Friday, March 14, 2014

Goyang India


Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya jadi juga ke India. Kota tujuan pertama adalah Gurgaon, sekitar 32 Km selatan New Delhi, ibukota negara  India. Kantor tempat saya bekerja berkedudukan di sini. Gurgaon saat ini berkembang jadi kota Industri dengan berbagai perusahaan lokal maupun internasional menjadikan kota ini sebagai pusat usaha mereka di India. Perkembangan yang pesat belum diikuti dengan ketersediaan fasilitas umum yang memadai, terutama air dan listrik. Banyak terdapat kompleks bangunan perkantoran baru seperti DLF Cyber city, tapi disekitarnya masih terlihat kumuh.

India seperti yang saya bayangkan, tidak seindah film Bollywood. India berdebu dan kotor. Banyak sekali area kumuh. Para gelandangan mendirikan tenda dari kain dan kardus bekas, di setiap sudut kota, bahkan di tepi jalan besar. Melihat sapi atau anjing berkeliaran bebas tidak mengejutkan. Yang mengejutkan adalah ternyata banyak babi hutan juga berkeliaran bebas. Menambah kesan kotor dan jorok.

Bagi orang lokal berjalan diantara hewan tersebut adalah biasa. Sapi, anjing, kerbau dan babi bebas berkeliaran di jalan-jalan kota merupakan bagian hidup warga India. Kata teman lokal, semua makhluk bebas berkeliaran di India. Yang nasibnya kurang beruntung mungkin adalah kuda. Kuda masih dipakai untuk menarik kereta beban. Si kuda pasti iri melihat si sapi yang santai dan bebas ke mana-mana.

Yang menambah seru di India adalah, para pengemudi kendaraan di jalan raya yang saling salib tidak mau mengalah. Di jalan raya, pejalan kaki harus mengalah kepada tukang becak. Tukang becak mengalah kepada supir bajaj, dan bajaj mengalah pada mobil. Semakin besar kendaraanmu, yang lain akan mengalah. Berkendara di India, pastikan rem pakem dan klakson senyaring mungkin. Tingkat kebisingan di jalanan India ternyata jauh melebihi kebisingan jalanan di Jakarta. Kendaraan saling salib, saling membunyikan klakson. Saya perhatikan rata-rata mobil melipat kaca spionnya, kalau tidak bisa kena sambaran mobil atau kendaraan lain, saking mepetnya.

Makanan di India memang sebagian besar adalah makanan vegetarian. Makanan non vegetarian tidak sulit ditemukan. Ayam, telur dan ikan masih tersedia di beberapa restoran. Warga hindu India sendiri ternyata ada yang vegetarian sepenuhnya dan sebagian juga masih membolehkan makan telur dan ayam. Tapi setiap hari selasa, mereka semua hanya boleh makan makanan vegetarian. Walau tidak makan daging, orang India kok badannya besar-besar? Karena mereka makannya banyak. Masakan India tidak jauh-jauh dengan kari yang beraroma rempah-rempah yang sangat tajam. Sampai orang India bau badannya juga tajam. Apalagi dalam lift. Saya tidak berani mencoba makanan sembarang di tepi jalan karena standar kebersihan di sini terlalu jorok. Saya takut sakit perut dan kena diare.

Tapi dibalik itu semua, banyak tempat bagus dan bersejarah di India. Yang menarik banyak wisatawan asing untuk datang mengunjunginya.

Hari pertama di kantor, oleh atasan saya disuruh langsung berangkat ke Kota Lucknow. Sekitar 7 jam perjalanan dengan kereta api ke arah timur New Delhi. Kota yang baru saat itu juga saya dengar dan segera cari tahu. Untungnya saja, saya ke sana akan ditemani oleh rekan orang lokal yang juga akan ditugaskan ke Lucknow. Memesan tiket kereta sehari sebelum berangkat ternyata tidak mudah, karena kami kehabisan tiket, akhirnya kawan lokal menganjurkan membeli saja tiket kereta menuju kota terdekat dari Lucknow yaitu Kanpur, dan dari situ kami menyewa taksi menuju Lucknow dengan waktu tempuh 2 jam lagi. Begitulah, petualangan di India ternyata akan dimulai di Lucknow. Mulai sekarang, biasakan goyang kepala ala India...



Wassalam,
Takbir

No comments: