Tuesday, October 11, 2011

Kyoto - Jepang, Hari ke-2


Pagi-pagi saya sudah keluar Hostel menuju Heian Jingu, kuil Shinto yang dibangun oleh Kaisar Meiji pada 1893, untuk memperingati hari jadi ke-1100 kota Kyoto yang dulunya bernama Heian-kyo. Kuil ini juga didedikasikan kepada Kaisar Kammu dan ayah Kaisar Meiji, Kaisar Komei. Kaisar Kammu adalah Kaisar Jepang yang memindahkan ibukota dari Nara ke Heian-kyo (Kyoto).

Dari Heian Jingu, saya naik bus menuju Ginkaku-ji. Ginkaku-ji, sebuah Kuil Zen, yang dibangun oleh Ashikaga Yoshimasa, Shogun Muromachi yang ke-8, pada tahun 1482. Yoshimasa menghabiskan hidupnya di sini. Komplek ini disebut juga Higashiyama den, didalamnya terdapat villa dan taman dengan kerikil kecil yang disapu rapi. Rata-rata pohon yang ada di taman di kuil-kuil di Jepang saya perhatikan tanaman cebol alias bonsai.





Ginkaku-ji berada tidak jauh dari aliran kanal sungai, yang disepanjang aliran tersebut banyak terdapat kuil-kuil. Para biksu menyebut jalan setapak sepanjang tepi sungai kecil tersebut sebagai Jalur Filsafat. Saya tidak mengunjungi kuil-kuil lain di sekitar Jalur Filsafat ini, soalnya jalannya lumayan menanjak. Butuh waktu yang lama dan tenaga ekstra buat mengunjungi semuanya.

Dari sini, saya kembali menuju Stasiun Kyoto, yang juga merupakan terminal utama bus kota Kyoto. Sekitar 500 Meter didepan Stasiun Kyoto, terdapat Kuil Higashi Honganji. Kuil Buddha sekte Shin di Jepang. Kuil ini dikatakan sebagai bangunan yang terbuat dari kayu yang terbesar di dunia. Di kuil ini banyak saya temui turis dari China daratan. Mengingat bahwa ajaran Buddha masuk ke Jepang melalui daratan China. Mereka bermeditasi di ruang utama kuil yang luas, dengan lantai beralaskan tatami.




Selanjutnya menuju ke Nijo-jo atau kastil Nijo. Kastil yang dibangun oleh Shogun Tokugawa Ieyatsu pada 1603. Sebagai tempat tinggal resmi Shogun Tokugawa ketika berkunjung ke Kyoto. Di Era Tokugawa, Shogun berkedudukan di ibukota Edo (Tokyo). Didalam kastil ini, seperti kastil khas jaman Edo, sebelum masuk kita akan melewati Bansho atau rumah jaga para samurai. Bangunan utama adalah Istana Ninomaru. Di sini, Shogun menerima utusan Kaisar, dan bertemu dengan para penguasa feodal yang tunduk pada kekuasaan Tokugawa. Yang unik dari istana ini adalah lantai papannya sengaja di desain mengeluarkan bunyi berdecit ketika berjalan, sehingga jika ada penyusup yang mengendap-endap masuk bisa ketahuan. Selain itu lukisan dindingnya juga yang masih asli dan sangat dijaga. Lukisan dinding yang dibuat oleh seniman Jepang yang sangat terkenal di periode Edo, Kano Tanyu. Beberapa bagian sedang direstorasi. Sayang di dalam istana ini dilarang mengambil gambar.

Pintu gerbang utama Kasti Nijo.

Gerbang memasuki Istana Ninomaru.


Taman di sekitar Istana Ninomaru.

Dari sini saya kembali menuju lokasi Heian Jingu. Di sekitar lokasi ini sedang diadakan berbagai lomba antar perguruan tinggi. Mulai dari berbagai olahraga permainan hingga street dance.


Dan ternyata terdapat perwakilan dari mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung. Mereka membawakan tari saman dari Aceh.



Wassalam,
タクビール

No comments: