Tuesday, May 3, 2011

Backpacker Semurah-murahnya? Vs Traveling ala Saya


Berawal dari milis, ada yang melempar topik mengenai backpacker semurah-murahnya?? Berhubung saya orangnya ga kuat nahan ga ngasih komen, nah berikut komen saya dengan sedikit modifikasi plus pendapat beberapa anggota milis yang saya masukin di blog ini.

Backpacker itu, ke mana-mana bawa backpack, so anak sekolahan juga backpacker? Dari tanya-tanya ke mba Wikipedia, Backpaking atau backpacker sebagai subjek adalah istilah umum yang diberikan pada wisatawan yang berpergian dengan menggunakan backpack, tas yang di gendong di punggung atau ransel. Turis backpacker umumnya mempunyai ciri-ciri yang membedakan turis jenis ini dengan turis lainnya. Salah satu nya adalah backpacker umumnya didominasi oleh kaum muda dengan mobilitas yang tinggi yaitu sering berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu daerah ke daerah lain. Karena kebiasaan berpindah-pindah ini maka ransel menjadi pilihan yang sangat praktis. Selain itu Backpacker juga selalu menggunakan hostel atau penginapan yang sederhana dan mereka berwisata ke suatu tempat umumnya tanpa menggunakan jasa Travel Agent atau biro perjalanan wisata. Flashpacking adalah kata baru yang digunakan untuk merujuk ke backpacker makmur. Sedangkan backpacking secara tradisional dikaitkan dengan anggaran dan tujuan perjalanan yang relatif murah, flashpacking didefinisikan sebagai backpacking dengan anggaran yang lebih besar.

Di benak saya, backpacker itu (selain ditandain dengan backpack-nya), adalah petualang dengan budget ketat, plus modal nekat, untuk bepergian jarak jauh maupun dekat. Bukan mengunjungi suatu tempat untuk sekedar lihat-lihat. Tapi juga berbaur ditempat baru dengan masyarakat. Mengamati, belajar, dan semua hal baru patut dicatat.

Saya tidak pernah menyebut diri sebagai backpacker, walaupun pas jalan saya bawa backpack. Saya lebih senang menyebut diri traveler alias musafir atau flashpacker bisa juga. Mengunjungi suatu tempat bukan cuma sekedar untuk memenuhi lapar mata, melihat tempat2 keren dan terkenal yang selama ini cuma sering diliat di kalender dinding. Tapi juga untuk memenuhi rasa ingin tau, mempelajari hal baru, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan cerita2 dari tempat yang saya kunjungi. Saya tidak terlalu tertarik mengunjungi tempat wisata untuk tujuan berleha-leha. Bukan saya tdk suka loh ya, tapi tidak terlalu tertarik. Hingga hari ini belum pernah ke Bali.

Sebelum jalan, saya sudah menyusun rencana, berapa lama perjalanan, menyiapkan list site yg akan saya kunjungi. Dan berusaha, menggunakan waktu yang tersedia se-efektif mungkin. Serta menyiapkan alokasi dana selama perjalanan. Keasyikan pertama ketika traveling adalah menyusun itinerary. Mengenai alokasi dana, saya menyiapkannya tdk dengan budget yg super ketat. Tdk mau mengambil resiko kehabisan dana di jalan. Yg utama itu,
1. Tempat nginap, ambil harga tengah antara Hostel dan Hotel Bintang 2-3. Hotel bintang 4-5 ga kelirik ma kantong saya. Dari pengalaman, biaya penginapan akan saling menutupi di tempat yg berbeda. Misalnya di A kita bayar lebih dari budget, tapi di B kita dapat yg lebih murah dari budget kita.
2. Transportasi antar kota saya selalu pilih yg nyaman, soalnya perjalanan darat yg paling menguras tenaga, duduk lama, so harus pilih yang nyaman. Untuk dalam kota, saya siapin sewa taksi, sambil cari tau dan pelajari jalur-jalur bus dlm kota. Klo tau jalur bus/subway dlm kota, akan sangat menghemat budget perjalanan kita.
3. Untuk budget makanan, saya ambil basic harga fastfood di negara tujuan.
4. Biaya pesawat (klo misalnya naik pesawat), sudah diluar itung2an karena udah fix dan dikeluarkan di awal sebelum berangkat.

Selama perjalanan, saya bukan hanya mempertimbangkan kenyamanan tapi juga keamanan dan kebersihan. Jangan sampai jatuh sakit di negeri antah berantah. Mending ada temen, klo pas lagi sendiri? Udah kebayang serem duluan. Superhemat bukan berarti pelit kepada diri sendiri, superhemat diperlukan kalau memang keadaan sudah kepepet banget. Makanya diperlukan perhitungan budget yg baik plus spare dana cadangan sebelum berangkat, jika misalnya perhitungan dana awal kita meleset jauh.

So, Backpacker semurah-murahnya?? Kalo anda menyebut diri seorang backpacker, Budget semurah-murahnya adalah termasuk pertimbangan utama. Tapi bagi saya bukan itu tujuan saya traveling, efektif dlm memanfaatkan waktu traveling dan menyesuaikan dgn dana yang ada. Mempelajari hal yang baru adalah keharusan. Udah capek-capek jalan jauh, habisin dana lumayan, tapi ga bermakna?? Mending nebeng ama saudara yang anggota DPR (klo punya), jalan-jalan eh studi banding dibayarin. Ga ada makna juga ga pa2, wong ga ngeluarin duit sepeserpun kok.

Tapi suatu kebanggaan dan kesenangan tersendiri, jika kita bisa mengunjungi suatu tempat dengan budget yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang lain yang mengunjungi tempat yg sama. Tidak susah mencari kenyamanan di tempat tujuan selama mau ngeluarin dana lebih, tapi mendapatkan tempat yang nyaman dengan harga yang miring, itu menjadi kesenangan tersendiri ketika traveling.

Mumpung lutut masih kuat melangkah, punggung masih kuat manggul backpack, dana mepet tapi memungkinkan, spare waktu luang masih ada, banyakin jalan aja dari sekarang. Penuhi hasrat petualangmu, puaskan rasa ingin tahumu, jangan biarkan ngegantung di awang-awang. Di saat kita ga kuat lagi, kita bisa tersenyum senang dan batinpun tenang. Aneka perjalanan yang sudah kita lewati akan terus kita kenang. Menjelang akhir hidup kita termasuk golongan pemenang. Dunia sudah kita taklukkan dan bisa kita tinggalkan dengan hati yang lapang.


Wassalam,
Takbir

1 comment:

Unknown said...

ahhh, like this. setujuuu bgt:D
saya kbetulan lg browsing jalan2 ke iran, nemu blog ini. baca2 dan tulisan2nya ngalir jd betah lama2 disni membaca.

slm kenal:)