Ayutthaya adalah Ibukota kerajaan Siam
sebelum dipindahkan ke Bangkok. Untuk menuju ke sana, bisa dengan
microbus dari Victory Monument, ongkosnya 80 Baht. Hanya sekitar satu
jam perjalanan ke arah utara Bangkok. Berkunjung ke sana saya
rasa sehari cukup tanpa perlu menginap.
Ayutthaya sendiri seperti pulau karena
berupa daratan yang dikelilingi tiga sungai. Salah satunya adalah
sungai Chao Phraya yang juga mengalir melalui Bangkok. Ayutthaya
berkembang menjadi kerajaan yang besar dan kuat di kawasan Asia
Tenggara pada abad ke-14. Ketika mencapai puncak kejayaannya wilayah
Ayutthaya meliputi Thailand modern, Laos, sebagian wilayah Myanmar
dan sebagian Kamboja. Kerajaan Ayutthaya inilah yang menghancurkan
kerajaan Angkor di Kamboja.
Kerajaan Ayutthaya menjalin hubungan
dagang dengan para pedagang asing dari Persia, India, Arab, Jepang,
Cina, Belanda, Portugis dan lainnya. Hanya warga Siam yang boleh
tinggal di dalam 'pulau' kota Ayutthaya. Para pendatang asing
dibolehkan membangun perkampungan mereka di luar kota Ayutthaya.
Sisa-sisa kejayaan Ayutthaya masih bisa kita lihat dari bangunan yang
tersisa. Begitu banyak komplek kuil buddha dengan pagoda atau chedi
(candi) yang bentuknya menyerupai lonceng.
Ayutthaya dua kali ditaklukkan oleh
kerajaan Burma. Pada penaklukkan kedua pada tahun 1767, yang juga
mengakhiri riwayat kerajaan, kota Ayutthaya dibakar dan dijarah oleh
pasukan Burma, yang di saat bersamaan juga berperang dengan Dinasty
Qin dari China. Ayutthaya takluk setelah melewati pengepungan selama
empat belas bulan.
Kerajaan Siam berhasil disatukan
kembali oleh salah satu panglima perang Ayutthaya dan berhasil
mengusir pasukan Burma keluar dari wilayahnya. Kemudian mendirikan
dinasti Chakri yang berkuasa di Thailand hingga saat ini dan
memindahkan pusat kerajaan ke Bangkok.
Ada banyak lokasi bekas peninggalan
Ayutthaya yang dibakar pasukan Burma yang bisa kita saksikan jika
berkunjung ke sana. Terutama berupa komplek kuil Buddha. Untuk
berkeliling, paling nyaman adalah dengan menyewa sepeda. Hanya 50
Baht saja.
Salah satu yang paling luas dan paling
tidak terlalu parah rusaknya adalah Wat Phra Si Sanphet. Di sini
terdapat tiga buah chedi berukuran besar yang masih terjaga dengan
baik.
Yang unik dan yang banyak dikunjungi
wisatawan di Ayutthaya adalah lokasi dimana ada sebuah patung kepala
Buddha yang terlilit akar pohon. Berlokasi di Wat Phra Mahatat, tidak
jauh dari Wat Phra Si Sanphet. Kalau saya perhatikan di lokasi ini
memang terdapat beberapa bangunan kuil dengan patung Buddha yang
sangat banyak berjejer. Besar kemungkinan ketika penjarahan dan
pembakaran oleh pasukan Burma, bangunan yang rubuh juga menghancurkan
patung-patung Buddha tersebut dan salah satu patung kepala secara
tidak sengaja jatuh dekat pohon yang ada disitu. Pohon yang terus
tumbuh melilit kepala patung Buddha sedemikian hingga seperti memeluk
kepala patung tersebut.
Ayutthaya sendiri saat ini adalah salah satu
kota di Thailand tengah yang banyak muslimnya. Muslim sudah hadir di Ayutthaya sebelum kota ini dihancurkan pasukan Burma. Jadi tidak terlalu
sulit menemukan masjid di sini. Dan akan banyak kita melihat warga
muslim Thailand di kota ini. Saya juga menemukan masjid terdekat dari
Wat Phra Mahatat setelah diberi petunjuk oleh ibu berjilbab yang
berjualan makanan di dekat Wat.
Wassalam,
Takbir
No comments:
Post a Comment