Friday, January 2, 2009

Minggu Malam 28 Desember 08

Minggu tengah malam, 28 Desember 2008, saya menerima sms dari teman kuliah dulu di STT Telkom Bandung. Tumben saya di sms nih, saya bilang. Setelah saya baca, tiba-tiba dada saya rasanya sesak. Sms itu memberitahukan bahwa seorang teman kuliah, tepatnya senior kami yang juga teman satu tim asisten praktikum dalam Laboratorium yang sama, telah meninggal dunia beberapa saat setelah melahirkan anaknya yang pertama. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun. Putrinya sendiri lahir dengan selamat. Info dari teman juga, persalinannya sendiri dilakukan dengan operasi caesar dan berlangsung lancar-lancar saja. Bahkan beliau masih sempat menyusui anaknya. Namun entah kenapa (saya juga belum jelas), Dokter tiba-tiba menyatakan kondisi sang ibu dalam keadaan kritis, hingga akhirnya nyawanya tidak dapat tertolong lagi. Minggu 28 desember 2008, sekitar pukul 21.00 WIB, sahabat kami Lidya Indriyani telah berpulang ke Rahmatullah, dipanggil lebih dulu oleh sang Maha Pencipta. Berkurang lagi satu orang baik di dunia ini.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
(Al A’raaf : 34)

Padahal baru saja dalam bulan Desember 2008 ini juga di milis Laboratorium, rame-rame bahas tentang asisten jadul, sambil ejek-ejekan penampilan waktu kuliah dulu.

Teringat kembali memori tentang beliau. Kenal pertama kali waktu saya bergabung di Lab. Elka dan RL di STT Telkom Bandung. Beliau sendiri sudah saya tahu sebelumnya, salah satu mahasiswi (asal Bukit Tinggi, Sumatera Barat) yang mempunyai nilai IPK terbaik untuk jurusan Teknik Elektro angkatan 2000. Menyelesaikan S1 dengan gelar cum laude dan juga S2 dengan gelar yang sama. Penilaian saya pribadi, beliau itu seorang muslimah yang taat dan rajin beribadah dan seorang pelajar yang tekun dan serius dalam mencari ilmu. Saya sempat ambil mata kuliah atas dan sekelas ama beliau, waktu itu ditegur sambil bercanda, “ kamu ngapain sih, ikut-ikutan ambil mata kuliah atas, gak hormat ama senior-seniormu? Huh.. junior yang gak sopan...” Hehehe saya cuma cengengesan aja waktu itu. Dan akhirnya kami mendapat nilai yang sama, A tentunya, hehehe... tambah cengengesan lagi. Dan yang paling berkesan adalah ketika kami bersama teman asisten praktikum yang lain, iseng-iseng baca feedback dari praktikan setelah praktikum dalam satu semester berakhir. Di feedback itu berisi tentang berbagai kriteria asisten “Ter-“ yang bebas dituliskan oleh para praktikan sesuai penilaian mereka terhadap kinerja atau bahkan penampilan asistennya. Dan kami mendapatkan ada satu praktikan yang menuliskan asisten tergendut itu adalah mbak Lidya... Hahaha... kami semuapun terbahak-bahak (menyetujui). Maklumlah rata-rata asisten Elka memang kurus kering, kurang gizi, dan penampilannya nampak tidak menarik sama sekali (hehe ngejek diri sendiri nih ceritanya). Waktu itu beliau cuma mesem-mesem aja, mau tidak mau menerima godaan dari teman-teman dan termasuk saya yang paling gencar ngejeknya...

Kadang saya bertanya, kenapa orang baik dan menurut saya (dan mungkin juga menurut orang lain) pantas mendapat umur yang panjang malah selalu lebih cepat meninggalnya? Mungkin karena Allah lebih sayang ama mereka, makanya Allah panggil mereka lebih cepat. Ketika sang kekasih hati memanggil tentulah kita tidak akan menolaknya.

Dengan tulus saya doakan semoga Allah SWT menerima segala amal kebaikan dan mengampuni segala kekhilafan Almarhumah serta menempatkannya ditempat yang lebih baik di sisi-Nya. Dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah SWT juga memberikan ketabahan, kesabaran, dan keridhaan dalam menerima putusan-Nya. Amin.

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.
(Al Fajr : 27-30)



Wallahualam Bissawab.

Takbir

No comments: