Tiba di terminal bus 2 kota Phuket
pukul 8 pagi, setelah 14 jam perjalanan darat dari Pattaya. Busnya
bagus dengan ruang antar kursi yang lega buat kaki. Ongkosnya 920
baht. Bus berhenti sekali ketika tengah malam untuk makan malam.
Phuket memiliki dua terminal bus. Terminal bus 1 ada di dalam kota
Phuket, sedangkan terminal bus 2 sedikit ke arah keluar kota. Bus
antar kota yang jaraknya jauh, misalnya dari dan ke Bangkok, semuanya
berakhir di terminal bus 2. Kota Phuket berada di sisi timur pulau,
sedangkan tujuan saya yaitu Pantai Patong berada di sisi barat
menghadap laut Andaman dan samudra India. Untuk menuju ke pantai
Patong dari terminal bus 2 bisa dengan ojek 250 baht, dengan taksi
atau shared minivan juga bayar 250 baht per orang. Untuk yang paling
hemat seperti yang saya lakukan, keluar dari terminal dan menuju
jalan, naik saja songteaw berwarna pink, yang akan membawa kita ke
terminal bus 1 di dalam kota, bayar 10 Baht. Songteaw di Phuket lebih
besar dibandingkan songteaw di kota lain di thailand. Songteaw Phuket
berupa truk pickup yang dimodifikasi jadi bisa muat lebih banyak.
Saya malah berpikir namanya adalah Samteaw bukan Songteaw (Sam ~
Tiga, Song ~ Dua dalam bahasa Thai) karena baris kursi penumpangnya
ada tiga bukan dua.
Dari terminal bus 1 bisa jalan kaki
sekitar 15 menit ke Pasar Phuket. Di situ naik samteaw yang lain
menuju Pantai Patong, bayar 30 Baht saja. Butuh sekitar 30 menit dari
kota Phuket menuju Patong.
Pantai Patong menjadi tempat yang
paling ramai dan resort paling populer di Phuket. Banyak pantai yang
lain yang lebih sepi dan sepertinya mulai dipromosikan oleh
pemerintah setempat. Untuk mencari akomodasi juga lebih mudah di
Patong beach. Sangat banyak pilihan akomodasi. Saya turun dari
samteaw di jalan Rat-U Thit, jalan utama yang sejajar dengan beach
road. Ketika turun saya berhenti didepan sebuah penginapan, Patong
Budget Room. Setelah bertanya kamar yang tersedia, yang ada hanya
kamar deluxe dengan tarif 790 Baht per malam. Melihat kamarnya sangat
bagus, saya pun setuju untuk menginap 2 malam di situ.
Saya tiba di Patong jumat pagi sekitar
pukul sepuluh, istirahat sebentar kemudian naik ojek ke mesjid Nurul
Islam yang cukup besar untuk melaksanakan sholat Jumat. Pulau Phuket,
jumlah penduduk yang muslim cukup banyak. Saya merasa Phuket itu
mirip Belitung di Indonesia, di mana etnik Tionghoa dan melayu
berbaur.
Berlibur ke Phuket, tujuan utama saya
adalah tur ke Phi Phi Islands yang terkenal setelah dipopulerkan
dalam film The Beach yang dibintangi oleh Leonardo Di Caprio. Saya
mengontak tur yang direkomendasikan beberapa review yang saya baca,
tur ke Phi Phi Island dengan speed boat seharga 1200 Baht dan akan
dijemput besok pagi pukul 7.30 di penginapan.
Siang hari, setelah jumatan, hujan
deras mulai turun dan tidak berhenti hingga petang. Malam hari hujan
reda tapi angin bertiup kencang. Penginapan saya hanya sekitar 10
menit jalan kaki ke Bangla Road. Salah satu jalan yang menghubungkan
Rat-U Thit dengan beach road (Thanon Thawiwong). Bangla road begitu
populer dikalangan peminat hiburan malam, hingga kadang disebut
sebagai ibukota hiburan malam di Asia.
Bangla road seperti walking street di
Pattaya. Sepanjang jalan kiri kanannya adalah bar beer dengan
pertunjukan strip tease. Cewek-cewek berpakaian minim menari dengan
gerakan-gerakan sensual di atas meja, sementara para tamu minum bir
di sekelilingnya.
Bangla road di siang hari.
Gemerlap Bangla road di malam hari
Jejeran bar beer dengan penari sensualnya yang terbuka dan dapat dilihat dari jalan.
Para bencong juga tidak ketinggalan merayu pejalan kaki untuk berfoto bersama mereka.
Esok paginya ketika menunggu di kamar,
saya mendapat telpon dari penyelenggara tur ke Phi Phi Island, bahwa
turnya dibatalkan karena hujan deras dan angin kencang. Ombaknya juga
tinggi. Saya baru sadar dan kemudian melihat ke jendela, benar saja
diluar hujan sangat deras. Agak kecewa tidak jadi pergi ke Phi Phi
Island dan juga tidak bisa jalan-jalan sekitar Patong, karena hujan
deras. Mati gaya dikamar tidak bisa kemana-mana. Hujan juga baru
agak reda pukul 3 sore. Keluar untuk makan siang kemudian lanjut
jalan kaki di sepanjang pantai. Pesisir Pantai patong tidak terlalu
panjang, sepertinya cukup setengah hari saja bisa mengelilingi
semuanya. Kalau kita berdiri di pantai dan menghadap ke daratan, kita
akan melihat bukit-bukit yang mengelilingi pantai. Bukit hijau yang
kadang masih diselimuti kabut. Salah satu sumber yang saya baca,
bahwa kata Phuket berasal dari kata Bukit. Pantai patong menurut saya
memang bagus dengan pasir yang lembut. Menyenangkan melihat
orang-orang dengan ragam kegiatannya di pantai.
Angin yang bertiup kencang di Pantai Patong membuat pohon kelapa seperti rambut yang ditiup pengering rambut.
Malamnya saya masih sempat menghubungi
penyelenggara tur agar menghubungi saya jika besoknya, minggu pagi,
ada tur ke Phi Phi Island. Tapi besoknya malah jalan depan penginapan
saya tertutup banjir, hujan deras tidak berhenti dari dinihari. Makin
mati gaya. Karena harus checkout dari penginapan siangnya, saya pun
keluar mencari warung untuk makan siang, setelah menitipkan tas di
penginapan.
Sekitar jam 3 sore, hujan reda dan
cuaca berubah cerah. Cuacanya mungkin tahu, saya sudah mau pergi
malam ini, makanya jadi cerah. Saya kemudian menghabiskan waktu
melamun di tepi pantai. Bayangan tentang rencana awal untuk
berkeliling mengambil gambar Phi Phi Island buyar sudah. Benar-benar
di luar rencana. Perubahan cuaca di Phuket memang tidak bisa
diperkirakan. Saya termasuk pelancong apes kali ini. Setidaknya, bisa
jadi alasan untuk berkunjung lagi ke Phuket nantinya. Jika dibandingkan dengan Pattaya yang saya kunjungi sebelumnya, saya memang
lebih menyukai Patong.
Memandang ke arah laut. Saking kecewa dengan cuaca yang bikin mati gaya, buah kelapa ini rasanya ingin saya jebreeett...!!
Wassalam,
Takbir
No comments:
Post a Comment