Friday, June 17, 2011

Turki Trip - Pamukkale dan Hierapolis


Bus berangkat reguler dari Goreme ke Pamukkale, setiap hari pukul 20.00. Lama perjalanan sekitar 10 jam. Kami tiba di kota Denizli, dan oleh perusahaan busnya disediakan shuttle bus menuju Pamukkale. Sekitar 15 menit kemudian, saya tiba di Pamukkale. Supir shuttle bus menawarkan saya untuk stay di Mustafa Hostel. Single room, hanya 20 TL permalam. Yang paling murah dengan kamar yang bagus yang saya dapatkan selama travel di Turki. Lokasi Hostelnya juga berada tidak jauh dari pintu masuk Pamukkale travertine.

Travertine adalah istilah untuk wilayah dengan gunung kapur atau tanah kapur yang bentuk permukaannya dibentuk oleh sumber mata air mineral atau yang paling banyak oleh sumber mata air panas. Pamukkale travertine, adalah gunung kapur dengan sumber mata air panas. Area ini sudah dikenal sejak dulu sebagai tujuan wisata kesehatan dan penyembuhan. Berendam di air panas Pamukkale, dipercaya bisa menyembuhkan rematik, tekanan darah, penyakit kulit, mempercepat penyembuhan luka bekas operasi dan lain-lain. Biaya masuk area ini, 20 TL. Tidak semua bagian travertine sekarang yang dialiri dengan air dan dibolehkan untuk berendam.





Diatas Pamukkale travertine, adalah lokasi Hierapolis, kota Romawi kuno, sebelum dikuasai oleh Seljuk dan kemudian Ottoman. Reruntuhan benteng peninggalan Seljuk, yang dibangun diatas travertine.

Kota ini dinamakan Hierapolis karena sebelum dikuasai Romawi Kristen, di lokasi ini terdapat kuil Hiera, salah satu dewa bangsa Yunani. Ketika dikuasai romawi, berbagai bangunan dengan struktur khas Romawi dibangun di area ini. Antara lain teater, yang dibangun ulang dan diperbesar pada masa Kaisar Hadrian (117-138) dan baru benar-benar rampung pada tahun 206. Lebih dari 150 tahun kemudian.


Necropolis atau komplek pemakaman yang terletak di bagian utara Hierapolis. Terdapat berbagai bentuk makam. Makam-makam ini runtuh akibat gempa bumi. Setelah proses eskavasi, bagian-bagian dan peninggalan makam yang masih utuh kemudian dipindahkan ke museum.


Kuil Apollo. Apollo adalah dewa yang dianggap sebagai pelindung kota Hierapolis

Hamam Basilika. Hamam berarti tempat pemandian, yang dibangun pada masa romawi. Kemudian dijadikan basilika, setelah agama Kristen menjadi agama resmi kekaisaran Romawi. Umat Kristen awal dikatakan belum memiliki keahlian membangun gerejanya, dan disaat yang sama mereka memerlukan tempat untuk menjadi pusat penyebaran agama dan pelaksanaan ritual-ritual keagamaan. Maka hamam-hamam inilah yang diubah menjadi basilika. Bukan hanya di Hierapolis, di Aphrodisias, dan Ephesus juga, terdapat Hamam Basilika. Basilika yang awalnya adalah Hamam.


Dibelakang, Hamam Basilika terdapat hutan pinus, tempat burung-burung bersarang, saking banyaknya sarang burung, sehingga ketika berjalan mendekat kita bisa mendengar kicauan burung-burung tersebut, seakan-akan mereka sedang mengadakan lomba bernyanyi.

Frontinus Street. Dengan lebar 14 meter, jalannya ditutupi ubin dan batu yang sudah di ukur sedemikian rupa. Dikiri kanan jalan dengan deretan pilar, dulunya berupa rumah dan toko-toko serta gudang.


Latrine, yang berupa bangunan dengan deretan pilar yang direkonstruksi setelah rubuh akibat gempa.

Reruntuhan katedral utama kota Hierapolis. Di sini juga terdapat gereja yang dinamakan St. Philips sang Martir. St. Philips ini yang pertama menyebarkan ajaran Kristen di Hierapolis secara terang-terangan. Sebagai akibatnya dia ditangkap penguasa Romawi dan kemudian mati disalib. Untuk mengenang pengorbanan sang martir, dilokasi bekas tempat tinggalnya dijadikan gereja.

Gymnasium, komplek tempat para atlet dan prajurit di jaman Romawi berlatih

Gerbang selatan pintu masuk ke Hierapolis

Kolam Antik dengan air mineral. Para turis yang abis berendam di Pamukkale Travertine, berendam disini untuk membersihkan diri dari air kapur yang bikin kulit rasanya panas dan lengket.

Saya keliling Pamukkale dan Hierapolis selama 5 jam, dengan jalan kaki. Dari pukul 12.00 hingga 17.00. Terik matahari tidak terasa karena anginnya berhembus sepoi-sepoi, baru terasa ketika kembali ke Hostel dan mandi, kulit saya memerah terbakar, rasanya perih. Jangan lupa pake sunblock jika mengunjungi Pamukkale mendekati musim panas atau kulit anda terbakar kayak saya.




Wassalam,
Takbir

2 comments:

Dadang Sutrisno said...

assalamualaikum. pak akbar salam kenal, saya dadang dr gresik. pak, jika boleh tanya bapak bepergian keliling dunia ini ikut komunitas backpacker atao semuanya biaya pribadi pak ?

mohon saran jika memang bapak ikut backpacker, komunitas mana yg bisa untuk saya gabung ?

Unknown said...

Mau tanya,kalau kita strolling hierapolis dulu baru kemudian ke pamukkale bisa ga?