Wednesday, June 15, 2011

Turki Trip - Istanbul (3)


Pagi-pagi banget, di saat penghuni dorm masih terlelap, saya sudah siap menuju ke terminal bus antar kota, bertanya ke pengurus hostel jalan atau jalur tramvay menuju otogar (terminal bus dalam bahasa Turki). Bersiap menuju ke Goreme, Kapadokya atau Cappadocia. Dia menyarankan, sebaiknya naik busnya di Terminal Harem, terminal yang letaknya di sisi Asia Istanbul. Gimana caranya ke sana? Naik tramvay ke arah bawah dari Sultan Ahmet dan turun di halte Sirkeci. Atau kalau kuat jalan aja, karena jalannya menurun ke arah laut. Dari halte Sirkeci terus turun ke bawah dan menyeberang pertigaan lampu merah, kemudian sedikit ke kiri di situ ada loket pembelian jeton (1.75 TL) buat naik ferry ke Harem, di seberang sisi Asia Istanbul. Kapal ferry menyeberang dari Sirkeci (Istanbul Eropa) ke Harem (Istanbul Asia) setiap 45 menit sekali. Lama penyeberangan hanya 15 menit. Tapi lumayan bisa melihat sisi Istanbul dari arah laut tanpa harus ambil paket Tour Bosphorus. Setibanya di Harem, persis didepan tempat kita turun dari ferry, terdapat terminal bus yang namanya juga Harem. Laiknya terminal bus, begitu melihat calon penumpang, para calo dan petugas dari setiap agen bus datang menghampiri menanyakan tujuan. Saya disapa 2 petugas keamanan (saya lihat dari seragamnya), yang masih muda dan ramah, dengan english ala kadarnya. Setelah memberitahukan tujuan saya adalah Goreme, petugas tersebut meminta kepada salah seorang calo untuk mengantarkan saya ke perusahaan bus yang bisa mengantar saya ke Goreme. Setelah bertanya ke beberapa agen bus, ternyata tidak ada bus Istanbul-Goreme yang berangkat pagi hari. Semuanya berangkat malam hari, dan yang paling cepat adalah pukul 21.00. Waduh, sekarang masih jam 9 pagi, masak nungguin di terminal sampai malam? Mana saya bawa backpack berat lagi. Untungnya di terminal ada tempat penitipan tas (7 TL). Setelah menitipkan tas dan membeli tiket bus buat ke Goreme malamnya, saya memutuskan balik ke Istanbul seberang sana lagi, mengunjungi beberapa tempat yang belum sempat di kunjungi.

Turun di halte Sultan Ahmet, saya berjalan ke sisi kanan Mesjid Sultan Ahmet. Di lokasi yang sekarang berdiri 2 buah obelisk yang didatangkan langsung dari Mesir di jaman Romawi, dulunya adalah Hippodrome atau semacam stadion tempat lomba pacu kuda di jaman Romawi. Di sini juga terdapat sebuah tempat wudhu (yang sudah tidak digunakan lagi untuk umum) yang disebut German Fountain. Hadiah dari kaisar Jerman, Wilhelm II buat Sultan Abdul Hamid II, pada kunjungan yang kedua kalinya ke Istanbul pada 1898. Fountain ini awalnya direncanakan selesai dan diresmikan pada peringatan 25 tahun Sultan Abdul Hamid II naik tahta, tetapi nyatanya selesai molor 3 tahun dari waktu yang direncanakan.

Obelisk di bekas area Hippodrome

German Fountain


Berjalan kembali melewati Mesjid Sultan Ahmet, sholat dan kemudian menuju Topkapi Palace. Ada 2 jalan sebenarnya menuju Topkapi palace. Dari arah Sultan Ahmet ke Hagia Sofia ke arah kiri dan berjalan ke bawah se arah jalur tramvay kemudian memasuki gerbang taman. Dari sini kita mesti menanjak ke atas, yang lumayan bikin pegel. Atau, dari arah Sultan Ahmet ke Hagia Sofia ke arah kanan kemudian belok kiri dan kita langsung berhadapan dengan gerbang taman Topkapi Palace tanpa mesti berpegel-pegel ria. Sayangnya, saya baru ngeh dengan jalan ini, setelah keluar dari Topkapi.

Topkapi Palace adalah Istana tempat tinggal Sultan. Seperti di Iran, Istana tempat tinggal Shah jaman dinasti Safavid (dinasti yang sejaman dengan Ottoman di Turki) di Isfahan juga dinamakan Topkapi. Istana ini dibangun oleh Sultan Fatih Mehmet setelah menaklukkan Konstantinopel. Istana Topkapi dibangun di bukit yang berada di ujung Golden Horn, tepat menghadap ke laut. Tiket masuk 20 TL. Istana Topkapi sekarang sudah dijadikan museum. Di sini kita bisa menyaksikan ruang harta, berupa benda-benda berharga peninggalan Ottoman. Dan juga sebuah ruang yang berisi benda-benda yang berharga dalam sejarah Islam, seperti pedang yang konon milik Rasulullah Muhammad SAW dan para khalifah Rasyidin serta beberapa sahabat. Benda-benda ini dibawa dari Madinah ke Istanbul untuk diselamatkan dari penjarahan selama perang dunia I. Di sini juga ada helai rambut yang disebut sebagai jenggotnya sang Nabi. Beberapa sahabat menyimpan rambut jenggot tersebut ketika nabi bercukur setelah melaksanakan haji wada atau haji perpisahan sebelum beliau meninggal dunia. Sayang, di ruangan ini dilarang ambil gambar.

Gerbang utama Istana Topkapi

Pintu masuk Istana Topkapi

Ilustrasi pengangkatan Sultan Ottoman yang Baru di dalam Istana Topkapi



Wassalam,
Takbir

No comments: