Sunday, June 12, 2011

Turki Trip - Istanbul (2)



Konstantinopel pertama kali diserang oleh Bangsa Hun yang dipimpin oleh Attilla. Setelah itu pasukan muslim pun berulangkali berusaha merebutnya. Upaya pertama pasukan Muslim, ketika di masa pemerintahan Muawiyah dari bani Umayyah di Damaskus, Syria. Muawiyah mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh putranya Yazid bin Muawiyah. Ikut serta dalam pasukan tersebut adalah Halid bin Zayd, atau yang lebih dikenal dengan nama Ayyub al-Anshari yang hampir berumur 100 tahun ketika pasukan muslim berangkat menuju Konstantinopel. Ayyub al-Anshari adalah salah satu sahabat Nabi yang selalu berada di garis depan di setiap penaklukan wilayah baru yang dilakukan oleh pasukan awal muslim. Seperti ketika penaklukan Syria dan Mesir dari tangan Romawi. Semangat Ayyub al-Anshari termotivasi oleh perkataan sang Nabi (yang bisa jadi beliau ini termasuk yang mendengar langsung hadits tersebut dari Nabi, karena beliau termasuk orang yang mula-mula masuk Islam di jamannya Nabi), tidak menjadikan usianya yang sudah renta dan fisiknya yang kian melemah, menghalangi hasratnya untuk menjadi bagian pasukan yang menaklukkan Konstantinopel. Pengepungan Konstantinopel jilid I ini berakhir dengan kekalahan dari pihak muslim. Ayyub al-Anshari berwasiat kepada pasukan muslim, jika dia meninggal hendaknya di kuburkan sedekat mungkin dengan benteng Konstantinopel. Yang kemudian beliau meninggal dan akhirnya dimakamkan diluar benteng Konstantinopel. Ketika Sultan Mehmet berhasil menaklukkan Konstantinopel, ada yang mengenali dan memberitahukan kepadanya tentang makam Ayyub al-Anshari, dilokasi makam itulah dibangun mesjid yang pertama di Istanbul di masa kekuasaan Ottoman, Mesjid Eyyup Sultan. Dan sekarang merupakan lokasi yang disucikan umat muslim Turki, khususnya di Istanbul. Di jaman Ottoman, salah satu tradisi setelah pengangkatan Sultan baru adalah, sang Sultan berziarah ke makam Ayyub al-Anshari.

Salah satu tempat yang sangat ingin dan wajib saya kunjungi di Istanbul adalah Mesjid Eyyup Sultan ini. Untuk menuju ke sana, saya berangkat dari terminal bus kota Eminonu. Letak terminal bus ini, kalau dari arah Sultan Ahmet, bisa ambil Tramvay ke bawah dan turun di halte ke-3, halte Eminonu. Dari situ, tinggal menyeberang berjalan ke bawah ke arah laut hingga menemukan terminal kecil buat bus dalam kota di sebelah kanan. Ambil bus yang berwarna hijau, nomer 99A. Atau kalau ragu bisa tanya ke petugas yang ada di terminal bus itu. Tarif bus 1.75 TL. Nanti turunnya di halte Eyyup Sultan di sebelah kanan, dari situ sudah terlihat mesjidnya dan tentunya ramai oleh pengunjung dari orang-orang lokal, tidak seperti di Sultan Ahmet yang ramai oleh turis asing.

Mesjid Eyyup Sultan



Makam Sokullu Mehmet Pasha (1506-1579) dan keluarganya. Kepala penasehat dinasti Ottoman. Dia mengabdi pada Sultan Suleyman The Great, Selim II, dan Murad III.

Dari komplek Mesjid Eyyup Sultan, saya tinggal berjalan ke halte bus di seberang jalan dan menunggu bus dengan nomor yang sama. Di jalur arah balik menuju Eminonu, bus akan melewati halte Karakoy, halte terakhir sebelum terminal bus Eminonu di sebrang jembatan. Halte Karakoy terletak di pinggir laut. Dari sini, kita tinggal berjalan ke atas menuju Galata Kulesi alias Galata Tower. Jalan menanjak menuju menara inilah yang paling menanjak dari rute yang saya lewati sebelumnya, jumlah anak tangganya puluhan dan kemiringannya yang sangat curam. Otot betis rasanya udah hampir keram. Tiba di depan menara, mesti antri masuk lift karena turis yang pengen naik ternyata masih banyak, padahal waktu itu sudah sore banget. Tiket masuk atau lebih tepatnya tiket ke atas menara 11 TL. Di atas menara cukup sesak karena tempatnya yang sempit. Pemandangan dari atas menara memberikan pemandangan panorama yang komplit, dari sini kita bisa melihat ke seberang jembatan, area Golden Horn, area di mana Hagia Sofia, Mesjid Sultan Ahmet, Topkapi Palace, dan Mesjid Suleymaniye berada.

Galata Tower merupakan salah satu menara tertua di dunia yang masih bertahan hingga sekarang. Dibangun pertama kali dari kayu di jaman Kaisar Bizantium Anastasius Oilozus pada 528, dan diperuntukkan sebagai mercu suar dengan menyalakan obor pada malam hari di atas menara. Kemudian pada 1358, dibangun ulang oleh orang-orang Genoa, komunitas yang menguasai daerah Galata waktu itu, dengan tumpukan batu dan menamakannya menara kristus (Tower of Christ). Yang kemudian dikuasai oleh Ottoman semenjak penaklukan Konstantinopel. Menara ini sempat roboh akibat gempa bumi dan kemudian dibangun ulang dan oleh Ottoman di gunakan sebagai menara pengawas untuk kepentingan pertahanan sekaligus menara observasi bintang oleh para astronom kerajaan Ottoman, serta menara yang digunakan oleh tim pemadam kebakaran kerajaan Ottoman untuk mengetahui secara tepat lokasi kebakaran. Ironisnya, malah menara ini sempat mengalami kebakaran hebat pada 1794. Menara ini sudah mengalami beberapa kali pemugaran dan perbaikan. Pemugaran terakhir pada 1967. Menara ini mempunyai diameter eksternal 16.45 meter dan diameter internal 8.95 meter, dengan ketebalan dinding 3.75 meter. Ketinggian menara ini 66.90 meter.

Tikungan terakhir di jalan tanjakan menuju ke Galata Kulesi (Galata Tower)

Galata Tower

View dari atas Galata Tower ke arah Golden Horn. Nampak Hagia Sofia dan Mesjid Biru dari kejauhan



Wassalam,
Takbir

No comments: