Monday, October 14, 2013

Mati Gaya di Phuket



Tiba di terminal bus 2 kota Phuket pukul 8 pagi, setelah 14 jam perjalanan darat dari Pattaya. Busnya bagus dengan ruang antar kursi yang lega buat kaki. Ongkosnya 920 baht. Bus berhenti sekali ketika tengah malam untuk makan malam. Phuket memiliki dua terminal bus. Terminal bus 1 ada di dalam kota Phuket, sedangkan terminal bus 2 sedikit ke arah keluar kota. Bus antar kota yang jaraknya jauh, misalnya dari dan ke Bangkok, semuanya berakhir di terminal bus 2. Kota Phuket berada di sisi timur pulau, sedangkan tujuan saya yaitu Pantai Patong berada di sisi barat menghadap laut Andaman dan samudra India. Untuk menuju ke pantai Patong dari terminal bus 2 bisa dengan ojek 250 baht, dengan taksi atau shared minivan juga bayar 250 baht per orang. Untuk yang paling hemat seperti yang saya lakukan, keluar dari terminal dan menuju jalan, naik saja songteaw berwarna pink, yang akan membawa kita ke terminal bus 1 di dalam kota, bayar 10 Baht. Songteaw di Phuket lebih besar dibandingkan songteaw di kota lain di thailand. Songteaw Phuket berupa truk pickup yang dimodifikasi jadi bisa muat lebih banyak. Saya malah berpikir namanya adalah Samteaw bukan Songteaw (Sam ~ Tiga, Song ~ Dua dalam bahasa Thai) karena baris kursi penumpangnya ada tiga bukan dua.

Dari terminal bus 1 bisa jalan kaki sekitar 15 menit ke Pasar Phuket. Di situ naik samteaw yang lain menuju Pantai Patong, bayar 30 Baht saja. Butuh sekitar 30 menit dari kota Phuket menuju Patong.

Pantai Patong menjadi tempat yang paling ramai dan resort paling populer di Phuket. Banyak pantai yang lain yang lebih sepi dan sepertinya mulai dipromosikan oleh pemerintah setempat. Untuk mencari akomodasi juga lebih mudah di Patong beach. Sangat banyak pilihan akomodasi. Saya turun dari samteaw di jalan Rat-U Thit, jalan utama yang sejajar dengan beach road. Ketika turun saya berhenti didepan sebuah penginapan, Patong Budget Room. Setelah bertanya kamar yang tersedia, yang ada hanya kamar deluxe dengan tarif 790 Baht per malam. Melihat kamarnya sangat bagus, saya pun setuju untuk menginap 2 malam di situ.

Saya tiba di Patong jumat pagi sekitar pukul sepuluh, istirahat sebentar kemudian naik ojek ke mesjid Nurul Islam yang cukup besar untuk melaksanakan sholat Jumat. Pulau Phuket, jumlah penduduk yang muslim cukup banyak. Saya merasa Phuket itu mirip Belitung di Indonesia, di mana etnik Tionghoa dan melayu berbaur.

Berlibur ke Phuket, tujuan utama saya adalah tur ke Phi Phi Islands yang terkenal setelah dipopulerkan dalam film The Beach yang dibintangi oleh Leonardo Di Caprio. Saya mengontak tur yang direkomendasikan beberapa review yang saya baca, tur ke Phi Phi Island dengan speed boat seharga 1200 Baht dan akan dijemput besok pagi pukul 7.30 di penginapan.

Siang hari, setelah jumatan, hujan deras mulai turun dan tidak berhenti hingga petang. Malam hari hujan reda tapi angin bertiup kencang. Penginapan saya hanya sekitar 10 menit jalan kaki ke Bangla Road. Salah satu jalan yang menghubungkan Rat-U Thit dengan beach road (Thanon Thawiwong). Bangla road begitu populer dikalangan peminat hiburan malam, hingga kadang disebut sebagai ibukota hiburan malam di Asia.

Bangla road seperti walking street di Pattaya. Sepanjang jalan kiri kanannya adalah bar beer dengan pertunjukan strip tease. Cewek-cewek berpakaian minim menari dengan gerakan-gerakan sensual di atas meja, sementara para tamu minum bir di sekelilingnya.

Bangla road di siang hari.
Gemerlap Bangla road di malam hari


Jejeran bar beer dengan penari sensualnya yang terbuka dan dapat dilihat dari jalan.

Para bencong juga tidak ketinggalan merayu pejalan kaki untuk berfoto bersama mereka.

Esok paginya ketika menunggu di kamar, saya mendapat telpon dari penyelenggara tur ke Phi Phi Island, bahwa turnya dibatalkan karena hujan deras dan angin kencang. Ombaknya juga tinggi. Saya baru sadar dan kemudian melihat ke jendela, benar saja diluar hujan sangat deras. Agak kecewa tidak jadi pergi ke Phi Phi Island dan juga tidak bisa jalan-jalan sekitar Patong, karena hujan deras. Mati gaya dikamar tidak bisa kemana-mana. Hujan juga baru agak reda pukul 3 sore. Keluar untuk makan siang kemudian lanjut jalan kaki di sepanjang pantai. Pesisir Pantai patong tidak terlalu panjang, sepertinya cukup setengah hari saja bisa mengelilingi semuanya. Kalau kita berdiri di pantai dan menghadap ke daratan, kita akan melihat bukit-bukit yang mengelilingi pantai. Bukit hijau yang kadang masih diselimuti kabut. Salah satu sumber yang saya baca, bahwa kata Phuket berasal dari kata Bukit. Pantai patong menurut saya memang bagus dengan pasir yang lembut. Menyenangkan melihat orang-orang dengan ragam kegiatannya di pantai.

Angin yang bertiup kencang di Pantai Patong membuat pohon kelapa seperti rambut yang ditiup pengering rambut.


Malamnya saya masih sempat menghubungi penyelenggara tur agar menghubungi saya jika besoknya, minggu pagi, ada tur ke Phi Phi Island. Tapi besoknya malah jalan depan penginapan saya tertutup banjir, hujan deras tidak berhenti dari dinihari. Makin mati gaya. Karena harus checkout dari penginapan siangnya, saya pun keluar mencari warung untuk makan siang, setelah menitipkan tas di penginapan.

Sekitar jam 3 sore, hujan reda dan cuaca berubah cerah. Cuacanya mungkin tahu, saya sudah mau pergi malam ini, makanya jadi cerah. Saya kemudian menghabiskan waktu melamun di tepi pantai. Bayangan tentang rencana awal untuk berkeliling mengambil gambar Phi Phi Island buyar sudah. Benar-benar di luar rencana. Perubahan cuaca di Phuket memang tidak bisa diperkirakan. Saya termasuk pelancong apes kali ini. Setidaknya, bisa jadi alasan untuk berkunjung lagi ke Phuket nantinya. Jika dibandingkan dengan Pattaya yang saya kunjungi sebelumnya, saya memang lebih menyukai Patong.




Memandang ke arah laut. Saking kecewa dengan cuaca yang bikin mati gaya, buah kelapa ini rasanya ingin saya jebreeett...!!


Wassalam,
Takbir

No comments: