Kamis 8 Juli 2010, baru seminggu tiba di Jeddah, Saudi Arabia, teman mengajak saya untuk ke Makkah. Kebetulan ada pamannya yang sedang umroh dan dia ingin mengunjunginya. Ajakan itu tentu saja sulit untuk ditolak. Secara, banyak orang yang ingin ke Makkah tapi belum punya kesempatan. Ka'bah sudah terbayang dipelupuk mata. Kami berangkat sekitar pukul 12:30 dan tiba di Masjidil Haram sekitar pkl 14:00, langsung saja saya bergegas masuk ke dalam masjid dan sedikit demi sedikit mulai terlihat bangunan kotak hitam yang selama ini cuma saya lihat lewat televisi, gambar di sajadah, atau di kalender. Ada rasa segan, sungkan, takut, tapi perasaan rindu ingin segera bertemu terasa lebih menguasai diri. Berdiri di depan Ka'bah dan sholat langsung cuma sekitar 10 meter di hadapannya, menjadi pengalaman spiritual yang luar biasa, seakan-akan berhadapan langsung dengan Allah SWT. Inikah mungkin yang diistilahkan dengan Ihsan? Ketika sholat pandangan saya selalu tertuju ke Ka'bah. Kalau biasanya juga ke Ka'bah tapi yang ada di sajadah hehehehe ... kali ini ke Ka'bahnya langsung. Setelah sholat saya cuma duduk bengong memandangi Ka'bah. Masih perlu meyakinkan diri, ini mimpi apa beneran sih? Can't take my eyes from you. Saya juga sempat memutari Ka'bah sekali, kemudian berhenti. Nanti... Nanti saya sempurnakan jika waktunya diberi kesempatan dan kemampuan melaksanakan haji. Insha Allah. Setelah sholat Ashar berjamaah, kami akhirnya kembali ke Jeddah. Bersama dengan doa Insha Allah saya akan ke sana lagi. Kesempatan kedua ke Makkah, pada kamis 9 Ramadhan 1431H (19 Agustus 2010). Selain ingin bertemu dengan tante saya yang sedang umroh, juga saya meniatkan untuk bisa mengikuti langsung sholat tarawih di Masjiil Haram. Berangkat siang hari pukul 14:00, kali ini saya berangkat sendiri. Untuk ke Makkah dari Jeddah dengan kendaraan umum, kita mesti ke semacam terminal yang di sebut Bamakkah, yang terletak dekat dari Al Balad (wilayah kota tua Jeddah). Di sini bisa naik taksi patungan dengan orang lain atau dengan minivan berisi sekitar 15 orang dengan biaya cuma 10 SAR (Rp 25.000). Perjalanan cuma sekitar satu jam, dan kita akan didrop di terowongan bawah komplek Masjidil Haram, tinggal naik dengan escalator dan akan langsung keluar di depan King Fahd gate 1. Langsung masuk ke dalam masjid untuk mengucapkan salam ke Ka'bah. Kali ini didalam masjidil Haram sangat ramai dan penuh dengan Jama'ah yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia Muslim, melaksanakan umroh di bulan Ramadhan. Janjian dengan tante saya bertemu setelah sholat Ashar karena sulit sekali mandapatkan tempat kosong, jika kami meninggalkan tempat kami. Masjid sebesar ini masih 'kurang besar' untuk menampung banjir manusia yang mendatanginya. Setelah bertemu dengan tante saya, kami kemudian pisah lagi sekitar pukul 17:30 untuk bergegas cari tempat di dalam masjid untuk berbuka puasa. Benar-benar sulit cari tempat yang lowong. Orang-orang sudah 'standby' setelah ashar hingga setelah tarawih. Berada di masjid dari pukul 17:30 hingga setelah tarawih pkl 23:30, bikin kaki jadi lumayan kebas juga. Tapi terbayar dengan kepuasan bisa merasakan buka puasa dan sholat tarawih dan witirnya Masjidil Haram, komplit 23 rakaat. Bermalam di dalam Masjid, dan memang sangat ramai dengan orang-orang yang tidur di dalam sana hingga sahur. Azan berkumandang sekitar pkl 03.45 pagi, awalnya saya sangka sudah subuh ternyata belum. Alhamdulillah, hampir saja tidak sahur. Setelah sholat subuh dan berpamitan dengan tante, saya bergegas kembali ke Jeddah, kali ini dengan menyewa taksi, berempat dengan orang lain. Masing-masing 30 SAR. Diluar ramadhan dan musim haji sewanya mestinya lebih murah. Bagaimanapun juga, 10 Ramadhan 1431H, bisa menjadi hari terbaik yang pernah saya habiskan.
Jamaah yang bertawaf setelah tarawih, sekitar pukul 23.30 waktu Makkah
Makkah Clock Royal Tower, tepat di depan King Fahd Gate 1. Bisa jadi patokan kalau pusing muter-muter. Dan bisa jadi nanti akan menjadi patokan waktu seluruh dunia.
Wassalam,
Takbir
No comments:
Post a Comment