Friday, October 11, 2013

Reruntuhan Ayutthaya



Ayutthaya adalah Ibukota kerajaan Siam sebelum dipindahkan ke Bangkok. Untuk menuju ke sana, bisa dengan microbus dari Victory Monument, ongkosnya 80 Baht. Hanya sekitar satu jam perjalanan ke arah utara Bangkok. Berkunjung ke sana saya rasa sehari cukup tanpa perlu menginap.

Ayutthaya sendiri seperti pulau karena berupa daratan yang dikelilingi tiga sungai. Salah satunya adalah sungai Chao Phraya yang juga mengalir melalui Bangkok. Ayutthaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan kuat di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-14. Ketika mencapai puncak kejayaannya wilayah Ayutthaya meliputi Thailand modern, Laos, sebagian wilayah Myanmar dan sebagian Kamboja. Kerajaan Ayutthaya inilah yang menghancurkan kerajaan Angkor di Kamboja.

Kerajaan Ayutthaya menjalin hubungan dagang dengan para pedagang asing dari Persia, India, Arab, Jepang, Cina, Belanda, Portugis dan lainnya. Hanya warga Siam yang boleh tinggal di dalam 'pulau' kota Ayutthaya. Para pendatang asing dibolehkan membangun perkampungan mereka di luar kota Ayutthaya. Sisa-sisa kejayaan Ayutthaya masih bisa kita lihat dari bangunan yang tersisa. Begitu banyak komplek kuil buddha dengan pagoda atau chedi (candi) yang bentuknya menyerupai lonceng.

Ayutthaya dua kali ditaklukkan oleh kerajaan Burma. Pada penaklukkan kedua pada tahun 1767, yang juga mengakhiri riwayat kerajaan, kota Ayutthaya dibakar dan dijarah oleh pasukan Burma, yang di saat bersamaan juga berperang dengan Dinasty Qin dari China. Ayutthaya takluk setelah melewati pengepungan selama empat belas bulan.

Kerajaan Siam berhasil disatukan kembali oleh salah satu panglima perang Ayutthaya dan berhasil mengusir pasukan Burma keluar dari wilayahnya. Kemudian mendirikan dinasti Chakri yang berkuasa di Thailand hingga saat ini dan memindahkan pusat kerajaan ke Bangkok.

Ada banyak lokasi bekas peninggalan Ayutthaya yang dibakar pasukan Burma yang bisa kita saksikan jika berkunjung ke sana. Terutama berupa komplek kuil Buddha. Untuk berkeliling, paling nyaman adalah dengan menyewa sepeda. Hanya 50 Baht saja.

Salah satu yang paling luas dan paling tidak terlalu parah rusaknya adalah Wat Phra Si Sanphet. Di sini terdapat tiga buah chedi berukuran besar yang masih terjaga dengan baik.




Yang unik dan yang banyak dikunjungi wisatawan di Ayutthaya adalah lokasi dimana ada sebuah patung kepala Buddha yang terlilit akar pohon. Berlokasi di Wat Phra Mahatat, tidak jauh dari Wat Phra Si Sanphet. Kalau saya perhatikan di lokasi ini memang terdapat beberapa bangunan kuil dengan patung Buddha yang sangat banyak berjejer. Besar kemungkinan ketika penjarahan dan pembakaran oleh pasukan Burma, bangunan yang rubuh juga menghancurkan patung-patung Buddha tersebut dan salah satu patung kepala secara tidak sengaja jatuh dekat pohon yang ada disitu. Pohon yang terus tumbuh melilit kepala patung Buddha sedemikian hingga seperti memeluk kepala patung tersebut.




Ayutthaya sendiri saat ini adalah salah satu kota di Thailand tengah yang banyak muslimnya. Muslim sudah hadir di Ayutthaya sebelum kota ini dihancurkan pasukan Burma. Jadi tidak terlalu sulit menemukan masjid di sini. Dan akan banyak kita melihat warga muslim Thailand di kota ini. Saya juga menemukan masjid terdekat dari Wat Phra Mahatat setelah diberi petunjuk oleh ibu berjilbab yang berjualan makanan di dekat Wat.

Wassalam,
Takbir

No comments: