Monday, April 30, 2012

Russia Long Way Down Trip - Persiapan dan Keberangkatan ke Rusia

Rencana trip ke Rusia ini sudah saya rencanakan sejak 2 tahun yang lalu. Untuk perjalanan di Rusia saya sangat menghindari musim dingin. Musim dingin di Rusia sudah saya rasakan 3 tahun yang lalu ketika ke Nizhniy Novgorod. Dan dinginnya amit-amit. Selain itu, pas musim dingin waktu siang sangat singkat, matahari muncul jam 8 pagi dan terbenam lagi jam 4 sore. Banyak alasan untuk tidak melakukan traveling di Rusia pada musim dingin. Karena alasan menghindari musim dingin dan menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan, hingga akhirnya baru bisa terlaksana tahun ini. Jadi, waktu terbaik menurut saya adalah antara Mei hingga September.

Passport Indonesia perlu Visa untuk berkunjung ke Rusia. Untuk semua jenis Visa Rusia (kecuali passport diplomat RI bebas Visa 14 hari) kita perlu undangan dari pihak Rusia. Entah itu kerabat/teman di Rusia, perusahaan pengundang atau travel agen resmi yang mempunyai nomor referensi yang tercatat di Kementrian Hukum Rusia sana. Setelah searching ke sana ke mari, akhirnya saya menemukan kontak untuk mendapatkan surat undangan tersebut dengan biaya hanya 685 Rubel, tanpa harus book hotel dan sebagainya. Tapi cukup kita berikan plan itinerary kita dan juga rencana akan menginap di mana karena akan disebutkan dalam surat undangan tersebut. Periode Visa yang akan diberikan juga sesuai dengan plan itinerary kita, maksimal 30 hari.

Karena saat ini sementara berdomisili di Yokohama dan untungnya sudah memiliki Alien card atau temporary resident card di Jepang dan juga Visa re-entry Jepang, maka memungkinkan saya untuk mengajukan permohonan Visa Rusia di Kedubes Rusia di Tokyo. Setelah mendapatkan reference letter, ternyata bagi Passport Indonesia untuk mendapatkan Visa Rusia tidak sesulit seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Tidak seperti kebanyakan negara-negara lain yang perlu asuransi atau syarat tambahan lainnya. Karena syarat berkas yang perlu saya sertakan hanya: form permohonan Visa yang sudah diisi lengkap dengan foto terbaru ukuran 4x6 (latar belakang putih), reference letter dari travel agent dan passport. Ketika menyerahkan berkas-berkas tersebut, saya sempat deg-degan juga jika ternyata kurang atau surat reference travelnya tidak diterima. Setelah mengecek sebentar, petugas di kedutaan kemudian hanya menanyakan kapan Visanya mau diambil, aih.. syukurlah karena awalnya saya pikir dia akan menanyakan asuransi. Untuk asuransi saya pikir optional, tetapi di beberapa Kedubes Rusia akan meminta itu. Tapi pengalaman saya di Jakarta 3 tahun yang lalu juga tidak diminta. Biaya Visa Rusia dengan seminggu jadi di Konsulat Rusia di Tokyo adalah 6000 yen. Permohonan Visa turis maksimal 3 bulan sebelum rencana keberangkatan. Seperti yang saya telah lakukan, sehingga punya waktu untuk mengajukan cuti dan mencari tiket termurah tentunya.

Contoh surat undangan saya pakai dan sukses mendapatkan visa tanpa ditanya-tanya


Saya berangkat ke Russia dengan maskapai Rusia Aeroflot dari Hong Kong menuju Saint Peterburg dengan transit di Moscow.  Dan kepulangannya kembali melalui Hong Kong via Moscow. Tiket termurah yang bisa saya dapatkan setelah membandingkan harga maskapai yang lain dan jalur yang berbeda pula. Dan tentu saja dengan mempertimbangkan waktu keberangkatan dan tibanya.

Awalnya saya mengira bahwa transit dengan maskapai yang sama (Aeroflot), saya tidak perlu untuk check-in lagi. Ternyata pas check-in di Hong Kong, baru saya ketahui bahwa saya harus keluar ambil bagasi dan check-in lagi untuk penerbangan lanjutan Moscow – Saint Peterburg. Wah, yang jadi masalah adalah jadwal keberangkatan ke Saint Peterburg hanya selisih 2 jam dari jadwal kedatangan saya di Moscow. Kekhawatiran semakin besar karena keberangkatan dari Hong Kong delay selama satu setengah jam akibat cuaca buruk. Sepanjang perjalanan menuju Moscow jadi kepikiran tidak bakal bisa mengejar penerbangan selanjutnya ke Saint Peterburg sesuai jadwal. Daripada pusing mending nonton saja atau tidur.
Tiba di Moscow sesuai jadwal yang mundur satu setengah jam, hanya punya kurang dari 30 menit untuk bisa mengejar pesawat berikutnya ke Saint Peterburg pada pukul 19.30 waktu Moscow. Seperti yang saya perkirakan antrian imigrasi yang panjang ditambah loket buat passport warga asing diserobot juga oleh antrian warga Rusia. Akhirnya saya bisa dengan sukses lolos imigrasi pada pukul 19.40. Sudah telat! Dengan setengah berlari saya menuju terminal D bandara Sheremetyevo yang ternyata lumayan jauh juga (serasa jauh karena telat). Karena terlanjur telat, ya sudah coba saja menuju counter check-in Aeroflot.  Mana saya awalnya salah ikut antrian check-in di penerbangan International, makin kacau saja. Sadar salah antrian, saya mencari lagi counter check-in penerbangan domestik Aeroflot yang astaga antriannya…  Yah apa salahnya di coba, kalau emang ga bisa berarti beli tiket lagi. Setelah ngantri dengan sangat tidak antusias, akhirnya dengan sukses saya diberi tahu bahwa saya ketinggalan pesawat. Ya iyalah, ini sudah 20.40, telat sejam lebih. Tapi petugas counter menyarankan saya untuk menuju ke customer service Aeroflot. Saya pun menuju ke loket yang ditunjuk. Setelah antri sebentar, voila.. Alhamdulillah, saya yang telat ketinggalan pesawat dialihkan ke penerbangan berikutnya pukul 23.30 yang walau delay penerbangannya tapi yang penting saya tidak perlu menguras budget tambahan buat tiket pesawat.

Dengan sukses saya tiba di Bandara Pulkovo, Saint Peterburg pada pukul 01.30 pagi, dan di bandara Pulkovo terdapat lounge tempat penumpang istirahat di lantai 3 Terminal-1. Kursinya dari besi dan susah untuk rebahan, tapi yang penting ruangannya hangat dan tidak perlu maksain ke Hostel pada dini hari yang masih sangat dingin.

Ruang tunggu lantai 3 Bandara Pulkovo, Saint Peterburg


Wassalam,
Takbir 

Sehari di Hong Kong

Hong Kong bukan menjadi tujuan utama traveling kali ini, tetapi hanya transit. Dan saya mengatur jadwal agar setidaknya bisa sehari melihat kota Hong Kong. Pesawat tiba tengah malam dengan antrian imigrasi yang sangat padat hingga akhirnya saya keluar dari imigrasi sudah pukul 01.30. Kondisi di luar hujan deras, saya putuskan istirahat di dalam bandara saja menunggu pagi. Paginya dengan bus bertingkat khas Hong Kong, saya menuju Hostel yang sudah saya pesan sebelumnya. Hostel ini berlokasi di area Causeway Bay. Tidak jauh dari stasiun MTR (subway) dengan nama area yang sama.
Hong Kong MTR
Setelah beristirahat sebentar di Hostel, kemudian berkeliling di beberapa spot yang ramai di Hong Kong. Paling nyaman dan mudah dengan menggunakan MTR. Saya beli one day pass 55 HKD. Tujuan pertama adalah pasar jalanan alias street market di sekitar stasiun Mongkok. Ladies Market dan sekitar Fa Yuen street yang dikenal juga sebagai Sneaker street. Yang saya lihat adalah kumpulan pedagang kaki lima di tengah jalan. Seperti Blok-M Jakarta dalam skala yang lebih besar. Tidak ada yang menarik di sini bagi saya. Berjalan di sini sekedar melihat banyaknya orang yang berlalu lalang, jalanan sempit dan macet oleh manusia. Saya merasa berada di Mangga Dua.
 Jajanan pinggir jalan yang banyak disekitar street market
Lokasi utama yang ingin saya lihat dalam kunjungan singkat ini adalah The Peak. Hong Kong dalam bahasa asalnya berarti 'Pelabuhan yang Cantik'. Hongkong adalah pulau kecil dengan banyak bukit. Walau di tengah kotanya sudah sangat-sangat padat dengan bangunan, ternyata masih banyak juga area hijau. Terutama bukit-bukitnya. Tempat yang paling bagus untuk melihat panorama kota Hong Kong adalah dari atas The Peak. Untuk menuju ke atas, sarana yang paling populer adalah dengan tram (28 HKD) atau dengan bus dari central stasiun 10 HKD. Karena akhir pekan, antrian tram sangat panjang, saya pun memilih naik bus saja. Saya menunggu hingga malam di The Peak untuk menyaksikan panorama kota Hong Kong pada malam hari.
 

Puas dengan panorama kota Hong Kong dari The Peak. Saya kembali ke pusat kota dan berjalan di sekitar Central Stasiun sekedar melihat situasi pada malam hari. Dari situ menuju ke beberapa street market di sekitar  Stasiun Jordan. Melihat pasar-pasar di Hong Kong yang menjual barang-barang, pakaian dan aksesories hingga peralatan elektronik murah dari Cina, membuat saya jadi berpikir apa yang menjadi daya tarik hingga banyak orang Indonesia yang datang jauh-jauh belanja di Hong Kong. Semua barang-barang di sini ada di Indonesia, dan saya lihat tidak kalah bersaing dalam harga. Atau mungkin saya yang tidak tahu dan tidak mengerti tempat-tempat menarik di Hong Kong.

Hong Kong secara keseluruhan seperti bayangan saya sebelumnya. Padat dan sumpek. Seperti gambaran di film-film produksi Hong Kong yang dibintangi oleh Chow Yun Fat atau Andy Lau, yang sering saya nonton di Layar Emas RCTI ketika masih SMP dulu.
Setelah berkeliling hingga tengah malam, MTR akan tutup sekitar pukul 01.00, saya balik ke Hostel dan Istirahat. Paginya saya akan berangkat untuk memulai petualangan yang sebenarnya.


Wassalam,
Takbir

Sunday, April 8, 2012

Berburu Sakura


Mekarnya bunga sakura bukan cuma menjadi daya tarik bagi turis mancanegara tapi juga bagi warga Jepang. Waktunya yang singkat membuatnya menjadi semakin ditunggu-tunggu. Sakura mekar dari akhir maret hingga pertengahan april. Kalau bagi saya, bunga Sakura seperti saja dengan bunga-bunga yang lain, banyak bunga yang kelopaknya lebih indah dari Sakura. Cuma uniknya Sakura itu pohon, bukan seperti bunga-bunga yang lain yang batangnya kecil. Kadang saya dengar ada yang bilang bunga Sakura atau pohon Sakura, keduanya benar menurut saya.

Pohon Sakura saya lihat ada di mana-mana. Dari Taman kota, tepi jalan, tepi rel kereta, hingga halaman rumah. Tapi melihat sepohon doang kayaknya tidak cukup memuaskan. Makanya saya sengaja ke lokasi yang memang banyak pohon Sakuranya. Pagi-pagi benar saya sudah menuju ke Ueno Park, Tokyo. Dari Ueno Station keluarnya di Park Gate. Hari ini, 7 April 2012, bunga sakuranya sudah benar-benar rimbun. Berjalan di bawah naungan bunga Sakura menjadi pengalaman yang menyenangkan. Banyak warga Jepang, terutama kaum muda, mengadakan Hanami atau piknik bersama dibawah pohon Sakura yang sedang berbunga. Mereka bahkan menginap di Taman Ueno membawa bantal dan selimut karena memang udara masih dingin. Sekitar jam 8 pagi, petugas dengan pengeras suara membangunkan mereka, karena pengunjung taman mulai berdatangan dan Taman Ueno tiba-tiba menjadi sangat padat. Jika berencana ke Ueno untuk melihat Sakura, maka sangat disarankan datang pagi-pagi untuk menghindari padatnya pengunjung.

Sakura di Taman Ueno






Dari Ueno saya menuju ke Taman Shinjuku atau Shinjuku Gyoen. Dulunya taman untuk keluarga Kekaisaran Jepang, yang kemudian dibuka untuk umum pada 1949. Taman ini dibuka setiap hari, kecuali hari Senin, dari pukul 09.00-16.00, dengan biaya masuk 200 yen (anak kecil 50 yen, bayi gratis). Jumlah pohon Sakura di taman ini jauh lebih banyak dibandingkan di Ueno. Luasnya saja 58 hektar atau sekitar 78 kali luas lapangan bola. Pohon sakura disini lebih besar dan berumur tua. Selain jumlahnya, jenisnya juga lebih banyak. Dari brosurnya ada 12 jenis bunga Sakura. Seperti halnya di Ueno, banyak warga Jepang dan turis yang datang untuk berpiknik. Saat ini waktunya memang cocok, matahari cerah tidak terik dan udara sejuk.

Pohon Sakura di Taman Shinjuku


3 jenis Sakura yang bisa saya bedakan karena pohonnya berdekatan :)





Taman Shinjuku yang sangat luas


Pucuk bunga Sakura yang akan mekar kira-kira 1 atau 2 minggu lagi

Kelopak bunga Sakura yang mulai berguguran karena angin yang kadang cukup kencang




Wassalam,
Takbir