Wednesday, June 3, 2015

Bahrain di Antara Dua Laut

Bab al Bahrain, Manama Souq

Bahrain negara pulau kecil yang berada di Teluk Arab (menurut orang Arab) atau di Teluk Persia (menurut orang Iran). Mungkin dengan alasan itu pula namanya Bahrain yang artinya dua laut dalam bahasa Arab. Terletak di sebelah timur Saudi Arabia dan terhubung dengan daratan Arabia melalui causeway. Saya pertama kali mengunjungi negara ini tahun 2011 yang lalu. Ceritanya saya tulis di sini.

Pedagang rempah-rempah di Manama Souq

Kali ini saya menetap lebih lama di Bahrain. Sekitar 9 bulan. Tapi tidak banyak tulisan yang bisa dihasilkan. Negara ini bisa dikelilingi cukup sehari. Waktu yang paling tepat berkunjung ke sini adalah bulan november hingga maret di mana udara terasa sejuk. Sedangkan pada Mei hingga Oktober musim panas khas wilayah gurun Arab, membuat kita tidak leluasa berkeliling.

Bocah-bocah Bahrain, anak pulau mesti jago berenang.

Mayoritas penduduk Bahrain menetap di bagian utara pulau yang memang terlihat lebih banyak pohon dibandingkan selatan yang gersang. Bahkan pantai utara juga direklamasi untuk dataran baru, padahal area selatan masih banyak yang kosong. Pikir saya mungkin karena akses air bersih yang sulit didapatkan di selatan makanya jarang penduduk. Adapun sumber air bersih mereka berasal dari air laut yang disuling. Wilayah gurun di selatan menjadi pangkalan pasukan bersenjata Bahrain. Lokasinya dekat dengan Tree of Life atau Shajarat-al-Hayat yang terkenal, dan kadang menjadi ikon pariwisata di Bahrain.

Reklamasi pantai di Utara Bahrain (foto dari atas gedung Zain)

Untuk menuju ke Tree of Life dari Manama mungkin butuh sekitar 45 menit. Tidak ada kendaraan umum untuk menuju ke sana, jadi paling bagus mesti sewa mobil dan menyetir sendiri. Sewa mobil kisaran 8-10 Dinar Bahrain (BHD) atau sekitar 300ribu per hari. Bensin masih murah, 100 fills atau 3300 per liternya. Sepertinya kurang lengkap berkunjung ke Bahrain jika belum melihat sendiri yang namanya Tree of Life. Rasa penasaran yang besar yang membawa saya bersama beberapa teman ke sana. 

Lokasinya begitu terpencil, tapi meski begitu pemerintah Bahrain menempatkan petugas keamanan untuk menjaga pohon itu. Kasian juga petugas yang ditempatkan di situ. Ada fasilitas toilet yang disediakan juga di dekat situ. Jujur saja, ini hanyalah pohon biasa yang bisa kita lihat di kota Manama, yang membuatnya unik adalah karena menjadi pohon satu-satunya di area itu. Menurut artikel yang saya baca, pohon itu diperkirakan sudah berumur 500 tahun. Ketika berkunjung di sana akhir musim dingin, terlihat semak semak gurun di sekitarnya, mungkin pada puncak musim panas, pohon ini adalah satu-satunya tanaman hidup di situ di tambah satu makhluk hidup yaitu petugas keamanan yang menjaganya.

Seperti kata seorang teman, semua tempat menarik di Bahrain itu buatan manusia modern. Seperti mall dan tempat hiburan lainnya. Akhir pekan, mall penuh oleh warga yang tidak punya pilihan lain untuk jalan-jalan. Tapi bukan berarti tidak ada tempat bersejarah yang tersisa di sini. Beberapa tempat bersejarah yang sempat saya kunjungi antara lain, Bahrain Fort, Al Jasra House dan Mesjid Khamis.

Bahrain Fort atau Qal'at al-Bahrain terletak di utara Pulau Bahrain salah satu peninggalan arkeologi di Bahrain yang patut dikunjungi. Dibangun dari batu yang dipahat dan direkatkan dengan tanah liat. Benteng ini selain untuk tujuan militer, di dalamnya juga diperuntukkan untuk kegiatan lain di masanya yang merupakan pusat perdagangan di pulau ini.


Situs arkeologi dekat Bahrain Fort dengan latar Museum Bahrain

Ada juga Arad Fort di area Muharraq

Beit al-Jasra (Al Jasra House) adalah salah satu contoh rumah tradisional yang tetap dijaga kelestariannya di Bahrain. Merupakan tempat lahirnya mendiang Raja Bahrain, Shaikh Isa bin Salman al Khalifa. Bangunan yang terbuat dari batu karang dan batang pohon korma. Terdiri dari beberapa ruang kecil untuk menerima tamu, ruang pria, ruang wanita, dapur dan kamar tidur.


Masuk ke ruangan-ruangan yang ada di sini lumayan buat ngadem dari hawa panas


Tidak jauh dari Al Jasra House ada tempat yang disediakan bagi seniman kerajinan tangan Bahrain.

Lukisan potret tradisional warga lokal Bahrain

Masjid Khamis dipercaya sebagai mesjid pertama yang dibangun di Bahrain, pada masa Dinasti Umayyah. Abad pertama hijriyah.  Lokasinya sekarang dikelilingi oleh pemukiman penduduk. Saat ini sudah direstorasi sebagian, dan pengerjaannya terlihat masih berlanjut ketika berkunjung ke sini.



Beberapa makam kuno yang berada di dekat bangunan masjid

Masjid Al Fatih, yang terbesar di Bahrain

Perpustakaan dalam kompleks Masjid Al Fatih


Kota Manama akan terlihat indah di malam hari dengan kelap-kelip lampu digedung-gedung tinggi. Siangnya sangat jauh berbeda, karena panas dan terlihat gersang.

Di beberapa titik di Kota Manama, terdapat perahu tradisional Bahrain yang sengaja di tempatkan di taman-taman atau dekat pusat perbelanjaan.

Bahrain juga punya gedung World Trade Center yang ikonik di Manama

Deretan pohon dan gedung dihiasi lampu-lampu bewarna putih dan merah dengan corak bendera negara Bahrain ketika perayaan hari nasional di Bahrain.
Pusat perayaan dengan mengadakan pesta rakyat di area BIC (Bahrain International Circuit) yang juga merupakan lokasi ajang balap Formula 1. Jalan menuju BIC begitu macet sehingga kami butuh sekitar 3 jam untuk mencapainya


Selama menetap di Bahrain menjadi lebih betah dan menyenangkan adalah keakraban warga Indonesia yang ada di sana. Baik itu dengan pegawai KBRI maupun saudara sebangsa yang lain yang bekerja di Bahrain. Semua berbaur dan setidaknya sekali seminggu pasti ada saja acara kumpul-kumpul sekedar untuk memelihara keakraban dan kekompakan sesama WNI. Baik itu acara yang diadakan oleh pihak KBRI maupun oleh sesama WNI. Komunitas warga Bahrain membentuk Perkibar yang bisa kita lihat kegiatannya di situs web Perkibar

Berfoto bersama setelah pertandingan sepakbola melawan komunitas warga Malaysia di Bahrain.
Nonton bareng ke stadion, menyaksikan laga ujicoba timnas Bahrain dengan Kolombia. Lumayan bisa melihat aksi Radamel Falcao dari dekat. Juga menyaksikan kehebohan penonton warga Bahrain yang suka norak lari menerobos ke lapangan bahkan ketika pertandingan sedang berlangsung.
  
Acara bakar-bakar atau istilah kerennya barbeque, lesehan berlindung dari badai pasir yang menjadikan latar belakang langit Manama berpendar warna kemerahan.  




  

Wassalam,
Takbir