Thursday, January 27, 2011

Iran Trip - Isfahan

Perjalanan dari Yazd menuju Isfahan sekitar 4-5 jam dengan bus. Tiket bus IR 60 ribu. Jaringan bus di Iran sangat bagus didukung dengan jalanan beraspal yang lebar, mulus, dan lurus. Serasa naik pesawat. Untuk akomodasi di Isfahan kami menginap di Hotel Totia. Hotel yang bagus untuk harga 25 USD (double). Hotel pertama dari dua sebelumnya yang benar-benar serasa seperti di hotel. Sangat rekomended buat pelancong yang mampir di Isfahan.

Tujuan utama ke Isfahan adalah mengunjungi Imam square, Masjed Jameh, dan jembatan si-o-se atau 33 tiang. Dari hotel kami menuju komplek imam Square, sekali naik dengan sharing taksi yang umum di Iran. Mereka nyebutnya mustaqim. Tempat pertama yang kami singgahi adalah Chehel Shotun Palace. Istana dengan 40 tiang, padahal ga sampai 40, Cuma 20 tiang. Tapi cerminannya dikolam yang ada didepannya menjadikannya berjumlah 40. Istana ini dibangun oleh Shah Abbas I dari dinasti Safavid. Isfahan menjadi ibukota pemerintahan di masa dinasti Safavid. Istana ini digunakan untuk acara-acara resmi kerajaan dan untuk menerima tamu raja. Di dinding dalam ruangan Istana ini, terdapat lukisan dinding yang menceritakan perang antara kerajaaan Persia Safavid dengan pasukan dari India dan peperangan dengan kekaisaran Ottoman Turki. Selain itu ada juga lukisan dinding tentang raja yang sedang menerima tamunya.


Tidak jauh dari situ kami berjalan menuju alun-alun Naqsh-e jahan atau Imam square. Alun-alun yang luas sekali. Alun-alun Naqsh-e Jahan ini merupakan karya dan peninggalan dimasa kejayaan dinasti Safavid. Di dalam kompleks alun-alun ini pulalah berlokasi Istana Ali Qapu atau gerbang Ali, yang dinamai sesuai pahlawan dan idola Shah Abbas I yang Shiah, tempat tinggal sang raja. Saya tidak masuk ke Istana ini, karena dari luar saya liat sedang diperbaiki, dan hampir mirip dengan Chehel Shotun yang baru saja kami kunjungi. Bangunan-bangunan yang mengelilingi alun-alun ini sekarang digunakan sebagai toko jualan suvenir. Awal dibangunnya dulu, memang difungsikan sebagai pasar. Masih di dalam kompleks alun-alun, kami memasuki masjid Imam. Salah satu masjid terindah di dunia. Dengan dekorasi biru muda khas Iran, pada kubah dan langit-langit mesjid. Ditengah-tengah mesjid terdapat kolam yang digunakan untuk jamaah berwudhu. Di bawah kubah utama, terdapat satu titik dimana jika kita berbicara, maka suara kita akan terdengar bergema beberapa kali. Ada yang bilang 7 kali ada juga yang menyebutnya 12 kali. Didesain agar suara sang pengkhutbah didengar oleh semua jamaah yang ada di dalam Mesjid.




Keluar dari komplek alun-alun Naqsh-e jahan, kami berjalan menuju sebuah taman yang didalam terdapat Istana bagi para selir sang raja. Istana kecil ini bernama Hasht Behesht, yang artinya Istana delapan surga. Kebayang deh sang raja kalau ke sini, bisa melayang terbuai hingga surga ke-tujuh, eh surga ke-delapan, sesuai nama tempatnya. Daku cuma berkhayal sambil mendendangkan lagu ‘Andai ku jadi raja’ (Riff).

Setelah makan siang dan Istirahat, sorenya kami menuju jembatan si-o-seh pol. Tapi sebelumnya kami menuju Vank Chatedral, gereja umat kristen Armenia yang mengungsi dan meminta perlindungan pada shah Persia. Daerah sekitar gereja ini juga dikenal sebagai kawasan Armenia. Didepan pintu masuk gereja ada patung, Arcbishop Khachatour Khesaratsi, si pendiri bangunan gereja yang pertama. Interior gereja adalah kombinasi interior persia dan gambar (lukisan) dinding cerita khas agama kristen. Yang sedikit aneh dari gereja ini adalah, jam besar dipintu masuk. Tulisannya Bangkok. Masih bingung dengan asal muasal jam Bangkok ini.


Dari sini kami berjalan menuju taman tepi sungai, di mana jembatan ini juga berada. Di sungai, sangat banyak burung bangau dan angsa. Kadang mereka terbang bergerombol, pemandangan yang menarik ditengah langit sore yang bersih. Memotret jembatan saat menjelang malam sangat menarik, karena bayangan lampu dijembatan dipantulkan dengan sempurna oleh sungai. Sambil berjalan pulang menuju hotel kami menyeberangi jembatan ini yang cuma boleh digunakan oleh pejalan kaki.


Wassalam,

Takbir

No comments: