Wednesday, November 26, 2008

Perjalanan ke Russia

Sabtu 22 November 2008 pukul 19.00 dengan menggunakan maskapai KLM Royal Dutch atau julukannya The Flying Dutchman (Hayoooo pernah dengar dimana.... yup nama kapal di film Pirates of Carribbean), saya berangkat menuju Russia dengan transit di Kuala Lumpur dan Amsterdam. Saya mendapat kursi nomer 60H, dan baru kali ini saya naik pesawat yang didominasi oleh orang bule. Tak disangka tak kuduga 2 orang teman sejajaran kursi saya, adalah orang sulawesi, dari Palopo. Beliau berdua pelaut yang bekerja di Rotterdam Belanda, sejak tahun 1993 katanya. Perjalanan pun jadi tidak membosankan karena ada teman cerita yang memberi banyak info bagaimana tinggal di negara dingin. Apalagi setelah tahu saya mau ke Russia mereka jadi kaget, karena mereka sempat ke sana 2 tahun lalu dan kata mereka suhu pada akhir bulan desember waktu itu mencapai -27 derajat celcius sampai kapal mereka terpaksa ga bisa berlayar karena lautnya membeku. Busyeetttt.... saya bisa bertahan hidup ga nih? Perjalanan Jakarta-Kuala Lumpur sekitar 2 jam dan Kuala Lumpur-Amsterdam sekitar 13 jam. Selama perjalanan itu, beberapa kali saya tertidur, dan setiap kali pramugari/a Belandanya menawari makan saya makan semua hehe... Dan yang membuat saya khawatir, masih di perjalanan ke Belanda aja hidung saya sudah tersumbat, gimana kalo udah nyampe Russia, begitu pikiran saya. Tapi alhamdulillah setelah sempat tertidur, hidung yg tadinya mampet bisa normal kembali sesaat sebelum mendarat di bandara Schiphol Amsterdam pukul 04.30 pagi.

Sesampai di bandara saya harus segera mencari tahu gate mana saya mesti menunggu untuk keberangkatan ke Moscow. Sepanjang hall saya melihat ada semacam mesin ATM yang ternyata berupa mesin self transfer checked. Dengan penasaran saya mencoba cari tahu gate yang saya cari, daripada nyari-nyari transfer desk. Setelah memperhatikan petunjuk yang ada akhirnya saya bisa memperoleh gate penerbangan lanjutan ke Moscow. Sambil menolong seorang ibu dari Malaysia yang hendak menuju Inggris yang nampak kebingungan menggunakan alat itu.

Menggunakannya cukup dua langkah: tekan Start pada touch screen dan dekatkan bar code boarding pass ke kaca kecil infra merah sebelah kiri bawah, dan layar otomatis akan menampilkan nama anda, jam keberangkatan, dan gate keberangkatan anda. Schiphol luar biasa luas. Kalo mau nyari manual bisa juga dengan memperhatikan setiap layar yang terpasang di setiap sudut bandara.

Setelah mengetahui gate keberangkatan saya pun melangkah ke sana, tak disangka tak kuduga lagi saya ketemu dengan bapak-bapak dari Dephan yang akan transfer menuju Jenewa Swiss untuk menghadiri konfrensi katanya. Setelah bapak-bapak tersebut berangkat, saya pun mencari tempat untuk sholat subuh. Pukul 06.00 tapi masih gelap, katanya sih jam 8 pagi baru matahari terbit. Untuk mencari tempat sholat di Schiphol cari tanda petunjuk Meditation Center yang terletak di lantai 2. Satu ruangan yang bisa dipakai secara bersama-sama untuk semua jenis agama.

Selama 4 jam menunggu di bandara Schiphol, saya memang melihat keragaman manusia yang lalu lalang di sana. Mulai dari kulit item yang seitem jaketnya (upz.. bukannya menghina loh ya, tapi itu yang saya lihat) sampai orang-orang bule inggris yang berkulit putih pucat. Di sini juga saya lihat sangat banyak muslimah yang berkerudung dan ehm ehm.. cakep cakep. Mungkin dari Turki atau Maroko... heheh sok tau

Pesawat yang akan membawa saya ke Moscow berangkat jam 09.20, jadi pukul 08.00 saya sudah stand by duduk di dekat gate yang sudah berubah dari ketika pertama kali saya cek. Saran jika berada di bandara Schiphol, rajin-rajin lah lihat papan pengumuman jadwal penerbangan karena gate yang kadang berubah. Mungkin karena kecapean, tidak terasa saya ketiduran, dan tiba-tiba terbangun sudah pukul 09.05. Waduh.. saya liat papan pengumuman boarding ke Moscow sudah di tutup, Gawat nih, kok bisa ketiduran sih. Saya lihat ke arah gate masih ada beberapa yang antri saya pun bergegas ke sana dan Alhamdulillah ternyata masih bisa. Setelah melalui pemeriksaan yang ketat, semua jaket, ikat pinggang, dan sepatu di copot melewati mesin detektor, tetap saja saya tidak lolos. Mesin sialan itu tetap berbunyi. Sayapun merelakan tubuh saya di grepe’-grepe’ petugas bule. Dan ternyata di saku belakang ada recehan 500 Rupiah, Oalah ternyata ini toh yang membuat saya sampai di grepe’-grepe’ juga waktu transit di Kuala Lumpur. Tapi kenapa waktu di Soekarno Hatta ga ke-detect ya? Indonesia emang negara yang tidak pernah berpikiran buruk, jangankan orang-orangnya, sampai mesinnya pun tidak suka berburuk sangka pada orang Hwahahahaha.....

Masuk pesawat paling terakhir, membuat saya jadi tengsin dan salah tingkah juga. Ya bagaimana tidak, semuanya bule kecuali dekat kursi saya yang orang Jepang (saya tahu ketika lihat tulisan di buku bacaannya) memandang aneh ke arah saya. Manusia berkulit sawo busuk ini mau ke mana? Mungkin saya dikirain salah masuk pesawat. Tapi dengan kepercayaan diri 110% saya terus melangkah.. Cieeee...

Perjalanan ke Moscow selama 3 jam, tidak terasa. Tapi begitu mendekati airport yang dituju, pesawat kembali terbang tinggi karena tekanan kosmis (seperti yang diumumkan oleh pilot) sangat kuat di permukaan jadi pesawat tidak bisa mendarat. Pilot memberitahukan penumpang jangan khawatir karena persediaan bahan bakar cukup untuk berputar-putar di udara selama beberapa jam. Setelah hampir setengah jam lebih berputar-putar di atas Moscow, Pilot akhirnya memutuskan mendarat dan ternyata memang benar, cuaca yang kelihatannya terang-terang saja membuat pesawat terombang-ambing. Baru kali ini saya merasa sangat takut karena goncangan dalam pesawat begitu kuat terasa. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa mendarat dengan sukses dan semua penumpang bertepuk tangan memberi aplaus buat sang pilot. Ternyata bukan cuma saya yang dibuat serem tadi.

Akhirnya saya menginjakkan kaki di tanah Russia di sebuah bandara tua yang sedang di rekonstruksi. Interior dalamnya dan fasilitasnya sepintas mirip dengan bandara lama di Makassar, apalagi ketika masuk ke toiletnya, duh.. bau pesing. Penerbangan dari Belanda ini mendarat di bandara Sheremetyovo Moscow, bukan bandara international yang baru Domodedovo. Setelah pemeriksaan yang ternyata tidak terlalu ketat, saya langsung menuju bandara transit untuk menuju tujuan akhir yaitu bandara Vnukovo sekitar 1 jam dari bandara Sheremetyovo. Kali ini saya harus membayar tiket sendiri karena agen penerbangannya tidak menerima pembayaran transfer dari agen yang mengirim saya sampai Sheremetyovo. Dari bandara pertama inilah saya mendapat tanda-tanda akan kesulitan berkomunikasi karena susah sekali menemukan orang Russia yang bisa berbahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia . Dengan menggunakan bahasa rimba (Tarzan Indonesia ketemu Tarzan Russia) akhirnya saya mendapatkan Taksi yang bisa mengantarkan saya ke Vnukovo tepat waktu. Begitu melangkah keluar dan pintu bandara terbuka, semriwing..... saya diserang angin setan. Dinginnya bikin setan kabur. -5 derajat celcius. Sang supir dengan isyarat bertanya Cold? Saya menjawab No, dia sempat kelihatan heran dan kemudian tersenyum setelah saya lanjutkan Very Cold! Gimana tidak, mulut berasap, badan joget sendiri gemeteran, pake nanya lagi. Waktu itu pukul 16.00 tapi sudah malam aja. Ketika musim gugur tiba siang menjadi lebih singkat di Russia.

Selama perjalanan ke Vnukovo, sang supir berusaha ngajak ngobrol, tapi dia tetap pake bahasa Russia plus bahasa isyarat. Karena mungkin ga nyambung-nyambung, akhirnya dia diam juga. Setelah ber-cas cis cus ga jelas dengan sang supir selama hampir sejam perjalanan, akhirnya tiba juga di bandara Vnukovo. Ketika saya keluar dari mobil, salju mulai turun. Di jalan tadi saya liat mobil-mobil yang lain seperti abis disiram ama debu, dekil banget, mungkin yang saya kira debu tadi adalah salju bercampur pasir yang melekat di mobil karena angin yang begitu kencang. Dan di moscow sendiri masih banyak mobil-mobil tua yang berlalu lalang. Tiba di Vnukovo dengan 2 koper yang berat-berat, saya memasuki Terminal D untuk penerbangan domestik dan langsung mencari loket maskapai UT Air untuk penerbangan ke Nizhniy Novgorod. Untuk penerbangan sekitar 1 jam 20 menit saya mesti membayar 3980 Rubel atau sekitar 1,8 jt rupiah. Pas check in, lagi-lagi barang bawaan saya kena charge tambahan. Setelah check in, saya cari tempat buat duduk nongkrong sebentar sambil jalan-jalan keliling bandara. Saat itulah saya melihat (dengan air liur yang ngecess-ngecess pengen dan hidung yang nyaris mimisan... hwehehehe) betapa cantiknya wanita-wanita Russia. Wajah cantik dengan hidung mancung, kulit putih bersih (gak bintik-bintik kayak bule amerika-australi), rambut pirang, dan keliatannya mereka emang rajin berdandan. Tamara Blezinsky mah kagak kelirik di sini huhuhu... Gaya berpakaian mereka kayaknya lagi ngetren dengan celana panjang jins ketat dan sepatu boot berhak tinggi. Banyak sih yang melirik-lirik saya, merhatiin, si jelek kutu kupret ini dari hutan mana? Begitu kali pikiran mereka. Huhu.. Saya sih cuek aja yang penting bisa cuci mata, pengen rasanya punya satu yang mana aja. Tapi, di Indonesia saya sudah punya inceran juga, target lama. Pikiran itupun saya buang jauh-jauh. Liat-liat aja udah cukup (sambil berzikir tentunya, Subhanallah Subhanallah... ampe 1000X karena begitu buang muka ke arah lain ada lagi cewek cantik yang lewat... hwehehe). Setelah melalui pemeriksaan yang lagi-lagi ketat saat boarding, akhirnya pukul 21.30 siap-siap naik bus yang akan mengantarkan kami ke pesawat. Waktu itu salju turun dengan lebatnya sampai-sampai masuk ke mata, mirip tepung tapi sangat dingin. Pesawat yang ditumpangi ternyata pesawat kecil dengan penumpang sekitar 40 orang. Duduk di kursi nomer 7D, berdekatan dengan cewek Russia yang lagi-lagi cakep benerr. Sebenarnya saya merasa agak ngeri juga ketika pesawat akan berangkat salju turun dengan derasnya (kelihatan dari jendela). Sampai-sampai sebelum take off landasan di bersihin dulu pake buldozer pembersih salju (sayang sekali kamera saya batterenya habis, jadi ga sempat ambil fotonya). Di dalam pesawat saya jadi ngeri, saya mau di bawa ke mana nih? Saya akhirnya tertidur dan ketika terbangun, ternyata pesawat telah mendarat di sebuah bandara kecil. Ketika memasuki bandara pukul 23.45, bandara sudah sangat sepi, mungkin kami adalah penerbangan yang terakhir. Tiba-tiba saya di samperin supir taksi yang menawarkan untuk mengantarkan saya, dan saya pun menyebutkan alamat yang ingin saya tuju Gagarina Avenue 168a dan minta supaya dicarikan hotel terdekat dari alamat itu. Gaztinitska atau hotel adalah salah satu kata yang saya hapalkan sebelum saya berangkat ke Russia. Ternyata saya diantarkan ke hotel yang besar, dikirain saya bawa banyak duit kali. Dan ternyata dugaan saya benar, harganya mahal sekitar 3400 Rubel (1 Rubel sekitar 450 Rupiah). Yah mau gimana lagi, secara udah jam 01.00, sudah gak kuat untuk nyari-nyari tempat lain, udah capek banget. Begitu dapat kamar, saya jadi pengen mandi, tapi waktu nyentuh airnya kayak air es saya jadi ogah. Walaupun sebenarnya ada air panasnya juga tapi tetap aja dingin kalo abis mandi. Gak ah cukup wudlu dan sholat terus tidur. Besok pagi-pagi saya sudah harus masuk ke kantor untuk pertama kalinya.... (Bersambung)



Wassalam

Takbir

Persiapan Ke Russia

Akhirnya kesempatan itupun tiba, di mana saya bisa berkeliling melihat dunia :) . Dan tujuan pertama, gak tanggung-tanggung adalah Russia. Bukan di Moscow loh, tapi di Nizhniy Novgorod. Baru dengar kan? Saya aja baru tau 2 hari sebelum berangkat ke Russia. Kalo dari hasil search di wikipedia, Nizhniy Novgorod adalah kota terbesar keempat di Russia, itu saja, sisanya kita lihat saja nanti.

Proses keberangkatan ke Russia juga sangat mendadak sekali. Seminggu sebelumnya, agen yang menawarkan ke sana (NMSB) memberi tahu kalau Letter Of Invitation (LOI) sudah dikirim dari Russia dan harusnya saya sudah menerimanya pada hari selasa (18 November 2008), tapi ternyata hingga kamis pagi saya belum juga menerimanya. Setelah di trace oleh agennya ternyata paketnya nyasar hingga ke switzerland, ga tau deh kenapa bisa nyasar ke sana, mungkin di sana ada juga alamat Mampang Prapatan Hehehe... Akhirnya kamis sore NMSB menghubungi saya lagi dan memberitahukan bahwa hasil scan LOI dikirim lewat email dan saya diminta untuk mengajukan VISA ke kedutaan Russia dengan menggunakan hasil printnya, bukan yang aslinya. Saya jadi mikir, bisa gak ya?

Besoknya dengan modal Bismillah pada langkah pertama, saya berangkat ke Kedutaan Russia di Jl. HR Rasuna Said (depan RS MMC). Tiba di sana saya juga bertemu dengan orang yang sudah sering mengurus VISA untuk ke Russia. Begitu tau saya tidak punya LOI yang asli, beliau cuma bilang kalo selama dia ngurus VISA Russia, dia ga pernah berhasil kalo cuma hasil print dari scan LOI. Dan ternyata benar, ibu yang melayani pendaftaran menolak, harus yang asli katanya. Tanpa pikir panjang langsung saya hubungi agen NMSB, yang memang sudah standby dari pagi menunggu kabar dari saya, mengenai situasi yang saya alami. Sekedar Info: Aplikasi VISA di Russia di layani Senin-Jumat, 9 pagi hingga jam 1 siang. Yang harus dibawa passport, Foto dengan background putih 4 buah, dan LOI asli. Untuk aplikasi Visa Bisnis ke Russia normalnya 7 hari dengan biaya $75 dan express 2 hari dengan biaya $150. Sang agen langsung menghubungi kedutaan dan berbicara langsung dengan ibu tadi. Entah si agen bilang apa, si Ibu tadi langsung mengiyakan bisa mengusahakan dengan menanyakan langsung ke Konsul Russia. Katanya, kalaupun bisa, paling cepat hari senin baru bisa di ambil. Tapi, saya sudah di booking-kan tiket pada hari sabtu pukul 19.00. Apakah di tunda? Saya sendiri sih senang karena saya belum ada persiapan sama sekali.

Setelah akhirnya di bolehkan mendaftar VISA dengan menggunakan scanned LOI, masalah bukan berarti selesai, VISA mesti di bayar dengan mata uang USD pas tanpa kembalian. Waduh, saya bawa dalam pecahan Rupiah, akhirnya dengan bergegas saya menuju bank Bukopin yang cuma bisa menyediakan USD dalam pecahan 100, akhirnya saya mencoba ke Bank BNI, gak bisa juga dengan alasan aturan pemerintah, terus ke bank sebelahnya bank Lippo, bisa tapi harus punya account Lippo, secara saya ga punya. Trus gimana dong, mana udah jam sebelas, bentar lagi jumatan dan bentar lagi kedutaan tutup. Mbak yang di Bank Lippo menyarankan untuk ke money changer yang di Atrium setia budi. Saya pun bergegas ke sana dan mendapatkan USD150 yang saya perlukan, dan ternyata harga jual di money changer lebih rendah di bandingkan Bank (Rp.13200 dibanding dengan Rp. 13550 per USD). Setelah bersusah payah mencari tukeran $ saya pun kembali ke Kedutaan untuk bayar dan berangkat sholat Jumat, untung ada mesjid yang dekat dari situ. Setelah jumatan, saya balik lagi ke kedutaan untuk memastikan kapan saya bisa mendapatkan VISA dan ternyata eh ternyata setelah menunggu hingga mendekati jam satu siang, VISA saya keluar. Express Kurang dari 4 jam. Kayaknya bapak yang tadi pagi mesti belajar dari saya bagaimana mengurus VISA express.

Tapi urusan belum selesai, saya kan bilang dari awal, kalau ini sangat mendadak sekali. Setelah memberitahukan ke NMSB kalau VISA sudah di tangan, mereka kemudian memastikan penerbangan saya ke Russia rute: Jakarta-Kuala Lumpur-Amsterdam-Moscow-Nizhniy Novgorod. Tiba-tiba ada perasaan sangsi bercampur takut juga, berani ke Russia sendiri??? Ah.. kalau bukan sekarang kapan lagi, hidup cuma sekali, kesempatan seperti ini belum tentu datang dua kali. Bismillah sajalah.

Persiapan berikutnya adalah menukarkan uang Rupiah ke Euro untuk bekal ke sana, karena jumlah yang ingin saya tukar lumayan, bank cabang yang di Mampang menyarankan untuk langsung ke Bank Mandiri Pusat yang di jln Gatsu dekat Komdak itu. Saya pun meluncur ke sana dengan ojek, karena jalan ke sana tiba-tiba macet dan saat itu sudah pukul 2 siang, sejam lagi bank tutup. Alhamdulillah pukul setengah 3 saya sudah mendapatkan tukaran Euro di tangan. Dan tantangan yang paling berat hari ini adalah menghadap manager saya untuk menyatakan pengunduran diri, secara mengundurkan diri hari ini, besok udah cabut, mana ada yang pernah kayak gitu. Biasanya juga one month notice atau setidaknya ada jeda seminggu lah. Tapi hal ini juga tidak bisa saya hindari lagi, dengan debar jantung yang kencang seperti ingin melamar gadis, saya menghadap sang manager dan..... beliau membolehkan, tidak masalah sama sekali setelah saya memberitahukan kalau kontrak saya sudah selesai sejak bulan lalu dan belum tanda tangan untuk kontrak baru. Perasaan saya legaaaa banget, walaupun saya tahu kalau keluarnya saya tiba-tiba membawa masalah baru bagi beliau. Secara teknis saya keluar kapan saja selama tdk ada kontrak emang bisa tapi tetap ga etis kalau keluar seenaknya. Dan yang paling penting saya berharap hubungan baik saya dengan manager saya ini bisa tetap baik-baik saja.Setelah itu saya pamitan dengan teman-teman kantor, banyak yang kaget karena mereka pada belum tahu, dan banyak juga yang ga sempat saya temui untuk pamitan.

Persiapan belum selesai sampai di situ, persiapan baju hangat saya beli di Pasar Raya Grande esok paginya: jaket yang tebalnya 2 lapis, sweater, kupluk+syal, kaos tangan, dan Long John atau pakaian dalam terusan supaya lebih hangat. Jam 2 siang hari sabtu saya sudah selesai packing. Setelah makan siang saya berangkat ke tukang cukur, maklum dah gondrong, takutnya 3 bulan di Russia ga cukur-cukur, ntar pulang-pulang dikirain Rhoma Irama. Di tempat tukang cukur, waduh antri, mana tukang cukurnya nyantai lagi, jam setengah empat baru giliran saya, selesai jam 4 kurang 10 menit. Wah saya bisa terlambat nih, mana belum mandi lagi. Akhirnya saya berangkat pukul setengah 5, sempat terjebak macet di perempatan kuningan (lampu hijau cuma 20 detik bo’... bandingkan ama berhenti sekitar 2 menit), akhirnya tiba juga di bandara pukul 17.50, 20 menit lagi boarding tutup. Pas mau bayar Fiskal 1 juta rupiah, cash Rupiah saya ga cukup, langsung ke ATM tapi di tolak karena transaksi saya hari itu sudah samapai batas limit. Tadi siang udah belanja banyak banget sih... Waduh gimana nih, balik lagi ke tempat pembayaran Fiskal ternyata debit Mandiri bisa, Alhamdulillah. Di tempat check in saya dapat masalah lagi, barang bawaan saya overload, maklum bawa makanan sekoper sendiri dan saya mesti bayar lebihnya, waduh... waduh... Ke Russia emang berat dari awalnya. Tapi akhirnya dengan waktu yang sangat mepet saya berhasil check in dan masuk ke ruang tunggu keberangkatan.... (Bersambung)


Wassalam

Takbir

Link pengurusan visa di Kedutaan Rusia di Jakarta:
http://www.indonesia.mid.ru/cons_ind.html