ini banyak terdapat pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan militer bagi angkatan bersenjata Russia, bahkan radar anti Stealth (pesawat silumannya Amerika) juga diproduksi di sini. Sekarang ini juga, pendatang jumlahnya sedikit dan umumnya mereka adalah pelajar asing.

Ketika ada teman yang istrinya baru melahirkan, di kantor di adain pesta kecil-kecilan untuk merayakannya selepas jam kerja. Pesta tanpa vodka bagi orang Russia, bukan pesta namanya. Saya juga ditawarin untuk minum, tapi saya tentu saja menolak. Tanpa vodka, musim dingin di Russia sangat berbahaya alasan mereka. Saya sempat cium baunya yang sangat tajam menusuk hidung, mirip bau air tape ketan tapi jauh lebih tajam. Mereka juga sekali teguk itu, sekitar ¼ gelas aqua kemudian setelah itu mereka minum jus. Mungkin untuk menetralkan rasa vodka-nya. Tapi ada yang minumnya vodka segelas aqua full sekali tenggak, yang lain juga bilang kalo yang satu ini superman... hehehe... Dengan rajin minum vodka kita akan tetap sehat dan terhindar dari segala penyakit katanya. Mereka bilang, kalau saya pulang ke Indonesia dan menceritakan bahwa saya pernah minum Vodka dengan orang Russia, pasti saya akan jadi disegani... hehehe, mabuk-mabukan kok bangga yaa. Bagi mereka, minum beer itu udah ga ngefek, seperti jus aja kata mereka. Kalau sudah tidak ada Vodka atau whiskey baru mereka minum beer. Sebentar lagi tahun baru, dan 1 january hingga 10 january adalah hari libur utama di Russia. Selama 10 hari itu mereka habiskan dengan minum-minum Vodka hingga teler dan lupa waktu.

Orang Russia mayoritas memeluk agama Kristen Ortodoks, dan mereka merayakan hari Natal bukan pada tanggal 25 Desember seperti umat Kristen yang lainnya tapi tanggal 7 January. Perbedaan ini dengan alasan penggunaan sistem kalender yang berbeda. Di awal bulan desember 2008 ini, kepala gereja Ortodoks Russia meninggal dunia. Dan hampir selama seminggu, semua siaran TV Russia menampilkan profil sang pastur dan prosesi pemakamannya yang dihadiri oleh para kepala negara yang juga menganut Kristen Ortodoks, seperti Russia, Serbia-Montenegro, Moldova, Yunani, Rumania, Belarusia, Bulgaria, Macedonia, Syprus, Georgia, Ukraina, dan Armenia. Kalau Gereja Katolik berkedudukan di Roma, maka Gereja Ortodoks Russia berkedudukan di Moscow. Dalam gereja Orthodoks tidak ada 1 pemimpin utama yang memimpin semua gereja Orthodoks seperti halnya Paus bagi umat Katholik yang berkedudukan di Roma. Pemimpin gereja Orthodoks di setiap region atau Patriarkh disebut Bishop. Yang jelas kelihatan beda di antara keduanya adalah penampilan para pendetanya. Kalau para kardinal katolik atau pendeta protestan rata-rata tidak memelihara kumis dan janggut, sebaliknya para pendeta Ortodoks tampil brewokan dengan janggut dan kumis yang dibiarkan panjang hingga ke dada. Yang berbeda juga saya lihat adalah sombol salibnya yang ada tambahan palang kecil di atas dan di bawah palang utamanya. Dan yang paling unik adalah bentuk kubah gerejanya yang mirip mesjid cuma beda simbol yang nancap di atasnya aja, kalo mesjid pake bulan sabit, maka ini dengan salib. Di siaran TV saya lihat di sebuah kota, ada gedung gereja yang dibeli oleh komunitas Muslim dan mereka tinggal mengganti salib di puncak kubah dengan tanda bulan sabit. Yang patut kita syukuri sebagai umat Islam adalah komunitas muslim yang terus bertambah di Russia.

Sepanjang tahun 2008 ini, di Moscow, walikotanya memberi ijin untuk pembangunan 11 buah mesjid baru, karena jumlah mesjid yang ada sekarang sudah tidak mampu menampung umat muslim yang terus bertambah. Di kota Nizhniy sendiri, saya lihat dari siaran berita TV, ketika perayaan Idul adha (Muslim Russia menyebutnya Kurban Bayaram) mesjid yang ada sudah tidak bisa menampung jamaah yang meluber sampai ke jalan. Tapi saya tidak pernah sekalipun melihat ada acara siaran televisi yang menyiarkan siaran agama Islam yang ada juga siaran agama Ortodoks. Maklumlah Ortodoks sudah seperti agama negara di Russia. Sebuah tantangan bagi syiar Islam di Russia, selain itu mereka juga menghadapi banyak sekali perilaku orang Russia yang bertentangan dengan ajaran Islam. Kebiasaan mabuk minum Vodka dan perilaku seks bebas, 2 perilaku yang sudah seperti bara dan api.

Wassalam

Такбир

Tuesday, December 16, 2008

Nizhny Novgorod, Russia (2)

Minggu siang, saya coba jalan-jalan melihat-lihat ke taman yang berada di seberang jalan dari apartemen saya. Kelihatannya lagi diadain acara, sedikit rame soalnya. Para orang tua membawa anak-anaknya jalan-jalan, padahal cuaca dingin banget (bagi saya yah). Di setiap channel TV selain menayangkan waktu, juga ditampilkan suhu yang terupdate. Dan saya lihat suhu sekarang 0 derajat celcius. Orang-orang sini memperingatkan bahwa nanti cuaca akan lebih buruk, bisa mencapai -13 derajat celcius (Yang terburuk mencapai -35 derajat celcius)... Wahh.

Waktu sholat di sini juga tentu tidak seperti di Indonesia, Subuh sekitar jam 07.00 (Matahari baru terbit pukul 08.00) dan pada pukul 16.00 matahari sudah terbenam. Pada musim dingin siang menjadi lebih singkat. Selama di sini saya menjamak sholat dhuhur dengan ashar dan magrib dengan Isya, karena saya belum bisa membedakan perbedaan waktu masing-masing, jadi supaya aman saya jamak saja. Lagian kan, saya di sini sebagai musafir ceritanya.

Info dari Daniel, komunitas muslim di kota Nizhniy mencapai 5% dari populasi kota. Cukup banyak katanya. Dan mereka mayoritas adalah orang Tartar (suku bangsa yang mendiami negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Azerbaijan, Tajikistan). Di kota Nizhniy Cuma ada satu masjid (ntar kalo sempat saya kunjungi, saya pasang fotonya di sini), Daniel menyebutnya Moslem church hwehehehe. Daniel sempat menanyakan, saya masuk muslim apa, Sunny atau Syiah? Saya cuma menjelaskan bahwa mayoritas muslim Indonesia, yang mencapai 90% dari total populasi, (kalau bisa dibilang hampir semuanya) menganut paham sunny. Dan saya tidak terlalu paham apa perbedaan antara Syiah dan Sunny, itu urusan orang Arab saya bilang. Daniel dan juga teman-teman yang lain menanyakan apakah saya pernah minum Vodka? Saya bilang tidak, saya tidak minum alkohol, karena dilarang dalam agama saya (Islam). Mereka menjelaskan, rata-rata muslim di Nizhniy juga minum Vodka dengan alasan ini pengecualian bagi mereka yang hidup di tempat yang bercuaca dingin. Saya gak tau apa itu di benarkan atau tidak, tapi saya sendiri tetap gak mau mencoba. Bukan cuma karena alasan dilarang agama, tapi saya sendiri memang tidak mau mencobanya, dan mudah-mudahan saya bisa bertahan tanpa mencobanya atau bahkan menyentuhnya. Bagi orang Russia, Vodka menjadi semacam sarana relaksasi untuk menghangatkan badan, yang tentu saja kalau diminum dalam jumlah banyak akan mengakibatkan mabuk. Daniel sendiri sangat suka minum Vodka, katanya setiap akhir pekan seharian di rumah, bisa dia habiskan hanya dengan minum Vodka. Dia minum sekitar 200 gram, selebihnya akan membuat mabuk katanya. Dan, vodka dengan kadar 1000 gram (1 Kilo !!!!) bisa membunuh orang, apalagi yang pertama kali mencobanya. Tapi, kata si Daniel, di Russia banyak orang yang bisa minum lebih dari sekitar 1000 gram dan mereka tetap bisa jalan... Hahaha... Waktu di Hotel, saya melihat ada orang yang lalu lalang lobby dengan oleng karena teler berat kali, tapi orang-orang juga cuek-cuek aja, pemandangan biasa bagi mereka. Daniel memperingatkan agar hati-hati kalau keluar malam, karena banyak orang mabuk di jalan selain itu ada semacam kelompok rasis yang menyebut diri mereka ‘Skinhead’ yang suka menganiaya orang asing. Kelompok ini banyak terdapat di Moskow, di Nizhniy ada juga tapi sangat sedikit dan sangat jarang terdengar ada penganiayaan terhadap orang asing.
Jangan kan malam, siang aja saya ogah kalau ga perlu-perlu amat, dinginnya itu loh.


Wassalam

Такбир

Nizhny Novgorod, Russia (1)

Senin pagi, 24 November 2008, dari Hotel OKA (Oka ternyata merupakan nama sungai utama yang melalui kota Nizhniy Novgorod) saya berangkat menuju kantor berbekal alamat yang diberikan yaitu Gagarina Avenue 168a. Saya juga meminta tolong ke resepsionis hotel untuk menuliskan alamat tersebut dalam alphabet Cyrilic agar lebih mudah menunjukkan alamatnya kepada supir taksi. Dengan taksi saya tiba di kantor MTS (operator seluler terbesar di Russia) sekitar 15 menit kemudian. Sepintas saya lihat, lalu lintas di kota ini lumayan padat juga. Padahal cuacanya dingin banget. Ketika turun dari taksi, jalan ke kantor tersebut sedikit menanjak dan permukaan jalan tertutupi es yang membeku, membuat saya hampir saja jatuh terpeleset. Masuk ke kantor tersebut, saya bertanya dengan susah payah ke petugas keamanan kantor sambil memperlihatkan LOI saya yang memang dalam bahasa Russia (saya sendiri belum tau isi LOI itu apaan, yang saya tau ada nama saya, tanggal mulai dan selesai ijin kerja saya di Russia).

Dari lantai dua datang seorang pemuda bule Russia, dan memperkenalkan diri. Namanya Daniel atau panggil saja Dan, umurnya masih 22 tahun. Dan kemudian mengantarkan saya ke lantai 2 dan memperkenalkan saya dengan semua engineer MTS di ruangan tersebut dan tentu saja dengan manajer MTS yang juga akan menjadi atasan saya selama ditugaskan di sini, yaitu Alexander Pushkash. Seorang pria jangkung, berambut hitam, dan berkumis. Engineer MTS termasuk manajernya ternyata sangat susah berbahasa Inggris, jadi setiap ada sesuatu yang ingin disampaikan ke saya mesti lewat si Daniel tadi. Untungnya Dan juga orangnya sangat bersedia membantu. Saya juga menanyakan ke Dan di mana saya bisa mencari apartment yang kira-kira dekat dari kantor, tapi Daniel malah menawarkan akan mencarikan saya apartment dengan harga sekitar 20000 Ruble (1 Ruble = Rp. 457). Selain apartment, saya juga menyampaikan ke Daniel apa-apa saja yang saya butuhkan selama di Nizhniy dan khususnya selama bekerja di MTS Nizhniy Novgorod. Saya Cuma membutuhkan SIM card MTS dan tentu saja koneksi ke OSS Ericsson. Sekitar jam 13.00 setelah makan siang (pertama kalinya saya merasakan masakan Russia, rasanya cukup diterima oleh lidah saya, cuma sedikit kurang asin saja saya rasa) Daniel malah mengajak saya ke toko sepatu untuk membeli sepatu khusus musim dingin yang lebih hangat dan tentu saja supaya tidak terpeleset. Daniel serta teman-teman yang lain sangat menyarankan saya untuk ganti sepatu Nike yang saya pakai karena cuaca nanti akan lebih dingin. Akhirnya saya beli sebuah sepatu hangat dengan harga 2080 Ruble (hampir sejuta bo’), itupun sudah termasuk yang murah (kisaran harga di toko itu saya lihat sekitar 1800-4000 ruble). Setelah itu kami bergegas menuju ke gerai MTS untuk mendapatkan SIM card. Untuk kartu perdana ini saya mengisinya dengan 100 Ruble. Saya harap cukuplah buat sekedar SMS-an. Setelah itu kembali ke kantor, dan admin OSS memberi saya user login untuk koneksi ke OSS. Hari pertama kerja waktunya lebih banyak shopping hehehe... ketika kembali ke Hotel, resepsionis hotel memberitahukan saya bahwa besok siang saya sudah harus check out karena untuk besok, kamar yang saya pakai sudah di pesan oleh orang lain sebelumnya, berarti besok setidaknya saya sudah harus dapat apartment nih.

Esoknya Daniel mengajak saya untuk melihat-lihat apartment, dan dia bilang harganya berkisar 15000 Ruble per bulan. Apartemen pertama yang kami kunjungi sekaligus menjadi apartemen yang akhirnya deal. Proses penyewaan apartemen di Russia, harus melalui agen yang akan mengurusi semua surat-surat legal penyewaan. Dan kita harus membayar one time agent fee sebesar harga apartment. Apartment ini, kondisinya masih sangat baru, keliatan dari perabotnya yang masih baru (labelnya masih nempel). Full furnished single room dengan dapur dan segala kelengkapannya. Saya sendiri merasa cocok dan akhirnya kami pun sepakat dengan harga 15000 Ruble per bulan. Mungkin cuma satu kekurangannya, yaitu terletak di lantai 8 dan tidak ada Lift!!! Tapi itu terbayar dengan view yang menghadap ke taman dan sungai Volga yang tidak kelihatan karena tertutup kabut.

Apartemen itu baru bisa ditempati besoknya, jadi saya mesti kembali menginap di Hotel untuk semalam lagi. Harga Hotel di Nizhniy sekitar 2000-3400 ruble semalam untuk kamar standar (kamar standarnya kalah jauh ama kamar standar di Indonesia yang cuma bayar sekitar 300-500 ribuan Rupiah). Selama 3 hari di Nizhniy saya membayar sekitar 5500 Ruble untuk hotel. Mahal, dan itu sudah diingatkan oleh teman dan agen sebelum berangkat. Pada hari ketiga saya di Nizhniy inilah, pertama kalinya saya merasakan hujan salju. Jalan-jalan dan mobil yang diparkir tertutupi salju. Pemandangan yang awalnya membuat saya sangat takjub, tetapi ketika Daniel memberi tahu kalau selama saya 3 bulan di Nizhniy saya akan terus melihat salju, karena musim dingin akan berlangsung hingga bulan maret, rasa takjub saya jadi berkurang, berusaha membiasakan diri dengan pemandangan tersebut. Katanya, tebal salju juga bisa mencapai setengah meter.

Setelah pindah ke apartment, untuk berangkat dan pulang kantor saya tinggal nyegat bus yang semuanya pasti lewat depan kantor dan membayar tiket ke kondektur 11 Ruble (di sini kondekturnya itu ibu-ibu, mungkin sudah bisa di bilang nenek-nenek malah). Awalnya sih canggung, tapi setelah 2 hari ini, akhirnya mulai terbiasa. Di bus diliatin orang-orang, tapi saya cuek aja. Jam kantor 07.30 sampai 16.30. Setelah dapat apartment setidaknya saya bisa lebih konsentrasi dengan kerjaan, dan untungnya di dekat apartment ada toko swalayan untuk beli segala keperluan. Tidak jauh dari apartment saya juga ada hostel untuk mahasiswa asing. Jadi, melihat orang asia lalu lalang adalah pemandangan yang tidak aneh di sekitar apartment saya... Oh untunglah, bete juga kalo diliatin mulu ma orang-orang.

Walaupun masih belum ngerti, setidaknya saya mulai terbiasa mendengar percakapan bahasa Russia. Daniel sendiri dengan sabar bersedia mengajarkan saya beberapa kata dalam bahasa Russia. Setidaknya pula saya mesti belajar baca alphabet Cyrilic. Kata Daniel, seluruh negeri Russia menggunakan bahasa Russia dengan dialek yang sama. Yah moga-moga pulang ntar bisalah bahasa Russia dikit-dikit. Paling cuma seminggu juga lupa semuanya... Hehehe..


Wassalam

Такбир